Pâtisserie Française

Tidak ada makanan khas spesifik kota Cannes, tempat saya tinggal. Tapi memang mungkin harus diperluas ke cakupan departement (setingkat kabupaten) Alpes Maritimes yang beribu kota di Nice, di mana kami menetap sejak 20 tahun hanya berpindah-pindah kota saja. Atau bahkan hidangan Mediterania? Karena memang masakan khas Provencal merupakan salah satu variasi menu penduduk pesisir Laut Tengah yang dipengaruhi oleh minyak zaitun, sayur-mayur, dan produk laut...

Saya pribadi sebagai orang Asia yang dibesarkan dengan berbagai bumbu, mendapati bahwa masakan Prancis terasa hambar. Kurang rasa. Tapi kalau soal makanan penutup, Prancis memang juaranya!

Karena itu, untuk Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan Mei 2022 yang bertema Makanan Khas Kota Mamah ini, saya ingin bercerita tentang pâtisserie Française saja. Hidangan penutup, pencuci mulut khas Prancis...


Hidangan Spesial Hari Minggu

Dari awal saya datang di Prancis, suami biasa membeli viennoiseries untuk sarapan pagi dan dessert untuk penutup makan siang setiap hari Minggu. Kami sih biasa begitu karena memang hanya hari Minggulah suami longgar melakukannya. Tapi ternyata, ini merupakan kebiasaan lumrah bagi orang Prancis lainnya...

Tentu, tidak semua orang begitu. Ada yang tiap pagi ke boulangerie membeli croissant dan pain au chocolat. Atau malah menyempatkan makan di tempat sambil minum kopi atau coklat panas. Tapi kebanyakan orang harus bekerja. Harus mengantar anak ke sekolah. Kemewahan meluangkan waktu sarapan tenang, hanya ada di akhir pekan saja...

Menu sarapan khas dengan coklat panas dan suisse au chocolat

Ini terlihat juga dengan bagaimana boulanger-patissier memperkaya dagangannya di akhir pekan. Ada lebih banyak macam kue yang dijual Sabtu, Minggu, dan hari besar. Dan setelah lebih dari 15 tahun tinggal di seberang boulangerie, terlihat nyata ritme antrian yang lebih padat di akhir pekan...

Kami pun menjaga tradisi itu. Kue coklat untuk saya dan Ucok, kue buah untuk Butet dan papanya. Tapi jangan rasberi! Anak-anak tidak suka!...

Standarnya kami beli kue porsi normal per orangan. Jenis kuenya tergantung ketersediaan toko; éclair, opéra, millefeuille, tarte (pai) berisi buah tergantung musim, ...

Dessert porsi per orangan

Membeli kue ukuran besar hanya saat ada momen spesial saja. Agak riskan. Karena kami jadi nggak kira-kira makannya!

Dessert porsi keluarga

Untuk menghindari kebablasan porsi, dan daripada bingung memilih, bisa juga membeli porsi kecil-kecil. Dengan farandole de dessert ini, tiap orang jadi bisa mencicipi lebih dari satu macam kue...

Farandole de dessert

Tidak Cuma Macaron

Macaron kabarnya menjadi dessert yang paling laku untuk turis asing. Memang biskuit manis ini enak rasanya. Dan ringan sebagai pencuci mulut atau camilan. Karenanya, bisa jadi, tercatat paling laris karena ukuran standarnya yang kecil-kecil. Tidak cukup hanya makan satu per orangnya. Kalau dihitungnya satuan, ya pasti banyak lah ya!?...

Macaron juga praktis. Bisa dimakan di mana saja. Bisa juga dijadikan buah tangan. Karena dessert ini mudah dibungkus dan tidak rawan basi...

Macaron modifikasi

Lain halnya dengan makanan penutup Prancis pada umumnya, yang berbahan krim segar, berisi buah-buahan, ... jelas sulit dibawa-bawa. Apalagi untuk perjalanan jauh! 

Crème brulée dibakar saat penyajian

Kalau turis lebih suka macaron yang cantik dan berkelas, orang lokal ternyata lebih suka fondant au chocolat, kue coklat yang tengahnya masih cair, ditemani es krim rasa vanila! Sederhana saja, tapi nikmat! Tentu saja hidangan ini harus dimakan dengan duduk manis; kue masih panas-panas, dikontraskan dengan es krim yang dingin...

Fondant au chocolat dengan es krim dan krim kocok

Turis yang duduk manis banyak juga kok. Apalagi saat kudapan sore. Asik juga memesan café gourmand yang berisi kopi --tentu saja, dan standarnya espresso!-- plus beberapa macam dessert dalam porsi kecil-kecil...

Café gourmand bisa disantap sebagai hidangan penutup juga

Dari Mata Turun ke Perut

Baru kemarin saya dan suami membicarakan tentang dark dining, konsep restoran dengan pengunjung yang makan di remang-remang atau bahkan kegelapan. Konsep ini jelas tak cocok dengan penyajian hidangan ala Prancis yang selalu cantik. Apalagi patisserie-nya!

Memang prinsip gastronomi Prancis adalah dari mata turun ke perut. Kalau sudah indah, pasti menarik untuk memakannya kan!? Cuma memang harus diakui kadang keindahan tidak seimbang dengan rasanya!...

Cantik dan enak!

Berbeda dengan dessert buatan rumah. Tampilan jelek, tapi rasa jangan ditanya!

Jangan salah! Memang saya tak jago memasak. Tapi kalau soal patisserie, saya ... tak jago juga sih... Hanya suka saja!

Ada beberapa kue yang saya kuasai (baca: cukup pede untuk menyajikannya ke tamu);kue yoghurt, mousse au chocolatfondant au chocolat, galette des rois (kue para raja, pai tutup dengan isi krim almon), tarte normande (pai apel dengan krim), tarte aux poires et chocolat (pai buah pir dan coklat), ... 

Yang paling banyak persiapannya adalah Royal au chocolat et poires, kue Royal coklat dengan buah pir, yang jadi andalan kue ulang tahun untuk Ucok dan Butet... 

Tidak cantik tapi enak!

Meski bentuk ala kadarnya begitu, rasanya hmmm... Enaaakkk... Kata anak-anak sih bahkan lebih enak daripada buatan semua toko-toko yang pernah kami coba! Tapi sssttt... Jangan bilang-bilang ya!...

Tak percaya? Ayo kapan ke rumah? Saya masakkan, asal kabar-kabar minimal dua hari sebelumnya saja!... 😉 

Ulang tahun ke berapa?




Comments

  1. tiba-tiba pengen ke toko kue dan beli eclair, enak-enak emang dessert nya Perancis ni ya Teh, bikin happy hehe

    ReplyDelete
  2. Auto ngiler baca cerita beragam kudapan manis Perancis ini (dan baca nama-namanya sambil mengeraskan suara, supaya kedengaran sexy, sementara yang lain dibaca dalam hati). Pecinta makanan manis kayak saya mah, meleleh baca yang beginihhh.

    ReplyDelete
  3. Autongiler abis baca ini, hehe.. Walaupun udah kenyang, selalu ada tempat untuk dessert. Btw, itu kue stroberi kalo sama anak-anak, dijamin pitak sana sini sebelum dipotong, hihi...

    ReplyDelete
  4. Aah kangeen sama fondant au chocolat dan creme brulee jadinya nih Teh Alfii hihi

    ReplyDelete
  5. ya aaampuuun ... cemilannya tampak enak banget ini teh : anakku suka beli macaron di senayan city harganya 13ribu perpc trus aku gak boleh minta ha3 ... padahal cuma pingin icip segigit aja.

    ReplyDelete
  6. Aduhh ini mah guilty pleasure buat saya. Ehehehe.
    Membayangkan makan dessert ini di outdoor cafe ala ala "Emily in Paris" ehehehe.

    Kue Royal au chocolat et poires bikinan Mba Alfi yang Mba klaim 'tidak cantik tapi enak' di mata saya lebih menggoda daripada yang 'well-dressed' wkwkwk.

    Keren pisan Mba Alfi, jago bikin bikin patisserie. :)

    ReplyDelete
  7. Duh,, paling ga kuat deh sama dessert. Auto buka gofood cari dessert nih kayanya abis baca ini. Haha.. Mau banget teeehh dibuatin kuenya. Kapan yaaa bisa mampir 😁

    ReplyDelete
  8. Waaaaah enak2 semua. Paling enak kue royal coklat yang dimasak dengan cinta untuk buah hati :D bisa buka usaha bakery nih tehhh :p

    ReplyDelete
  9. Awww aku penyuka dessert dan kue-kue. Meskipun tauuu sih banyak carbo dan kalorinya, bisa bikin ancurr diet haha. Baca ini jadi ngiler deh

    ReplyDelete
  10. Slrppp auto ngiler :p share resep kue royal coklat pirnya dong tehhhh, kabitaaa xD

    ReplyDelete
  11. ya Allah enak-enak banget lah itu dessertnya. Aku mah pasti bakal selalu bilang : "Diet mulai besok" kalo ke sana ya....hahahaha....share donk teh resep kue royal coklat pirnya. Penasaran pir masuk dalam resep kue (seringnya kan apel ya...)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ditulis di https://athousandtraces.blogspot.com/2022/06/resep-royal-au-chocolat-et-poires.html teh. Selamat mencoba ya!... 😉

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Berbagai Hidangan Kambing Khas Solo

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi