Saat Butet Tak Mau Berpartisipasi di Kelas

Kemarin, kami menerima rapor trimester ke dua Butet. Félicitations. Itu predikat yang diberikan kepadanya. Tidak ada ranking. Hanya ada nilai rata-rata kelas per bidang studi yang bisa dijadikan patokan untuk mengecek prestasinya. Plus komentar guru di tiap bidang studinya...

Mention

Mention félicitations diberikan pada siswa yang nilai rata-rata rapornya di atas 16 dari maksimal 20, standar penilaian di Prancis. Tapi dengan syarat bahwa semua guru bidang studi menyetujuinya. Karena hak untuk mendapatkan mentions ini bisa dicabut. Misalnya untuk anak yang nakal, atau sering berisik hingga mengganggu pelajaran di kelas, atau sebaliknya terlalu diam dan tak mau berpartisipasi di dalam kelas!

Apakah kejadian? Tentu saja! Dari 32 siswa di kelas Butet --ya, kelasnya termasuk penuh!-- hanya ada 22 siswa yang mendapatkan mention. Tapi mungkin lebih baik tidak mendapat mention ketimbang mendapatkan mise en garde, mention peringatan bagi siswa yang dinilai amat sangat bermasalah?

Meskipun sama-sama mendapatkan félicitations seperti trimester pertama, nilai Butet relatif turun. Tapi saya lihat nilai rata-rata kelasnya pun turun. Dan Butet sering cerita bahwa nilai teman-temannya pun turun. Termasuk sahabatnya yang mendapatkan mention excellence

Ya, masih ada excellence di atas félicitations. Excellence diberikan kepada siswa yang meraih nilai 18! Hanya dua orang yang meraih nilai ini. Salah satunya tidak mendapatkan mention karena berisik di kelas!

Nilai Butet bukan yang terbaik di kelasnya. Apakah masuk 3 besar? 5 besar? 10 besar? Tak penting untuk saya. Yang penting adalah bahwa nilainya lebih tinggi dari rata-rata kelasnya. Kecuali ... kecuali bidang-bidang yang memang tak dikuasainya!

Ya, saya tidak memaksakan Butet --dan juga Ucok dulu-- untuk menjadi yang terbaik di segala bidang. Kalau bisa, oke. Kalau memang tak bisa, yang penting sudah berusaha semaksimalnya...

Kadang kala nilai juga tidak bisa menggambarkan kemampuan anak yang sebenarnya. Saat hanya ada satu kali evaluasi, kita tidak bisa benar-benar menjadikannya dasar untuk mengukur. Bisa jadi hari itu dia sedang tidak fit, misalnya. Kita tidak bisa menuntut anak untuk selalu prima di setiap saat, kan!?...

Lima Pelajaran Bahasa

Tapi ada yang pantas dicatat dari rapor Butet kali ini!... 

Butet mengikuti 5 pelajaran bahasa sejak kelas 7: Bahasa Prancis, Bahasa Inggris --bahasa asing wajib--, Bahasa Inggris khusus kelas Eropa (anglais section européenne) --karena Butet masuk dalam kelas Eropa--, bahasa Jerman --bahasa asing wajib pilihan--, dan bahasa Latin --pelajaran tak wajib--. Bahasa Prancis tak masalah. Nah, empat yang lain, trimester ini agak-agak ekstrim!...

Setiap akhir trimester, sebelum penerbitan rapor, diadakan conseil de classe. Di sini guru-guru yang mengajar di satu kelas tertentu berkumpul, membincangkan siswa satu per satu. Ya! Satu per satu!

Mungkin perlu saya informasikan juga bahwa selain wali kelas dan guru-guru pengajar, conseil de classe ini juga dihadiri oleh 2 orang perwakilan wali murid, dan 2 wakil siswa (délégué de classe), 1 laki-laki dan 1 perempuan...

Dari temannya yang délégué, diceritakan bahwa di conseil de classe kemarin ada komentar yang cukup bertentangan dari beberapa guru mengenai Butet. Ada guru-guru yang menyatakan bahwa Butet aktif di kelas, ada yang sebaliknya menyatakan terlalu diam, tak mau berpartisipasi. Kebetulan di rapor, 4 bahasa di luar bahasa Prancis letaknya berturutan. Terlihat beda apresiasi guru terhadap partisipasi Butet di kelas...

Begini kurang-lebih terjemahan untuk tiap barisnya:

  1. Nilai yang bagus. Namun disayangkan tidak adanya partisipasi sukarela selama trimester ini. Berbicara adalah bagian dari belajar bahasa, saya mengharapkan usaha di trimester berikutnya.
  2. Trimester yang bagus.
  3. Kemajuan yang bagus. Siswa tampil sangat baik selama evaluasi lisan.
  4. Usaha yang serius dan sangat memuaskan, tetapi disayangkan kurangnya partisipasi dalam lisan.

Terluhat di sini dua komentar di nolir 1 dan 4 yang menyatakan bahwa Butet kurang berpartisipasi dalam lisan. Namun tampil sangat baik dalam evaluasi lisan di nomor 3!...

Dengan komentar-komentar itu, Butet masih meraih nilai di atas rata-rata kelas. Kecuali satu! Gurunya sepertinya merasa bahwa Butet sengaja tidak aktif di kelasnya. Dia memberikan nilai 4! EMPAT dari 20 untuk nilai partisipasi. Jelas saja menjatuhkan nilainya. Meski tetap nilai akhirnya di atas 14!... Ya, nilai rata-rata kelasnya memang bagus!...

Krisis Remaja

Memang selain tugas dan ujian, ada nilai partisipasi di kelas. Dan nilai ini, sering kali menurunkan keseluruhan nilai Butet dengan sifat pemalunya. Tapi kalau sampai memberi nilai 4/20, saya rasa ada unsur guru yang ingin memberi pelajaran pada Butet, melihat bahwa dari komentar guru-guru rekannya, Butet sebenarnya berpartisipasi aktif di pelajaran-pelajaran lainnya!

Dan Butet memang mengaku sengaja. Dia tak suka cara mengajar guru satu itu. Kalau tahun lalu saat protes terhadap guru matematikanya dia memutuskan untuk mogok belajar, kali ini dia memilih untuk tak berpartisipasi di kelas. Menunjukkan ke gurunya bahwa dia masih bisa meraih nilai bagus meski tanpa berpartisipasi. Karena memang itulah yang diulang-ulang gurunya di kelas: untuk bisa mendapatkan nilai yang bagus, siswa harus berpartisipasi! Dan Butet ingin membuktikan sebaliknya! Dan cukup berhasil...

Ini sudah pernah dilakukan sebelumnya. Pelajaran bahasa Prancis di 6e (setara kelas 6). Sama juga. Guru menekankan perlunya partisipasi aktif agar bisa mendapatkan nilai bagus. Memang dalam belajar bahasa kan practice makes perfect. Tapi karena diulang-ulang, Butet berontak!...

Saat kelas 6 itu bahkan gurunya mengusulkan untuk mencabut mention félicitation untuk Butet. Tapi karena guru-guru lain tak setuju, mention tetap diberikan. Tambah kesallah gurunya pada Butet!... Bisa dibayangkan kan!?... 

Walau ada geli dalam hati, saya tidak mendukung Butet. Keteguhannya untuk tidak berpartisipasi bisa dinilai dengan ekspresi tidak menghargai guru. Padahal tidak demikian. Buktinya nilai-nilainya selalu bagus dan tugas-tugas tertulisnya selalu mendapat pujian. Hanya saja, dia tau mau bicara di kelas karena merasa dipaksa untuk itu!...

Saya minta Butet untuk berpartisipasi di kelas meski minimalis. Saya minta dia menunjukkan penghargaannya. Saya minta dia berusaha untuk lebih banyak berpartisipasi walau dengan alasan yang kurang lurus sekalipun: agar nilai kelulusan SMP-nya nanti lebih bagus!

Sepertinya krisis remajanya belum usai...

Tapi bisakah Anda menebak, untuk pelajaran bahasa apa, masing-masing baris appreciation tadi?


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah