Posts

Showing posts from April, 2022

Ramadan 2022 Hari 29

Sekitar jam 7 sore tadi, sudah diumumkan bahwa Idulfitri tahun ini jatuh pada hari Senin, 2 Mei. AlhamduliLlaah... Masih ada kesempatan satu hari Ramadan lagi... Masih? Atau tinggal? Tak terasa hanya tersisa sehari lagi Ramadan. Targetan khatam hanya tercapai setengahnya. Yah, tak apa lah. Niat dilanjutkan dengan menjaga konsistensi meski Ramadan sudah usai. Yuk yuk, semangat! Jangan kendorrr!... Hari ini kam di rumah saja. Menyiapkan segala hal untuk perjalanan kami ke Marseille yang akan dimulai besok pagi. Hotel sudah dipesan sejak beberapa hari yang lalu, kami memesan tiket kereta. Sambil berpikir bagaimana cara ke stasiunnya secara besok 1 Mei. Tak ada bus di kota kami!... Di Marseille pun begitu. Tak ada bus, tak ada metro. Karenanya kami mencari hotel yang bisa diraih dengan berjalan kaki saja dari stasiun kereta api Saint Charles. Jalan kaki yang tidak memberatkan, tentunya. Karena besok masih puasa, kan!?... Sebenarnya kami mencari hotel yang dekat dengan konsulat. Tapi sejak

Ramadan 2022 Hari 28

Butet kembali sekolah lagi. Mulai jam 8 pagi. Semangat, dia... Baguslah! Tapi saya menawarinya untuk mengantarnya bermobil. Dan dia menerima... Semalam, dia baru tidur lewat tengah malam. Masih ada tugas yang harus dikerjakan untuk hari ini. Lalu dia menyusul saya ke kamar. Papanya baru akan pulang malam ini. Dia mau tidur sama saya saja. Tidak langsung tidur, tentu saja. Cerita dulu panjang-lebar tentang pengalamannya... Karenanya saya kasihan juga kalau dia harus naik bus dan jalan kaki lagi ke sekolah. Apalagi dengan naik bus, dia masih bisa mengulang hafalan puisi Bahasa Jermannya. Makanya saya merasa ikut andil saat dia laporan mendapatkan nilai 19/20!... Beda ceritanya saat waktunya berangkat kursus piano!  Satu-satunya yang memotivasinya untuk berangkat adalah karena dia tak mau ada kursus tambahan di luar yang dijadwalkan!... Guru piano Butet ini semangat sekali. Saat liburan kemarin, beliau mengadakan kursus pengganti saat beliau absen karena terkilir kakinya. Yang tentu saja

Ramadan 2022 Hari 27

Hari ini saya terlambat bangun sahur. Weker sudah saya nyalakan setengah jam sebelum Subuh. Toh tinggal memanaskan. Dan saya makan sendirian. Tak perlu mengalokasikan waktu manggil-manggil dan menunggu... Seperti biasa, saya snooze 5 menit, lalu tidur lagi. Terbangun beberapa kali, kok lama ya? Tapi entah mengapa saya tak tertarik melihat jam. Sampai suatu saat, jam dinding menunjukkan pukul 5 lebih! Cepat panaskan nasi dan lauknya. Tak sempat menyajikan. Langsung ambil saja dari dapur dan bawa piring berisi makanan saja ke meja. Makan cepat. Dan tak banyak-banyak. Padahal sudah saya takar nasi yang tinggal buat dua kali makan. Sahur pagi ini dan besok pagi. Tak ada waktu!... Alarm tanda imsak yang saya set 5 menit sebelum Subuh sudah berbunyi dan saya belum selesai makan. Lekas selesaikan, minum dua gelas air putih. Tak sempat membuat teh manis ataupun makan kurma. BismiLlaah, niat berpuasa, dan azan Subuh terdengar... Sesudah salat, saya buka hp untuk tilawah. Ada 2 e-mail! Rupanya s

Ramadan 2022 Hari 26

Hari Rabu, hari pengajian. Tak ada piket KLIP karena sedang dalam masa liburan... Pengajian relatif lancar, kecuali bahwa ada masalah dengan file presentasi ustazah. Sayangnya beliau tak sempat mengirimkan back up. Jadi tak bisa diasisteni... Hari ini resmi satu keluarga yang hanya terdiri dari 4 anggota terpisah di 4 kota. Salah satunya malah di negara yang berbeda. Cannes, Nimes, Toulouse, Visby.  Aneh sekali rasanya di rumah sendirian. Terutama saat malam tiba!... Hari ini jadwal Butet adalah mengunjungi kota Nimes. Semoga dia tidak kelelahan. Saat jam sahur, saya lihat di whatsapp bahwa dia masih online setengah 2 pagi! Katanya sih semua berjalan baik meski dia tak cerita, dan saya juga tak menanyakan detilnya saat kami bertukar pesan sore tadi. Besok saja kalau sudah bertemu. Biarkan dia puaskan bersama teman-temannya... Memang baru kali ini saya  di rumah   sendirian. Biasanya selalu ada minimal salah satu anak. Minimal malam hari. Meski tidur di kamar masing-masing, saya tidak s

Ramadan 2022 Hari 25

Butet berangkat study tour selama 3 hari ke depan. Sekolah meminta berkumpul antara 5.30-5.45. Mau berangkat jam 6 pagi, katanya. Biar jam 10 sudah bisa langsung memulai kunjungan ke Teater Antik di kota Orange... Memang tujuan perjalanan kali ini adalah mengunjungi peninggalan sejarah yang berhubungan dengan Romawi. Dengan kebudayaan Latin. Karena memang diadakan untuk kelas bahasa Latin... Peserta perjalanan ini adalah anak-anak 3e (kelas 9) yang mengikuti pelajaran bahasa Latin bersama guru yang bersangkutan. Ada 3 kelas yang diajarnya. Tapi keseluruhan peserta hanya 30an siswa!...  Kami berangkat sesudah salat Subuh. Perjalanan lancar. Masih pagi juga. Kami sampai di depan sekolah tepat 5.45. Saya turunkan Butet dan papanya kemudian lanjut ke tempat parkir umum... Saat sampai kembali ke depan sekolah, tepat saat Butet diminta masuk ke dalam bus! Rupanya dia yang datang terakhir!... Waaah... Memang kelas bahasa Latin ini terdiri dari anak-anak yang rajin. Kalau tidak, ya tidak akan

Ramadan 2022 Hari 24

Rentrée de printemps. Kembali sekolah setelah libur musim semi... Butet ke sekolah naik bus. Sesuai kesepakatan, selama Ramadan, jika dia tak puasa, dia ke sekolah naik bus sendiri. Saya hanya mengantarnya sampai halte. Dan dia senang-senang saja. Asal masuknya mulai jam 8. Sudah hafal dengan jadwal busnya... KLIP memasuki masa libur. Tapi memang saya sedang masa jeda podcast juga. Mustinya, besok adalah saatnya zoom KBK.  Selasa  ke empat di setiap bulannya... Tak ada pekerjaan, membuat kurang produktif. Apalagi ada rasa mengatuk setelah sahur langsung nyambung hingga mengantar Butet berangkat. Sempat online sebentar, membalas pesan-pesan, lalu saya memilih berbaring jam 8 meski baru tertidur menjelang jam 9... Harusnya saya mencicil menyetrika pakaian yang akan dibawa suami besok malam. Tapi malas sekali rasanya. Saya malah memilih menulis. Meneruskan ulasan buku Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin-nya Tere Liye yang sebenarnya sudah saya mulai beberapa hari yang lalu. Sampai-

Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin - Tere Liye

Image
Setelah membaca dan menyukai Hujan , saya meminta teman-teman untuk merekomendasikan buku Tere Liye yang lain. Tentu saya menolak serial yang bisa sampai 11 buku itu! Bukan cuma kebanyakan, tapi juga ketidaktersediaannya di iPusnas. Dan saya masih belum ingin membeli buku Tere Liye! Apalagi dari Prancis sini... Salah seorang teman menyebutkan buku  Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin. Saya lihat ada di iPusnas. Tentu saja mengantri lama!... Foto : iPusnas Kisah Sukses Anak Jalanan Daun yang Jatuh menceritakan tentang perjalanan Tania, seorang anak yang terpaksa harus mengamen di jalanan bersama adiknya Dede setelah ayahnya meninggal dan ibunya sakit-sakitan. Suatu hari mereka bertemu dengan Danar yang kemudian menjadi malaikat penolong bagi kakak beradik itu... Danar menyekolahkan dan membantu ekonomi keluarga mereka. Danar yang menampung dan membesarkan mereka saat kemudian sang ibu meninggal dunia. Danar sudah menjadi keluarga bagi Tania dan Dede... Semakin besar, Tania semakin

Ramadan 2022 Hari 23

Hari Minggu. Hari terakhir libur sekolah musim semi. Saatnya Butet panik mengerjakan tugas, saatnya mama bersitegang... Hahahaha... Nggak segitunya sih... Saya biarkan saja Butet mengatur sendiri pengerjaan tugas-tugasnya. Selama ini lancar-lancar saja. Pernah sekali-dua lupa. Buat saya tak mengapa, asal tak sering-sering saja. Namanya juga manusia kan!? Saya serahkan pada gurunya untuk menghukumnya... Saya sempatkan menyelesaikan setrikaan pakaian yang akan dibawa Butet untuk study tour. Tak banyak. Hanya tiga hari dua malam saja. Apalagi cuaca sudah tak dingin. Tak perlu membawa ganti baju hangat segala... Butet malah masih ragu, mau membawa koper kabin atau cukup dengan ranselnya. Mau dilihat lagi setelah perlengkapannya terkumpul semua... Menyetrika. Pekerjaan yang tak menyenangkan. Untung cuaca cerah menaikkan suasana hati. Padahal dini hari tadi, geledek menyambar-nyambar. Keras sekali. Sempat khawatir Butet ketakutan. Tapi tak ada pergerakan. Dan menjelang saatnya sahur, semua m

Ramadan 2022 Hari 22

Hari ini Hari Buku. Perpustakaan daerah kami memperingatinya dengan mengadakan kembali Club Lecture! Secara offline! Buku yang dibahas adalah Klara et le soleil. Ya, Klara and The Sun yang versi asli bahasa Inggrisnya saya mintakan sebagai hadiah ulang tahun yang lalu. Dan bahkan sudah sempat saya tuliskan ulasannya ... Saat menelepon mendaftar, petugas perpustakaan seperti biasa menawarkan untuk meminjam bukunya. Versi bahasa Prancis, tentunya. Tapi saya tolak. Pengin juga sih, baca lagi dalam bahasa Prancis. Tapi saya malas mengambilnya ke perpustakaan. Lagipula, tak yakin saya sempat membacanya... Dan benar saja! Jangankan untuk membaca satu buku utuh. Untuk membaca cuplikan gratisnya di Google Books pun saya baru sempat menyelesaikan jam 1an siang tadi. Baru mulai kemarin sih, memang... Sebulan ini tak berhenti membaca buku. Dan karena buku meminjam dari iPusnas, tentu saja, dikejar waktu. Dan kemarin, saya memilih menonton film Remains of The Day yang diadaptasi dari novel Kazuo I

Ramadan 2022 Hari 21

Hari resmi terakhir libur sekolah musim semi. Butet tak bisa tidur pagi lagi... Saya pikir dia sudah tidur. Karena tak terdengar sama sekali sampai saya mulai memejamkan mata jam 7 pagi tadi. Biasanya saya tak nyenyak tidur. Suara sedikit saja bisa membangunkan saya. Tapi rupanya pagi ini saya lelap sekali... Saat bangun menjelang jam 11, Butet langsung menghampiri saya. Segar-bugar. Katanya, dia datang berkali-kali ke ruang tamu. Mondar-mandir. Tapi saya tak terbangun!... Sepertinya memang saya sempat mendengar suara langkahnya. Tapi dengan cepat saya kembali terlelap. Jangankan untuk bangkit dan pindah tidur ke kamar. Untuk sekedar menyapa saja sepertinya tak ada tenaga... Subuh memang makin cepat saja. Pagi tadi, 4.25 sudah azan. Padahal Butet susah berganti ritme. Dia masih saja tak bisa tidur sebelum tengah malam. Tentu saja dia mengajak saya ikut berjaga. Meski akhirnya saya biarkan dia menari tengah malam sendiri. Saya sudah mengantuk sekali... Bagaimana tidak? Bangunnya saja ja

Ramadan 2022 Hari 20

21 April. Hari Kartini... Seorang teman bertanya dalam grup, apakah para anggota grup merayakannya? Saya jawab tidak. Dan bahkan saya tak tahu bagaimana merayakannya. Yang lain memberikan jawaban senada... Lalu diskusi pun bergulir. Mengapa memperingati Hari Kartini? Mengapa Kartini? Mengapa bukan Dewi Sartika atau Cut Nyak Din? Pembicaraan meluas. Kalau Kartini bukan bangsawan, apakah dia bisa semaju itu pemikirannya? Kalau dia tidak sekolah, apakah bisa seterbuka itu pemikirannya? Apakah artinya orang yang bisa pintar pada zaman itu hanyalah orang kaya saja? Tapi toh pada kenyataannya tak semua bangsawan terbuka wawasannya. Tak semua orang kaya cerdas pemikirannya. Tak semua orang menjadi Kartini! Kami sepakat berkesimpulan bahwa Kartini memang istimewa. Kecerdasannya, keingintahuannya, kegigihannya, kepeduliannya. Terutama tentunya adalah bahwa dia menulis!... Tak menutup kemungkinan bahwa banyak orang di zaman itu yang berpikiran sama, atau bahkan lebih maju, ketimbang Kartini. Tap

Ramadan 2022 Hari 19

Rabu, hari pengajian MPP dan piket KLIP. Semua lancar. Saya sudah memasang alarm untuk mengingatkan saatnya menutup telegroup Klipers. Piket terakhir sebelum libur lebarannya KLIP yang ternyata belum jelas batasannya... Rupanya Butet tak bisa tidur sesudah Subuh. Tapi saya tak tahu. Saya sendiri baru kembali tidur jam setengah 8an. Dan sebelum saya tertidur, Butet tak keluar kamar. Saya pikir dia tidur juga... Ternyata saat bangun jam 9, saya lihat Butet sudah aktif menggambar di depan komputernya!... Butet tak banyak pergerakan sepanjang saya pengajian. Hanya saya ingat dia keluar kamar sekali saja. Mungkin ke kamar mandi. Selesai pengajian, saya tengok ke kamar. Sepi. Rupanya dia nyenyak. Padahal jendela sudah terlanjur dibuka. Tapi memang langit mendung dan suhu udara dingin juga. Jadi enak buat tidur. Padahal kemarin kami jalan-jalan hanya dengan jaket jeans saja... Ya sudah, saya biarkan saja. Kasihan juga. Ramadan makin panjang saja... Butet baru saya bangunkan menjelang Asar. Ta

Hobi: Mendengarkan

Image
Zaman masih anak-anak dulu, suka saling mengisi biodata di buku kenangan antar teman. Kalau ditanya apa hobi saya, jawabannya klasik; membaca. Kalau sekarang, mungkin ditambah menulis? Tapi untuk Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan April 2022 yang bertema Aktivitas Favorit Mamah ini, rasanya tak asik kalau memberikan jawaban klasik. Bagaimana kalau saya ceritakan hobi yang lain: mendengarkan!? Bukan Nguping Mendengarkan di sini bukan nguping lho ya! Mendengarkan di sini adalah dalam artian mendengar dengan sungguh-sungguh dan penuh perhatian, apa yang dikatakan atau diceritakan orang lain kepada kita...  Ya! Saya suka mendengarkan. Tak hanya suami dan anak-anak sebagai objeknya. Tak hanya keluarga dan teman dekat. Tak hanya teman jauh. Tapi bahkan orang yang tak kenal pun saya dengarkan... Entah mengapa, orang seperti melihat bahwa saya suka mendengarkan. Beberapa kali --untuk tak mengatakan sering-- saya tahu-tahu disapa di jalanan. Dari sekedar halo apa kabar klasik, pembic

