Ketemuan

Pagi tadi, setelah berbulan-bulan lamanya, akhirnya saya bisa bertemu lagi dengan sahabat saya!...

Tidak! Dia tak tinggal jauh dari rumah saya. Hanya kota tetangga. Sekolah anak kami pun berdekatan. Dan dia bekerja di kota, di mana saya ke sana hampir setiap minggunya...

Memang karena kerja sahabat saya itulah kami sulit berjumpa. Saat libur dipakainya untuk mengurus ini-itu. Dan saya tak tega mengambil jatah istirahat atau kumpul keluarganya...

Tapi saya sendiri bukannya tak mengambil bagian dari susah ketemu ini. Tak hanya kegiatan komunitas yang sulit saya tinggalkan, soal lutut yang membuat pergerakan saya mengalami keterbatasan, atau jadwal sekolah Butet yang tak pasti...

Lalu soal suami yang wfh! Saya tak busa menerima tamu kalau suami bekerja di rumah. Tak cuma karena serunya obrilan kali bisa mengganggu kerjanya (baca: berisik), namun juga keberadaan suami saya mengganggu kebebasan kami menggosip! Eh? Hahaha...

Dua minggu yang lalu, saat dia bilang sepertinya agak longgar minggu ini, saya langsung mengundangnya ke rumah. Langsung merencanakan mau masak apa. Bahkan meminta suami mengatur agar dia business trip saja dan jangan wfh! Hahaha...

Tapi seminggu yang lalu dia berkabar. Ternyata harus menggantikan rekannya yang absen karena covid. Batallah rencana ketemuan santai kami...

Dia menawarkan untuk bertemu Jumat. Karena Jumat suami kerja di rumah, saya tawarkan untuk bertemu di boulangerie yang tak jauh dari rumah...

Memang sengaja kami ambil tempat yang bisa dijangkau dengan jalan kaki untuk saya. Sahabat saya mengetahui kondisi lutut saya yang bisa kambuh sewaktu-waktu. Kalau hanya 200 meter, dengan lutut sakit pun masih bisa jalan lah...

Kami sepakat ketemuan meski cuma sebentar. Daripada menunggu lagi dan ternyata malah kehilangan kesempatan kan!?...

Kami sarapan bersama. Mengambil paket minuman panas dan viennoiserie. Pilihannya hanya croissant atau pain au chocolat. Kami memilih pain au chocolat. Kopi untuk sahabat saya, coklat panas untuk saya...

Sarapan kami molor sampai jam 2 siang! Saya tawarkan untuk makan sandwich di sana, tapi sahabat saya menolak. Mau olah raga, katanya, sebelum waktu menjemput anak-anak...

Kalau ketemuan, kami memang sering mengambil waktu seharian. Dari sesudah mengantar anak-anak sekolah, sampai saatnya menjemput. Tapi ya lumayanlah tadi. Cukup untuk mengobat rindu. Sambil menunggu kesempatan berikutnya untuk bisa kembali bertemu...


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah