Ramadan 2022 Hari 4

Kemarin, rapor KLIP bulan Maret diumumkan. Sebenarnya, rapornya sudah tayang di website KLIP sejak tanggal 1. Tapi pengumuman "resmi"-nya baru kemarin. Diumumkan di FBG, TG, dan IG dengan infografi dan captionnya, gitu, maksud saya...

Bulan ini, saya berhasil menulis 31 hari penuh! Yes! Badge kuning 3 bulan berturut-turut teraih. Tantangannya adalah mempertahankan ke depannya. Semangat! Semoga bisa!...

Bulan Maret merupakan tahap penting untuk Klipers 2022. Karena Januari-Maret adalah Kelas Persiapan. Mulai April ini, KLIP 2022 memasuki Kelas Karya...

Untuk memasuki Kelas Karya, disyaratkan minimal satu badge di bulan Februari dan/atau Maret, plus mengerjakan Challenge Wajib yang berupa tulisan bertema keluarga. Bebas, apa saja. Dan tulisan ini bisa dijadikan setoran harian sekaligus... Tak urung, banyak juga yang absen mengerjakan...

Dari 456 peserta terdaftar di bulan Januari, hanya 233 yang lolos ke Kelas Karya. Hampir setengahnya gugur. Dan status downline saya menggambarkan kondisi general ini...

Dari empat orang yang mendaftar KLIP tahun ini, hanya dua yang berhasil lulus. Dua lagi gugur. Padahal, tentu saja saya mengirimkan pesan mengingatkan dengan frekuensi yang sama. Karena dua yang lolos itu pun dengan jumlah setoran yang mepet alias bikin deg-degan...

Tapi memang tugas saya hanya mengingatkan. Selanjutnya ya terserah mereka mau mengikuti atau tidak. Bagi saya, sayang juga melewatkan pengalaman yang mengayakan ini. Meski tentu saja, mereka yang tak lulus masih bisa mengikuti berbagai kegiatan KLIP lain di luar setoran harian...

Pagi tadi diadakan zoom untuk membahas tentang Kelas Karya. Dari 233 yang lolos ke tahap ini, hanya 40an yang hadir. Maklum bulan Ramadan. Sore menjelang buka, pula. Apalagi kalau berada di daerah timur Indonesia. Dan sudah dijanjikan rekaman untuk disaksikan kemudian. Meski jelas, jadi tak bisa berinteraksi dan bertanya secara langsung...

Saya mengambil tugas menjadi backup operator. Masih tak berani menjadi operator utama dengan perbedaan waktu dan ketidakpastian jadwal sekolah Butet...

Tepat saat akan dimulainya acara, operator resmi melempar tugas ke saya. Anaknya memanggil! Waduh! Padahal harus menayangkan video pembukaan!...

Tentu saja videonya sudah saya siapkan. Tapi karena dadakan begitu, saya panik juga. Masih banyak window lain yang terbuka. Saat share, window video tak tampak. Saya harus tutup-tutup jendela dulu. Dan saat kembali, yang terbagi adalah window browser! Aduh!...

Pengalaman adalah guru terbaik. Lekas saya cari tab video, dan saya mainkan. Tak lupa share audionya juga. Tapi saya tak berpikir sama sekali soal full screen dan sebagainya...

Usai membagi video, saya tanyakan di TG pengurus. Katanya sih baik-baik saja. Fiuh. Tenggorokan rasanya tercekat. Lekas saya bangkit ke meja makan. Mau minum. Hmmm... teh atau air putih? Kok teko air kosong?...

Eh! Saya kan sedang shaum!... AstaghfiruLlaah... AlhamduliLlaah teringat sebelum menuang air ke gelas. Atau sayang, batal dapat rejeki lupa?... Hihihi... Nggak lah... Kalau minum meski karena lupa, pasti saya akan merasa bersalah dan menganggapnya sebagai hutang meski sambil melanjutkan puasa...

Malam ini kami berbuka dengan salmon. Hanya berbumbu garam, merica, dan fines herbes (rempah khas Prancis). Ditemani ravioli ricotta-epinard (bayam) sesuai request Butet. Meski Butetnya sendiri hari ini tak puasa karena berhalangan...

Enak juga agar bervariasi, tak selalu nasi. Dan yang jelas praktis. Salmonnya saya masak di oven dengan minyak zaitun sedikit saja. 10 menit di setiap sisinya. Ravioli-nya? Sudah jadi. Hasil beli dari swalayan. Tinggal merebus satu menit, sudah siap!... 😋


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah