Ramadan 2022 Hari 26

Hari Rabu, hari pengajian. Tak ada piket KLIP karena sedang dalam masa liburan...

Pengajian relatif lancar, kecuali bahwa ada masalah dengan file presentasi ustazah. Sayangnya beliau tak sempat mengirimkan back up. Jadi tak bisa diasisteni...

Hari ini resmi satu keluarga yang hanya terdiri dari 4 anggota terpisah di 4 kota. Salah satunya malah di negara yang berbeda. Cannes, Nimes, Toulouse, Visby. Aneh sekali rasanya di rumah sendirian. Terutama saat malam tiba!...

Hari ini jadwal Butet adalah mengunjungi kota Nimes. Semoga dia tidak kelelahan. Saat jam sahur, saya lihat di whatsapp bahwa dia masih online setengah 2 pagi! Katanya sih semua berjalan baik meski dia tak cerita, dan saya juga tak menanyakan detilnya saat kami bertukar pesan sore tadi. Besok saja kalau sudah bertemu. Biarkan dia puaskan bersama teman-temannya...

Memang baru kali ini saya di rumah sendirian. Biasanya selalu ada minimal salah satu anak. Minimal malam hari. Meski tidur di kamar masing-masing, saya tidak sendiri...

Malam tadi berbeda. Terasa sepinya. Dan saya memilih tidur di sofa ruang tamu saja. Dengan lampu menyala!...

Rasanya lebih aman. Mungkin karena ruang tamu ada di tengah-tengah rumah. Jarak ke kanan dan ke kiri kurang lebih sama. Saya seperti di pusat. Bisa mengontrol semua...

Berbeda kalau saya ada di kamar. Berada di salah satu ujung. Kalau ada suara mencurigakan di tempat lain, harus berjalan jauh. Yah, jauh dalam artian relatif terhadap kalau saya ada di ruang tamu lah ya. Kan rumah kami kecil saja!...

Malam tadi sih lancar. Meski senyap terasa. Saya menonton Netflix sebelum tidur. Mencari film yang ringan-ringan saja. Memilih Love Like The Falling Petals. Meski memang manis, ternyata temanya berat juga! Hadeuh!...

Waktu tahu akan sendiri di rumah, saya langsung berpikir wah, saatnya bersih-bersih! Tapi pada kenyataannya, malas sekali rasanya. Rasanya pengin memanfaatkan waktu sendiri ini sebagai liburan saja. Me time, gitu lho! Jarang-jarang kan!? Malah emang belum pernah sama sekali sampai dua malam begini!...

Faktor akhir Ramadan juga ngaruh, sih pastinya. Energi bagaimana pun juga pasti menurun. Bukan cuma karena asupan kalori yang berkurang, tapi juga jam tidur yang cukup berantakan...

Tadinya mau tidur(an). Tapi kemudian ada panggilan telepon di grup pertemanan. Dan setelah ngobrol, saya malah semangat untuk ke kota!...

Memang sudah sempat terpikirkan. Mau membeli buku, kado untuk seorang teman yang berulang tahun minggu depan. Tidak penting-penting amat sih. Buku versi pocket yang murah-meriah. Dan semoga saja teman saya itu belum memilikinya. Karena saya hanya menebak-nebak saja. Memilihkan buku yang saya punya dan suka...

Sekalian mengisi kartu bis. Lalu mampir ke toko Asia membeli cabe dan nangka muda. Persiapan membuat gudeg. Tak lupa menengok lemari es. Ada es mochi!... Dan ada Indomie goreng. Meski hanya ada rasa rendang yang bukan favorit Butet...

Bus pergi cukup kosong. Bus pulang pun begitu. Hanya saja, sempat agak tersentak karena di dalam bus untuk pulang, rasanya panas sekali. Lekas saya atur napas. Tak boleh panik. Udara cukup hangat, meski sudah menjelang jam 6 sore. Dan memang Asar baru saja tiba... 

Pikir-pikir, kira-kira bisa nggak ya, asupan kalori tetap dilanjutkan seperti selama Ramadan? Jam tidur juga? Waktu bersiap dan makan sahur bsia dialihkan ke salat malam? Mustinya lama-lama akan jadi biasa dan nggak begitu melelahkan kan!?...

Kita lihat saja. Karena tinggal di negeri empat musim tentu berbeda dengan di daerah khatulistiwa yang relatif stabil pewaktuan salatnya. Tak bisa menyamakan saat ini dengan musim panas atau musim dingin nanti. Pelan-pelan saja. Semampunya. Tak perlu memaksa...

Malam ini buka dengan dadar otak lagi. Memang saat ke boucherie saya beli dua otak kambing. Sudah berencana makan dua kali. Karena tanggung juga kalau cuma beli satu. Kecil-kecil begitu!...

Entah mengapa di boucherie selama ini hanya ada otak kambing. Tak ada otak sapi. Tapi sepertinya kalau dapat otak sapi juga saya rada-rada ngeri. Malah takut memanipulasinya, dan tak bisa memasaknya...

Kali ini, saya memasak kari hijau. Dengan isian buncis, udang, dan nangka muda. Mirip lodeh lah ya... Ditemani nasi hangat, sungguh sedapnya. Meski tentu bakal lebih lezat jika ada teman makannya...


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah