Tujuh Belas Tahun
Saya sempat rajin memposting milestone di hari ulang tahun Butet, mulai usia 10 sampai 13, di Facebook. Lengkap dengan foto di depan kue ultah dan kado-kado yang diterimanya. Sebelum itu? Satu album khusus ulang tahun. Sayangnya malah tak ada cerita.
Sesudah 13 saya mandeg. Butet sudah mulai protes, memastikan saya tak posting fotonya lagi di media sosial. Padahal foto yang saya pilih adalah yang tak memandang kamera. Pada saat yang sama, saya mulai lebih memperhatikan pentingnya menjaga privasi dan mulai mengunci foto-foto anak-anak di Facebook.
Milestone Butet di usia 14—berhasil melalui berbagai masalah di masa pandemi dengan berani—, 15—lulus collège dan masuk lycée—, dan 16—saat baru bisa makan kue dua hari sesudah ultahnya saking sibuknya masa ujian—tak tercatat. Padahal tentu saja ada banyak yang penting untuk diingat. Meski memang tak ada masuk koran seperti saat usia 12 dan 13.
Ada sih, sedikit catatan pencapaian Butet dan juga Ucok di tulisan rekap akhir tahun saya. Yang benar-benar penting saja. Tidak mencatat misalnya kado ulang tahun apa yang diminta dan diterima mereka. Kalau kue ultah, sepertinya sudah stabil ke Royal au Chocolat! Hahaha.
Mungkin sepele, tapi kado ulang tahun merupakan milestone tersendiri. Pragmatis, saya dan suami sepakat mengikuti kebiasaan orang Prancis yang menawarkan ke anak-anak untuk memberitahu kami, kado apa yang mereka inginkan. Tentu saja, dikabulkan atau tidak, itu urusan lain lagi!
Beberapa waktu yang lalu Facebook mengingatkan saya akan daftar permintaan kado pertama Butet yang dibuat secara tertulis. Sebelum itu, permintaannya berupa guntingan katalog mainan dari berbagai toko, seperti yang dibiasakan di sekolah saat membuat daftar permintaan ke Sinterklas. Kebetulan ulang tahun Butet jatuh di bulan Desember, dekat dengan periode Natal juga.
Saya sudah lupa sejak kapan permintaan kado Butet berubah menjadi email. Lengkap dengan url toko tempat membelinya, atau sekedar informasi bentuk barangnya.
Tahun ini, Butet meminta headset untuk mengganti headset-nya yang patah setiba di Indonesia Juli kemarin, sekotak spidol alkohol (saya tidak tahu apa istilah tepatnya dalam bahasa Indonesia) dan dua buku: satu buku tentang animasi, satu lagi artbook film Puss in Boots. Lalu papanya memberinya kado kejutan: sebuah syal kasmir.
Tahun ini kado-kadonya tak ada yang di berikan di hari-H. Semua, yang kebetulan dibeli online, langsung dibuka begitu sampai. Susah menyembunyikannya juga ke anak yang sudah besar begitu! Hahaha.
Sampai saat saya menulis ini, buku tentang animasi belum sampai. Buku berbahasa Inggris itu harus dipesan dari Inggris. Sejak Brexit, membeli dari Inggris terasa sulit. Padahal banyak buku berbahasa Inggris yang sulit didapat di Prancis.
Ya, Butet sudah 17 tahun. Sudah masuk usia dewasa untuk standar aturan Indonesia. Setahun lagi menuju dewasa standar Prancis. Sudah kelas 3 SMA, sudah bersiap untuk kuliah.
Semoga selalu sehat dan cantik lahir-batinnya; teguh dalam keimanan; diberi kelancaran, kemudahan, dan kesuksesan dalam setiap langkah terutama dalam beribadah; dilimpahi kebahagiaan dalam lindungan berkah-Nya. Aamiin ....
Comments
Post a Comment