Ramadan 2022 Hari 18

Sukses bangun siang! Sudah terbangun setengah 10an. Seperti ada yang mengetuk pintu. Tapi cuma tok tok dan setelah saya tunggu, tak ada ketukan lain. Mungkin dame de menage, ibu-ibu cleaning service, yang mengetukkan gagang pelnya ke pintu kami secara tidak sengaja. Saya pun kembali tidur lagi... Saya tetap di sofa sampai tengah hari. Akhirnya bosen juga berdiam diri, melihat-lihat gawai, dan hanya bangun untuk ke kamar mandi saja... Bangun, buka jendela, dan duduk depan laptop. Heu, sama saja ya!?... Butet baru bangun menjelang jam 3. Padahal dia ingin jalan-jalan ke kota, hari ini. Tapi memang kami pada dasarnya berencana pergi setengah 6. Sesudah Asar. Biar pulang tak jauh dari Maghrib... Beberapa hari yang lalu, saya memenangi kuis facebook yang diselenggarakan bioskop di kota kami. Hadiahnya map Detektif Conan! Memang Jumat lalu biskop itu menyelenggarakan premier film Detektif Conan yang baru. Sayangnya jam tayangnya jam 8 malam. Terlalu malam untuk saya dan Butet pulangnya... Ha

Ramadan 2022 Hari 17

Akhirnya, selesai juga urusan podcast! Bangun sih, tetap kesiangan. Merasa toh tinggal publish saja. Tapi tetap saja lama. Seperti biasa, di bagian memilih musik latarnya!... Kali ini agak susah. Biasanya, saya memegang tema buku dan dicocokkan dengan tema musik yang tersedia di Anchor. Buku yang lucu, dramatik, suspense, dipasangkan dengan tema ceria, melankolis, atau curious... Pegangan saja... Tidak selalu akhirnya benar-benar dipakai demikian... Misalnya buku yang sedih tak akan saya pasangkan dengan musik melankolis kalau suara preseternya terlalu lembut dan debit ngomongnya terlalu lambat. Saya takut pendengar akan mengantuk. Apalagi kalau rekamannya panjang!... Memang, semua itu nanti kembali ke selera. Tapi mau gimana lagi. Harus ada pegangan, kan!? Kalau tidak saya bisa terperangkap pada pilihan musik yang cukup banyak. Atau sebaliknya, mengambil musik yang itu-itu saja... Karenanya, belakangan saya membiasakan mencatat musik latar yang saya gunakan. Minimal saya tak akan meng

Ramadan 2022 Hari 16

Memasuki paruh ke dua bulan Ramadan. Hari Minggu. Kami di rumah saja... Butet sendiri sudah beberapa kali menolak saya ajak keluar rumah. Malas, katanya, keluar jalan-jalan saat puasa. Tidak bisa minum dan ngemil setelahnya. Karena memang pada dasarnya kami buka tipe yang suka jajan saat jalan-jalan. Jadi ngemilnya ya sesudah sampai di rumah kembali... Dan hari ini, saya tidur hampir seharian!!! Ceritanya, pagi sesudah Subuh saya tak langsung tidur. Baru mulai tidur menjelang jam 8. Saya pikir, saya bisa bangun lebih siang lagi karena toh hari Minggu. Suami tak bekerja juga. Jadi pasti dia malas-malasan juga. Ternyata saya salah! Jam 9 dia sudah bangun. Bangun dan keluar kamar! Dia yang biasanya betah mengurung diri di kamar bersama komputernya, pagi tadi langsung ke ruang tamu di mana saya berharap bisa tidur tenang di sofa... Mulanya saya berusaha cuek. Berusaha tidur lagi. Tapi suami saya mondar-mandir. Entah untuk apa. Saya malas bertanya karena sudah terlanjur kesal. Suara langkah

Ramadan 2022 Hari 15

Setengah bulan Ramadan berlalu. Baru seperempat Qur'an terbaca... Hari ini saya berniat menyelesaikan semua podcast. Lalu menulis buat tantangan Mamah Gajah Ngeblog. Tulisan buat tantangan yang sudah sempat saya mulai, tak tersentuh. Podcast alhamduliLlaah selesai. Meski ta secepat yang saya rencanakan... Dua minggu Ramadan, tenaga mulai terkuras. Saya tertidur hingga hampir jam 11. Batal lah, rencana buat menyelesaikan podcast sebelum tengah hari dan menonton dua episode Tomorrow yang keluar hari ini di Netlix Prancis! Eh?... Bangun tidur karena terdengar notifikasi whatsapp. Seorang teman mengirim pesan, bertanya soal zoom. Kami bertukar pesan sebentar... Ada pesan lain dari teman lain, setengah jam sebelumnya, menanyakan apakah bisa menelepon. Lekas saya jawab jujur bahwa saya baru bangun dan memersilakan dia menelepon kapan saja karena saya akan stand by di depan komputer... Saya sempat mengedit cukup panjang sebelum teman saya itu menelepon. Tak lama. Karena sudah waktu buka p

Ramadan 2022 Hari 14

Kemarin ada berita buruk. Menteri agama melarang para pejabat negara untuk mengadakan kegiatan buka bersama dan open house saat lebaran. Saya tak tau detilnya. Yang jelas, sepertinya acara lebaran di konsulat pun ikut dibatalkan! Sholat Idul Fitri saja boleh. Tapi sesudah itu bubar. Jangankan makan-makan. Ramah-tamah pun katanya tak diperbolehkan!... Anehnya, alasannya adalah pandemi! Jelas saja saya meradang! Itu kan kondisi di Indonesia? Di Prancis, untuk tidak mengklaim seluruh luar negeri, kondisi sudah membaik. Sudah tidak ada pembatasan acara yang mengumpulkan banyak orang... Tentu saja saya jadi mikir-mikir dengan rencana kami ke Marseille. Tujuan utama memang sholat Id. Tapi apakah kami mau memboloskan Butet "hanya" untuk itu? Affaire a suivre... Masih berharap semoga ada perubahan keputusan. Terutama untuk acara di perwakilan-perwakilan Indonesia di luar negeri. Sayang sekali kalau satu dari sedikit kesempatan bagi masyarakat yang sedang merantau untuk berkumpul sesa

Ramadan 2022 Hari 13

Setelah meliburkan diri sehari, seperti biasa kalau Rabu, saatnya kembali  ke Audacity! Kali ini agak ngebut! Secara agak lambat dari targetan pribadi... Entah karena suasana hati sedang tidak mood untuk duduk berlama di depan laptop, atau memang karena durasi masing-masing bagian rekaman yang agak panjang, atau karena kualitas suara rekamannya juga yang membutuhkan konsentrasi sehingga cukup melelahkan? Atau kombinasi dari ketiganya? Entahlah... Yang jelas saya terlambat. Dan harus mengejar, kalau mau senin tayang. Dan saya tak berniat bekerja di akhir pekan juga... Tapi saat bangun tidur pagi, baru pegang hp, langsung ada telepon! Lama! Sampai 3 jam. Padahal saya baru membaca pesan seorang sahabat yang meminta saya meneleponnya kalau saya sempat!... Selesai telepon pertama, saya jawab pesan sahabat saya itu. Jalankan mesin cuci piring, lalu buka laptop. Baru buka audacity, si sahabat video call! Ada masalah dengan card readernya. Katanya komputernya tak bisa mendeteksi SD card-nya. K

Ramadan 2022 Hari 12

Tadinya niat nggak tidur sesudah Subuh. Mau tadarus trus baca buku, atau nonton drama. Eh?... Hehehe... Tapi trus ngantuk. Dan sukses tertidur!... Sempat bangun jam 9. Sudah cukup lah ya... Tapi ternyata tertidur lagi!... Ya sudah lah. Berarti badan meminta. Dan memang tak ada yang harus saya kerjakan hari ini. Begitu pikiran saya berusaha melupakan bahwa masih ada podcast zoom KBK yang bahkan belum selesai editing audionya!... Dan saya pun sukses tidur setengah jam lagi. Bangun langsung panik! Waduh! Kemarin kan laptop mati mendadak. Charger ngadat. Meski tersambung, tak berhasil mengisi baterai sehingga laptop mati lowbat!... Lekas saya nyalakan lalu meninggalkannya mengambil wudhu untuk sholat Dhuha. Sampai selesai sholat, baru layar login terlihat... Perjalanan masih panjang. Saya tahu itu. Sudah hafal dengan kelakukan laptop sejak diinstallnya windows 10. Padahal spesifikasi masih cukup tinggi untuk laptop yang dibeli 2 tahun lalu itu... Sempat online zoom dari tablet untuk bisa b

Ramadan 2022 Hari 11

Memasuki sepertiga ke dua bulan Ramadan... Baru dua hari yang lalu menulis tentang bagun sahur yang masih nyaman, kemarin kami bangun sahur cepat, tapi makan lambat, dan selesai saat azan Subuh tepat! Lalu hari ini saya tertidur lagi setelah mematikan alarm yang padahal sudah saya sempat snnooze sepuluh menit sebelumnya. Bangun hanya 30 menit sebelum Subuh. Tapi sahur lancar, tak terlalu buru-buru... Memang sepertinya sudah mulai benar-benar merasakan kelelahan puasa. Meski tak ke mana-mana, jam tidur kami masih tak bisa diadaptasikan dengan jam sahur yang makin maju saja. Setiap hari maju 2 menit. Dan maghrib mundur 2 menit juga!... Hari ini saya tak berniat menulis banyak tentang jurnal Ramadan. Karena saya juga menulis ulasan buku Trilogi Soekram yang baru saya selesaikan. Ditambah postingan ini, sudah jauh melampaui kuota setoran 300 kata, kan!?...  Tapi hari ini ada cerita. Cerita dari swalayan. Saya dan Butet ke sana untuk sekedar keluar sambil beli beras yang entah kenapa suami

Trilogi Soekram - Sapardi Djoko Damono

Image
Setelah mencoba membaca beberapa buku di iPusnas dan tak berhasil menyelesaikannya dengan berbagai alasan, saya pun kembali mencari buku karya Sapardi Djoko Damono. Dan pilihan jatuh pada Trilogi Soekram . Buku yang juga sempat disinggung dalam Yang Fana Adalah Waktu, buku ke tiga dari trilogi Hujan Bulan Juni ... Trilogi dalam Satu Buku Memperhatikan perbedaan kapitalisasi saat saya menyebutkan Trilogi Soekram dan trilogi Hujan Bulan Juni? Itu kesengajaan, bukan kealpaan! Buku terbitan tahun 2015 ini memang mengandung kata Trilogi dalam judulnya. Dan memang isinya terbagi atas tiga bagian. Meski trilogi, bukunya hanya satu! Saya sendiri sempat terkecoh, mencari buku ke dua dan ke tiga. Yang tentu saja tidak saya temukan!... Namun saat mencari-cari informasi, saya mendapatkan dari Goodreads bahwa ternyata Pengarang Telah Mati, Pengarang Belum Mati, dan Pengarang Tak Pernah Mati yang menyusun Trilogi Soekram ini memang pernah diterbitkan secara terpisah sebelumnya... Sayangnya, selain