Posts

Showing posts from May, 2022

Kembali ke Rutinitas

Image
Setelah long weekend dengan pont d'ascension Jumat kemarin, hari ini mulai lagi ke rutinitas biasa. Kok hari ini? Bukan dari kemarin? Kemarin agak spesial. Butet sepagian jam kosong. Ada conseil de classe yang harus dihadiri oleh masing-masing guru pengajar. Jika hanya per tingkat saja sudah ada 8 kelas, bagaimana kalau 4 tingkat kan!? Karenanya, memang Selasa ini juga Butet sebenarnya ada kosong 2 jam. Namun dia tak pulang. Minta izin jalan-jalan dan makan siang ke kota bersama teman-temannya...  Senin kemarin Butet baru mulai sekolah sesudah makan siang. Kebetulan. Saya ada janji dengan teman-teman Gajah Membaca untuk akhirnya bisa merekam ulasan buku kami. Ya, akhirnya! Setelah diskusi alot mencari jam kosong yang cocok untuk kelima anggota, akhirnya diputuskan Senin siang WIB atau pagi CEST. Itupun dengan salah satu anggotanya pamit offline duluan karena kami mulai setengah jam terlambat dari yang direncanakan!... Mengantar Butet siang, saya manfaatkan untuk belanja mingguan  k

Hotel del Luna

Image
Hari gini baru nonton  Hotel del Luna? Hehehe... Itupun gara-gara ada IU ke Cannes tuh!... Saya dan Butet mulai menontonnya seminggu yang lalu. Karena Butet yang hanya kenal IU sebagai penyanyi menanyakan, apakah IU aktris yang bagus? Ada beberapa drama IU di Netflix. Saya sendiri baru melihat akting IU di drama The Producers dan film-film pendek Persona. Kemampuan akting IU jelas terlihat di Persona. Ada My Mister dan Dream High juga. Tapi saya memilihkan Hotel del Luna saja untuk ditonton bersama Butet... Hotel Transit Jang Man Wol mengelola  Hotel del Luna sejak 1300 tahun sebagai hukuman atas kesalahannya di masa lalu. Hotel ini merupakan hotel persinggahan bagi mereka yang sudah meninggal. Di sana, arwah-arwah bisa beristirahat, menikmati hal-hal yang tak bisa mereka raih di masa hidupnya, atau menyelesaikan urusan-urusan duniawi  sebelum berangkat ke akhirat... Hotel del Luna dikelola oleh arwah-arwah juga. Ada yang menunggu kepunahan generasi keluarga yang memperlakukannya deng

Ayah - Andrea Hirata

Image
Ternyata saya tak perlu menunggu relatif lama untuk mendapatkan kembali buku Ayah-nya Andrea Hirata. Dan ternyata sebelumnya saya baru membaca 10 halaman dari 396. Hanya  2 bab saja dari entah berapa bab yang dirangkum dalam 3 halaman daftar isi ! Foto: Bentang Pustaka Menjadi Ayah Menceritakan tentang Sabari yang jatuh cinta pada pandangan pertama pada Marlena pada saat ujian seleksi masuk SMA. Beruntung, mereka bisa masuk SMA yang sama. Namun cinta Sabari bertepuk sebelah tangan... Marlena yang cantik dan populer tidak tertarik pada Sabari yang suka berpuisi. Memang minatnya pada puisi ini dipupuk oleh ayahnya, seorang guru bahasa Indonesia yang suka berpuisi. Sabari pantang menyerah. Tetap setia hingga meski mereka berpisah saat lulus SMA... Nasib ternyata mempertemukan mereka kembali sehingga akhirnya menikah. Sayangnya Marlena tak suka diikat. Tak tahan berada di satu tempat saja. Dia yang suka bertualang akhirnya meminta cerai... Sabari pun memutuskan berhenti bekerja untuk bisa

Berburu IU

Image
Seperti penduduk Cannes pada umumnya, saya malas ke kota kalau tak ada perlunya di saat penyelenggaraan Festival Film Cannes. Banyak orang. Berisik. Macet. Tapi Kamis kemarin saya turun juga. Ke Croisette pula! Demi IU. Eh, demi Butet!... Lee Ji Eun alias IU Dibanding teman-temannya, Butet agak lambat terkenal fenomena Hallyu. Baru belakangan, mungkin setahun ini dia mulai memerhatikan KPop. Padahal teman-temannya sudah ada yang mengaku Army sejak masih école primaire, 4 tahun yang lalu! Kalau Kdrama, Butet tak terlalu tertarik. Hanya sempat menonton beberapa, itupun karena saya ajak!... Karenanya dia lebih mengenal Lee Ji Eun alias IU sebagai penyanyi ketimbang aktris... Saat mendengar kabar tentang kedatangan IU di Cannes, Butet bertanya pada saya. Dan saya pun mencari informasinya... Ternyata IU akan datang sebagai salah satu aktris yang membintangi film Broker yang masuk sebagai salah satu seleksi Festival Film Cannes 2022 ini. Terlewat beritanya karena terjebak nama sutradaranya y

Musim Polen

Image
Atchoum , atchoum !... Eh, atchoum ? Apa sih, onomatope suara bersin yang baku dalam bahasa Indonesia? Langsung mencari "hatsyi" di KBBI daring . Kata tidak ditemukan, katanya. Coba mencari di Google. Malah ketemunya artikel tentang onomatope bersin dalam bahasa Inggris, Jepang, dan Mandarin! Selain itu, yang ditampilkan hasil pencarian ternyata tidak ditemukan saat diverifikasi ulang di KBBI daring... Coba tanya ke teman-teman Klipers... Sambil menunggu jawaban, saya menulis dulu saja sebelum terlewat lagi Tema Tantangan Menulis KLIP minggu ini... Lagi sakit? Ah, enggak... Hari ini sih sudah tidak bersin-bersin lagi. Tapi kemarin, hidung saya memang meler tak henti-henti. Sekarang hanya tersisa iritasi di sekitar hidung saja... Perasaan baru seminggu yang lalu saya pilek. Karena saya ingat bertugas hosting rutin pengajian Rabu pagi dengan tidak sigap, saat itu. Dan kali ini pun begitu lagi. Hidung meler, mata berair, kepala pening. Tapi yah, begitulah ciri-ciri kalau sedang

Tak Bisa Lagi Beralasan

Kemarin, dua kali saya menerima komentar yang kurang-lebih menyatakan bahwa kemampuan berbahasa Prancis saya bagus... Pertama di halte bus. Seorang ibu mengucap salam dan berbicara dalam bahasa Arab. Tentu saja saya jawab maaf, saya tidak bisa berbahasa Arab. Tanggapannya cukup cerdas, ah berarti Anda bukan orang Arab! Tidak semua orang memiliki refleks seperti itu tuh!... Kami pun berbincang sambil menunggu bus yang terlambat datang. Maklum musim festival. Meski halte dekat rumah saya tak jauh dari terminal, yang artinya resiko keterlambatan lebih sedikit, tapi resiko itu tetap ada. Dan kemarin adalah buktinya... Pembicaraan kami berawal dari jilbab. Si ibu yang bekerja, di rumah sakit pula, merasa sedih tak bisa mengenakan jilbab. Dia tak mau kalau harus bongkar-pasang di tempat kerja. Meski banyak juga rekannya yang melakukannya... Saya besarkan hatinya. Allah Mahatahu. Yang jelas, apa pun pakaian kita, tak menghalangi kita untuk tetap melaksanakan kewajiban agama, kan!?... Agak gam

Mengapa Membaca?

Pertemuan Club Lecture Sabtu 21 Mei kemarin ada banyak pesertanya. Saya hitung ada 17, belum termasuk pemandu acara dan 3 pustakawan. Memang pustakawan tak benar-benar mengikuti acara. Dan dari 17, ada 1 peserta non aktif, yaitu ibu dari pemandu yang ingin hadir menyaksikan secara pasif saja. Btw, ibunya yang sudah sangat sepuh itu cantik sekali... Acara dibuka 14.30 oleh pustakawan. Menjadi kebiasaan baru sejak pertemuan April lalu, pustakawan yang mengawali acara dengan mempresentasikan buku-buku yang direkomendasikan, sesuai dengan tema tertentu. Dan bulan Mei ini, tentu saja mengambil tema film! Pustakawan merekomendasikan 6 buku yang sudah diadaptasikan ke layar lebar . Menginformasikan bahwa semua buku yang direkomendasikannya itu tersedia di perpustakaan... Pertemuan dilanjutkan dengan diskusi dan sedikit penjelasan dari pemandu. Ya, sedikit saja. Karena dengan 17 peserta, untuk mengungkapkan kesan masing-masing saja sudah memakan waktu panjang. Bahkan tak sempat membahas masing

Menanti IU

Tak terasa sudah weekend pertama Festival Cannes. Tadinya saya berencana mau nonton entah apa lah, salah satu film dari 15e des réalisateurs, misalnya? Atau Semaine de la critisue? Tapi, saat melihat-lihat daftar filmnya kok rasanya tidak ada yang menarik... Tidak ada yg menarik atau karena tidak ada film Indonesia? Mungkin alasan yang ke dua. Karena tak ada film Indonesia tahun ini, saya jadi tak terlalu mencari juga, ada film apa saja yang hadir di Festival kali ini... Sampai beberapa hari yang lalu, saat Butet menanyakan apakah benar akan ada IU di Cannes. Kami pun mencari informasinya... Ternyata memang IU alias Lee Ji Eun, p enyanyi  sekaligus  aktris  yang berasal dari Korea Selatan itu akan hadir di Festival untuk mempresentasikan film yang dibintanginya. Broker masuk dalam daftar film yang akan berkompetisi... Saya tidak menyadari bahwa film itu film Korea. Pasalnya, yang ditampilkan dalam website Festival Cannes adalah poster dalam versi berbahasa Inggris dan Prancis saja. Tid

Surat dari Bapak - Gol A Gong

Image
Beberapa kali saya mengeluhkan betapa belum ada buku yang saya selesaikann di bulan Mei ini. Saya hanya fokus pada Laut Bercerita-nya Leila S Chudori dan Ayah-nya Andrea Hirata yang akhirnya bisa saya dapatkan di iPusnas setelah mengantri sekian lama, namun kemudian tak terselesaikan hingga batas waktu peminjaman terlewat! Tentu saja untuk meminjamnya lagi sulit. Antrian banyak. Sampai saat ini saya belum bisa mendapatkannya lagi... Agak patah hati terutama karena Ayah adalah buku pertama yang berhasil saya dapatkan di bulan Mei. Pas banget dengan bulan kelahiran almarhum ayah! Karenanya saya jadi beride untuk mencari buku tentang ayah atau bapak, dan mendapatkan buku Surat dari Bapak: Jalan untuk Kembali, karya Gol A Gong... Foto: Puspa Swara Anak Koruptor Menceritakan Farhan, seorang pemuda yang baru lulus SMA dan diterima di Universitas Impian Raya, perguruan tinggi ternama di Negeri Mutiara. Untuk prestasi yang membanggakan itu, orang tua Farhan memberinya kado berupa mobil. Farhan

Pulkam is In The Air

Kemarin Butet pulang jalan kaki! Dia tak mau menunggu bus, melihat pengalamannya hari Selasa yang cukup mengesalkan...  Padahal saya sudah bilang, Selasa kan sudah sore. Dia baru selesai sekolah pukul 15.20. Jadwal bus memang sudah diumumkan untuk disesuaikan mulai pukul 14.00 selama Festival Film Cannes. Sedangkan kemarin kan hari Rabu, dia selesai tengah hari... Tapi Butet tak mau lagi. Selasa dia baru sampai rumah setengah 5. Padahal biasanya maksimal jam 4.15 juga sudah sampai rumah. Bahkan jam 4! Jalanan sudah rame. Jalur bus sudah dialihkan, jadi memutar. Terlalu banyak turis yang jalan sembarangan. Atau yang saking banyaknya jadi tak putus-putusnya di tempat penyeberangan jalan!... Karena itulah Butet memilih pulang jalan kaki saja. Sendiri! Kebetulan teman pulangnya pada ada acara seusai sekolah... Tapi untungnya bus pagi relatif masih lancar. Memang masih belum terlalu rame. Apalagi bus ada jalur khususnya. Paling terganggu sama pejalan kaki yang sembarangan saja, atau mobil y

Pâtisserie Française

Image
Tidak ada makanan khas spesifik kota Cannes, tempat saya tinggal.  Tapi memang mungkin harus diperluas ke cakupan departement (setingkat kabupaten) Alpes Maritimes yang beribu kota di Nice, di mana kami menetap sejak 20 tahun hanya berpindah-pindah kota saja. Atau bahkan hidangan Mediterania? Karena memang masakan khas Provencal merupakan salah satu variasi menu penduduk pesisir Laut Tengah yang dipengaruhi oleh minyak zaitun, sayur-mayur, dan produk laut... Saya pribadi sebagai orang Asia yang dibesarkan dengan berbagai bumbu, mendapati bahwa masakan Prancis terasa hambar. Kurang rasa. Tapi kalau soal makanan penutup, Prancis memang juaranya! Karena itu, untuk Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan Mei 2022 yang bertema Makanan Khas Kota Mamah  ini, saya ingin bercerita tentang pâtisserie Française saja. Hidangan penutup, pencuci mulut khas Prancis... Hidangan Spesial Hari Minggu Dari awal saya datang di Prancis, suami biasa membeli viennoiseries  untuk sarapan pagi dan desse

Festival Cannes 2022

Tanggal 17 Mei 2022 ini, Festival Internasional Film Cannes dimulai. Mulainya memang sore. Tapi kesibukan pusat kota sudah memadat dari pagi. Bahkan dari kemarin! Di perjalanan, saya dengar di radio bahwa jalur ke pintu tol Cannes macet panjang...  Tentu saja, tak hanya aktor-aktris yang menenuhi lalu lintas. Bahkan mungkin mereka tak menggunakan jalur darat dan memilih menggunakan helikopter yang langsung menghubungkan bandar udara internasional Nice Cote d'Azur dengan atap hotel mereka... Ada truk material untuk perlengkapan festival. Lebih banyak pengangkutan makanan.  Tak hanya untuk  Palais des Festivals tempat utama diselenggarakannya pesta dunia perfilman, namun juga untuk hotel-hotel dan restoran-restoran yang ada di kota Cannes! Diberitakan bahwa penduduk Cannes melonjak menjadi dua kali lipatnya di saat festival begini. Tak heran keramaian kota dan kemacetan jalanan membuat penduduk lokal tidak menyukai musim festival... Dan pagi ini, saya mengantarkan Butet sekolah. Buka

Kejam?

Image
Pagi ini Butet bangun kelelahan. Dia bertanya apa saya bisa mengantarnya sekolah. Saya langsung jawab tidak! Kejam? Emang!... Pasalnya, sudah berkali-kali saya ingatkan untuk mengutamakan mengerjakan tugas duu sebelum mengerjakan hal-hal senang-senang lainnya. Bahkan saya bebaskan dia kalau semisal mau tidur jam 11 malam pun. Tapi jangan karena mengejar mengerjakan tugas! Tugas dulu, baru membaca tenang!... Memang belakangan ini Butet begitu. Pulang sekolah santai: mengecek instagram, membaca webtoon, ... Dan memang saya biarkan. Biar istirahat dulu juga. Kasihan kan, sudah lelah sekolah dari jam 8 pagi hingga 16.30! Sering baru sampai rumah sejam kemudian karena kemacetan di jalan, pula! Tadinya sih aman. Sejam santai, lalu bergerak. Tapi lambat laut jam santainya jadi molor. Apalagi karena maghrib juga makin bergeser. Apa ritmenya mengikuti jam matahari ya, anak ini?...  Tugas baru mulai dikerjakan sesudah maghrib. Lha tapi kl maghribnya sudah jam 9 seperti saat ini? Akibatnya ya jam

Keluarga Mager

Minggu yang lalu ini, suami saya sudah berangkat ke Toulouse sejak Minggu malam. Ada meeting yang harus dilakukan hari Senin. Berangkat sehari lebih awal, dia berencana pulang lebih cepat juga. Namun ternyata, pesawatnya hari Kamis dibatalkan! Untung saja dia masih mendapatkan tempat untuk pesawat di har Jumat!... Untung? Ya, untung! Hanya ada 2 pesawat antara Nice dan Toulouse setiap harinya. Dan pesawat Jumat malam selalu saja penuh. Ternyata sepertinya banyak yang seperti suami saya: kerja di Toulouse, tapi tinggal di Nice... Sampai rumah, tentu saja suami menanyakan kondisi Butet. Bagaimana? Apakah sudah sehat benar? Apakah memang karena makanan?... Butet cerita, rupanya ada temannya yang cerita kena sakit perut parah juga. Bukan di hari yang sama. Tapi sama-sama sesudah makan burger di kantin sekolah! Fixed! Hindari dulu makan burger di sekolah. Minimal buat beberapa hari ke depan. Agar stok burger sudah berganti. Agar lemari penyimpanan sudah mantap beradaptasi dengan suhu udara