Posts

Showing posts from March, 2022

Sambil Menanti Perginya Pandemi

Image
Pagi tadi saya ke swalayan. Wuih... Sudah berapa lama saya tidak ke swalayan ya?... Memang sejak hamil anak ke dua dan musti banyak berhati-hati, tugas belanja mingguan ke swalayan dialihkan ke suami dibantu si Ucok. Sekarang bayinya sudah 14 tahun. Tapi meski sebagian besar waktu tak ada Ucok sebagai asisten, kebiasaan yang sudah bagus itu tetap dipertahankan!... 😜 Swalayan langganan kami dekat. Hanya 350 meter saja dari rumah. Lumayan sekalian jalan-jalan.  Apalagi suhu hangat, dengan langit terselimut awan tipis saja.  Saya tak berencana belanja banyak juga. Hanya berjaga suami tak sempat belanja karena dia baru pulang Sabtu sore. Sedangkan swalayan hanya buka setengah hari saja di hari Minggu... Sampai di depan swalayan, saya berhenti untuk mengenakan masker... "Ah, vous aussi? Vous préférez de le garder?" seorang nenek menyapa saya. Dia pun begitu, memilih untuk tetap bermasker untuk memasuki swalayan meskipun pemerintah Prancis sudah tidak mewajibkannya lagi sejak 14 M

Menjelang Pemilu

Image
Mendung dari pagi. Meteo France memprakirakan hujan rintik. Ada beberapa tetes yang terasa, saat saya mengantar Butet ke halte. Tapi Butet memilih naik bus saja. Tak perlu diantar... Ternyata hanya hujan sebentar saat Butet di kelas. Bahkan saya tak merasakannya. Mungkin saat sedang pengajian. Atau memang beda cuaca di jarak yang hanya 2 km jauhnya... Saya pun bisa ke kota. Mengambil paket buku sekalian jalan-jalan sejenak. Memanfaatkan kesempatan, mumpung belum Ramadan juga... Menunggu bus, kami lihat papan kampanye pemilu presiden Prancis di bangunan di belakang halte. Memang di situ rutin digunakan sebagai tempat pemungutan suara... Pemilihan Presiden Prancis untuk tahap pertama diadakan tanggal 10 April nanti. Tak lama lagi. Tahap ke duanya direncanakan 24 April. Ya. Dua-duanya di hari Minggu... Pemilu yang semakin dekat, ditandai dengan ramainya kampanye. Para kandidat yang tadinya hanya berkutat di ibukota, tiba-tiba tertarik untuk mengunjungi segala penjuru negara. Dari pojok ko

Trilogi Scythe - Neal Shusterman

Image
Akhirnya, seminggu yang lalu, tuntas juga menghabiskan 837 halaman Le Glas (eng. The Toll ) buku ke tiga dari trilogi La Faucheuse (eng. Scythe ) karya Neal Shusterman  yang diterjemahkan ke dalam bahasa Prancis oleh Cécile Ardilly. Tiba saatnya untuk mencatat yang masih diingat, sebelum lupa... Serial ini sudah sempat saya singgung beberapa kali dalam tulisan di blog ini. Maklum lah, buku pertama dibeli sudah sejak setahun yang lalu. Bahkan sempat saya ulas di zoom KBK dan diarsipkan sebagai podcast segala... Distopia Trilogi ini berlatar di masa depan, di mana manusia hidup aman, nyaman, tentram secara merata. Tidak ada perang, tidak ada penyakit lagi. Bumi dikendalikan oleh superkomputer dengan inteligensia buatan yang sangat canggih bernama Thunderhead. Ditanamkan nanorobot di setiap manusia, yang bisa menyembuhkan segala sakit, dan bahkan mengendalikan emosi dari dalam. Dan bahkan, manusia bisa hidup selamanya... Ya, tidak ada kematian secara natural lagi! Kalau seseorang meras

Tentang Brevet

Hari ini ada lima e-mail dari sekolah Butet. Lima!!! Salah satunya salah kirim sih. Harusnya ke orang tua para mahasiswa --ya, yayasan sekolah Butet memang dari tingkat Kelompok Bermain hingga tingkat Diploma--, tapi malah terkirim ke saya juga. Akibatnya, ada satu mail lagi untuk mengoreksi kesalahan tersebut... Satu mail memberitahukan tidak adanya kelas tanggal 6 April nanti karena ada pertemuan pengajar. Satu mail lagi berisi angket untuk program jangka panjang yayasan... Nah, satu lagi, email yang pertama, adalah yang paling penting! Tahun ini adalah tahun terakhir Butet di college. Dan di akhir college, diadakan brevet, semacam ujian nasional.  Email ini mengingatkan tentang tanggal-tanggal penting yang berkaitan dengan brevet dan penjelasan mengenai brevet itu sendiri... Sebelum brevet, sekolah biasa mengadakan brevet blanc. Semacam pra-UN gitu lah, ya, kalau di Indonesia. Brevet blanc ini selain soal-soalnya disusun sekolah sendiri, Penjadwalannya juga diserahkan pada sekolah.

CEST 2022

Hari ini, Prancis dan juga negara-negara Eropa barat memasuki pewaktuan musim panas. Central Europe Summer Time, CEST. Setara dengan GMT+2... Pewaktuan ini berlaku dari hari Minggu terakhir bulan Maret, sampai nanti berganti lagi di hari Minggu terakhir bulan Oktober. Menjadi CET. Tanpa S. Tanpa daylight saving time. Menjadi setara GMT+1... Jam 2 pagi tadi, jam dimajukan ke jam 3. Hari berkurang satu jam. Inilah hari, dimana seharinya hanya 23 jam saja!... Ada yang berubah dengan aktivitas kami? Tidak ada! Karena hari Minggu juga ya. Nanti sore baru terasa, biasanya. Tak bisa tidur karena belum waktunya. Syukur-syukur kalau bisa bangun pagi sih ya... Memang pergantian jam ini sengaja diambil Minggu pagi untuk adaptasi itu. Bahkan sempat ada wacana dihapuskannya pergantian jam ini. Tapi sepertinya penerapannya entah kapan. Pemerintah masih sibuk mengurusi pandemi... Butet yang membayar puasa hari ini, tidak jadi berkurang puasanya. Hanya waktu sahurnya yang bisa sampai jam 6.15. Tapi ja

Kabar Menyenangkan di Hari Sabtu

Sabtu yang cerah... Dan ya! Kami di rumah saja!... Saya bangun agak siang. Tidur lagi sesudah sahur dan sholat Subuh tadi pagi.  Saya kembali menemani Butet bayar hutang puasa hari ini... Segera saya hangatkan kambing sisa menu makan malam kemarin untuk suami makan siang. Eh, dia malah bilang mau makan mi cup saja! Ya sudah...  Saya lanjutkan dengan mengurus cucian. Ada jemuran sejak beberapa hari yang lalu. Sudah ada cucian tadi pagi. Dan masih ada cucian mengantri siangnya... Saya sempatkan mencicil akuisisi laci lemari pakaian yang ditinggalkan Butet dan belum saya manfaatkan juga selain untuk menyimoan baju Ucok yang tak banyak. Lumayan. Bisa mengurangi keberantakan yang selalu tampak di ruang tamu kami... Baru terpikir untuk cek whatsapp. Padahal saya sudah cek telegram. Tumben-tumben. Tapi memang telegram lebih ke tanggung jawab sebagai pengurus KLIP sih... Ternyata di whatsapp ada dua berita gembira. Yang pertama, kabar sepupu kecil dari pihak suami saya yang mau menikah. Kecil,

Ketemuan

Pagi tadi, setelah berbulan-bulan lamanya, akhirnya saya bisa bertemu lagi dengan sahabat saya!... Tidak! Dia tak tinggal jauh dari rumah saya. Hanya kota tetangga. Sekolah anak kami pun berdekatan. Dan dia bekerja di kota, di mana saya ke sana hampir setiap minggunya... Memang karena kerja sahabat saya itulah kami sulit berjumpa. Saat libur dipakainya untuk mengurus ini-itu. Dan saya tak tega mengambil jatah istirahat atau kumpul keluarganya... Tapi saya sendiri bukannya tak mengambil bagian dari susah ketemu ini. Tak hanya kegiatan komunitas yang sulit saya tinggalkan, soal lutut yang membuat pergerakan saya mengalami keterbatasan, atau jadwal sekolah Butet yang tak pasti... Lalu soal suami yang wfh! Saya tak busa menerima tamu kalau suami bekerja di rumah. Tak cuma karena serunya obrilan kali bisa mengganggu kerjanya (baca: berisik), namun juga keberadaan suami saya mengganggu kebebasan kami menggosip! Eh? Hahaha... Dua minggu yang lalu, saat dia bilang sepertinya agak longgar mingg

Karnaval 2022

Hari ini karnaval di sekolah Butet. Acara yang tadinya diagendakan bulan Februari, bertepatan dengan mardi gras, selasa lemak, Selasa sebelum Rabu Abu di mana umat Katolik memulai puasa Paskah 40 harinya... Disebut mardi gras karena hari itu umat katolik menghabiskan stok makanannya. Stok yang berupa terigu, telur, dan susu kemudian secara tradisional diolah menjadi goreng-gorengan. Donat, waffle, keripik-keripikan, ... Makanan berlemak lah!... Karnaval di sekolah Butet diundur entah kenapa. Februari sudah ada pengumumannya. Kebetulan bertepatan dengan saat Butet stage. Kami tak memerhatikan pelaksanaan karnaval yang ternyata tak jadi diadakan. Tak ada pengumuman... Karenanya, tidak menyangka saat ada pengumuman diadakannya karnaval hari ini. Temanya film dan serial televisi. Butet langsung berpikir ke anime, tentu saja... Butet sempat berpikir untuk tak ikut karnaval saja. Pasalnya, dia ingin mengenakan kostum tokoh manga/anime Blue Period. Tapi kemudian merasa tak terlalu spesifik, k

Perburuan Manga Kolektor

Pagi tadi, saat bersiap pengajian saya iseng buka-buka website Fnac. Mencari Blue Period jilid 8 edisi terbatas kolektor yang jadwal keluarnya sudah seminggu yang lalu tapi tak kami temukan di mana pun. Dan ada! Manga tersebut tersedia di beberapa toko cabang Fnac di Prancis. Tapi tak tersedia secara online. Alias hanya bisa dipesan dan diambil langsung di toko-toko tertentu saja dengan layanan "Retrait 1H en magasin", 1 jam siap diambil di toko. Gratis biaya kirim. Malah dapat diskon 5% segala!... Masalahnya, saya malas sekali keluar hari ini. Sudah 2 Rabu berturut-turut saya berkencan dengan Butet di Cannes. Pengin ganti. Apalagi Rabu depan Butet selesai pukul 11. Sepertinya lebih nyaman jalan-jalan Rabu depan saja. Makan siang tak akan terlalu lambat... Saya cari-cari informasi mengenai pemesanan 1 jam ini. Sampai kapan barang akan disimpan untuk kita? Karena baru kali ini saya menggunakan layanan itu.  Sayangnya saya tidak menemukan informasinya... Biasanya saya memesan u

Mempertanyakan Dunia Literasi Indonesia

Pagi tadi dilaksanakan zoom KBK ke dua di tahun 2022. Sesuai dengan yang diagendakan di awal tahun, Selasa ke empat setiap bulannya. Semoga ke depannya tetap bisa terlaksana sesuai jadwalnya... Total ada 11 peserta. Tapi maksimal hanya 8 pada waktu yang sama. Ada yang datang di awal, ada yang datang di tengah, ada yang datang di akhir. Hmmm... Baru terpikir kalau hanya saya yang bertahan dari awal sampai akhir! Hahaha... Tapi tak mengapa. Memang begitu format pertemuan Klub Buku KLIP: ngobrol santai! Waktu yang dialokasikan selama 3 jam memang menghimpun kemungkinan adanya peserta yang ingin gabung, tapi tak bisa fulltime... Kami memerhitungkan juga waktu sholat yang berbeda dari WIT, hingga WIB. Karena waktu sesudah makan siang itu pendek. Sedangkan peserta KLIP tersebar di seluruh Indonesia. Bahkan dunia! Tidak mungkin menyesuaikan salah satu pewaktuan saja. Tidak adil, rasanya... Hari ini, zoom berlangsung 3,5 jam! Padahal hanya ada 4 presenter! Tapi ngobrol kami panjang sekali!...

Donasi Rambut

Image
Kemarin ekuinoks. Matahari tepat di atas ekuator. Seluruh belahan bumi mengalami 12 jam siang dan 12 malam. Belahan bumi utara memasuki musim semi... Seperti biasa, kami praktis di rumah saja. Kebetulan saya menemani Butet membayar hutang Ramadannya juga. Tapi saya sempatkan ke boucherie setelah sekian lama... Ya! Sudah lama sekali kami tak belanja daging langsung ke boucherie halal di kota. Entah sejak kapan kami memanfaatkan Uber Eats saja. Karena lutut yang sakit, cuaca yang tidak enak di hari Minggu, atau karena ada acara di kota. Kalau ada acara di kota, parkir suka penuh. Jadi malas kan!?... Di luar Minggu boucherie juga buka. Tapi saya masih belum berani ke sana sendiri. Takut tiba-tiba lutut kambuh. Mau apa saya nantinya? Makanya cuma berani menyetir sendiri sebatas pulang dari mengantar Butet sekolah. Belanja daging halal pun akhirnya hanya dari Uber Eats saja... Musim semi identik dengan bersih-bersih. Kami? Tetap malas-malasan! Hahaha... Tapi Butet minta potong rambut! Apa h

Trilogi Hujan Bulan Juni

Image
Saya mengenal Hujan Bulan Juni sebagai puisi. Saat mudik 2018 lalu, baru saya ketahui keberadaan novelnya. Itupun karena adaptasi filmnya di tahun 2017... Sayang sekali saya tak menemukan novelnya di toko buku. Sudah sempat menanyakan ke personil toko, yang sepertinya malah tidak mengenalnya. Sampai-sampai membuat saya jadi tak yakin keberadaan novelnya... Screenshot dari aplikasi iPusnas Entah kenapa saya baru kembali mencarinya di iPusnas. Dan kebetulan sekali langsung mendapatkannya. Yang saya baru saya ketahui belakangan, ternyata Hujan Bulan Juni ini merupakan trilogi! Beruntung, saya bisa mendapatkan ketiganya dengan cukup lancar!... Hujan Bulan Juni Screenshot dari aplikasi iPusnas Novel ini adalah buku pertama dari trilogi dengan judul yang sama. Bercerita tentang kisah cinta Pingkan dan Sarwono yang berbeda latar belakangnya... Keluarga Pingkan dari pihak ayahnya yang Manado, tidak menyetujui hubungannya dengan Sarwono yang Jawa asli. Untungnya kedua sejoli ini didukung oleh i

Kembali Kursus Piano

S etelah "kosong" 3 minggu, akhirnya Butet kembali kursus piano Jumat malam kemarin. Lima minggu malah, kalau menghitung libur sekolah musim dingin yang 2 minggu kemarin itu... Kursus "jarak jauh", tidak berjalan lancar. Butet sempat semangat, lalu mengkeret. Sudah lebih dari seminggu dia tak menyentuh piano sama sekali. Tentu saja menimbulkan kepanikan saat kemarin malam harus kembali ke kelas... Untungnya, Jumat dia selesai lebih cepat. Ada sedikit waktu untuk mengulang apa yang sudah sempat dipelajarinya dari lagu baru. Tapi tak sempat mempelajari materi yang diberikan gurunya hari Kamis... Gurunya sendiri seakan lupa. Kamis pagi mengirim kabar kalau PTM kembali diadakan. Tapi tutorial yang dijanjikan tak dikirim juga... Kalau saya tak berinisiatif menanyakan apa yg harus dicapai Butet sebelum kembali PTM, apakah bu guru mengirim materi baru? Entahlah... Butet laporan kalau semua lancar. Bu guru memintanya memainkan waltz-nya Beethoven, lagu yang diselesaikannya

Saat Butet Tak Mau Berpartisipasi di Kelas

Image
Kemarin, kami menerima rapor trimester ke dua Butet. Félicitations . Itu predikat yang diberikan kepadanya. Tidak ada ranking. Hanya ada nilai rata-rata kelas per bidang studi yang bisa dijadikan patokan untuk mengecek prestasinya. Plus komentar guru di tiap bidang studinya... Mention Mention félicitations diberikan pada siswa yang nilai rata-rata rapornya di atas 16 dari maksimal 20, standar penilaian di Prancis. Tapi dengan syarat bahwa semua guru bidang studi menyetujuinya. Karena hak untuk mendapatkan mentions ini bisa dicabut. Misalnya untuk anak yang nakal, atau sering berisik hingga mengganggu pelajaran di kelas, atau sebaliknya terlalu diam dan tak mau berpartisipasi di dalam kelas! Apakah kejadian? Tentu saja! Dari 32 siswa di kelas Butet --ya, kelasnya termasuk penuh!-- hanya ada 22 siswa yang mendapatkan mention . Tapi mungkin lebih baik tidak mendapat mention ketimbang mendapatkan mise en garde , mention peringatan bagi siswa yang dinilai amat sangat bermasalah? Meskipun

Keluarga

Image
Buat saya, istilah "keluarga" itu ada beberapa tingkatan. "Keluarga" saja saya pakai untuk level ayah-ibu dan adik-adik, juga keponakan-keponakan. Kebetulan saya dan suami sama-sama anak pertama... Level eyang, saya gunakan istilah "keluarga besar". Nah, di atasnya, lagi masih ada "keluarga sangat besar". Yaitu level eyang buyut... Dan siang tadi, saya mengikuti pertemuan keluarga sangat besar dari pihak ibu mertua. Keluarga dari eyang putra suami saya. Karena tentu saja, keluarga sangat besar ini ada 8 cabangnya!... Silaturahmi Menyambut Ramadan Pertemuan yang diadakan via zoom ini, selain untuk silaturahmi keluarga, juga untuk menyambut Ramadan. Acara dijadwalkan mulai pukul 19.00 WIB.  Waktu yang pas, bagi anggota keluarga yang berada di Eropa. Agak lambat untuk yang berada di Australia. Ya! Keluarga sangat besar kami cukup tersebar di dunia... Pada prakteknya,  acara baru dimulai 30 menit kemudian. Menunggu  Isya di Indonesia.  Memang sengaja

Rabu Standar

Hari ini dua tahun yang lalu, Prancis menutup sekolah-sekolahnya. Anak-anak belajar secara jarak jauh di rumah. Ini adalah keputusan menyangkut pandemi yang paling cepat dicabut. Karena ternyata banyak menimbulkan efek negatif; stress pada anak, resiko putus sekolah yang meningkat, ... Tapi kalau siang ini Butet tidak sekolah, itu normal saja. Hari Rabu memang sekolah hanya setengah hari saja untuk tingkat SMP dan SMA. Anak TK dan SD bahkan libur sama sekali! Eits, jangan iri! Perhitungkan bahwa jam belajar mereka di hari Senin, Selasa, Kamis, dan Jm'at adalah dari jam 8.30 hingga 16.30! Itupun kalau tidak dititipkan ke penitipan di sekolah karena menyesuaikan jam kerja orang tuanya. Anak Prancis bisa tinggal di sekolah mulai jam 8 pagi hingga jam 6 sore! Siang ini kami berkencan di kota. Butet penasaran karena minggu lalu hanya mendapatkan satu es mochi kesukaannya. Dia ingin mencari Indomie goreng juga... Saya masih belum berani menyetir jauh. Belum berani ke toko Asia yang lebih

Abandonner un chat - Haruki Murakami

Image
Sebelum libur sekolah yang lalu, Butet menanyakan apakah saya memiliki buku yang bertema perang. Atau kalau tidak, buku biografi. Dua tema itu yang dimintakan guru bahasa Prancisnya sebagai bahan bacaan selama libur sekolah, untuk dibahas saat kembali sekolah kemarin... Buku bertema perang, kebetulan ada beberapa. Kalau biografi, saya tak punya sama sekali!... Saya bukan penggemar buku non fiksi. Apalagi biografi. Tak terpikir sama sekali untuk membelinya. Mungkin karena belum ada tokoh yang menurut saya layak dipelajari riwayat hidupnya? Lalu terbitlah buku Abandonner un chat: Souvenirs de mon père karya Haruki Murakami ini! Biografi Chiaki Murakami Sudah lama Haruki ingin menulis tentang ayahnya. Tapi tak tahu mulai dari mana. Sampai kemudian dia teringat akan suatu hari di mana mereka pergi berdua untuk membuang kucing.  Dari cerita tentang kucing itulah, mengalir tulisan mengenai ayahnya...  Buku ini merupakan esai yang berisi semacam biografi Chiaki Murakami, ayahanda dari Haruki