Tak Bisa Lagi Beralasan

Kemarin, dua kali saya menerima komentar yang kurang-lebih menyatakan bahwa kemampuan berbahasa Prancis saya bagus...

Pertama di halte bus. Seorang ibu mengucap salam dan berbicara dalam bahasa Arab. Tentu saja saya jawab maaf, saya tidak bisa berbahasa Arab. Tanggapannya cukup cerdas, ah berarti Anda bukan orang Arab! Tidak semua orang memiliki refleks seperti itu tuh!...

Kami pun berbincang sambil menunggu bus yang terlambat datang. Maklum musim festival. Meski halte dekat rumah saya tak jauh dari terminal, yang artinya resiko keterlambatan lebih sedikit, tapi resiko itu tetap ada. Dan kemarin adalah buktinya...

Pembicaraan kami berawal dari jilbab. Si ibu yang bekerja, di rumah sakit pula, merasa sedih tak bisa mengenakan jilbab. Dia tak mau kalau harus bongkar-pasang di tempat kerja. Meski banyak juga rekannya yang melakukannya...

Saya besarkan hatinya. Allah Mahatahu. Yang jelas, apa pun pakaian kita, tak menghalangi kita untuk tetap melaksanakan kewajiban agama, kan!?... Agak gamang kalau berbicara soal agama. Karena saya sendiri jelas masih harus banyak belajar lagi...

Obrolan berlanjut mengenai sejak kapan kami di Prancis. Karena dia juga baru datang saat sudah dewasa. Bahkan ternyata saat saya sudah menetap juga...

Di situlah si ibu memuji kemampuan bahasa saya. Yang tentu saja saya jawab ringan, namanya juga sudah 22 tahun...

Tapi saya tahu, itu bukan jawaban yang memuaskan. Karena banyak juga kenalan yang sudah selama, atau bahkan lebih lama dari saya merantau di Prancis, namun kemampuan bahasanya masih begitu-begitu saja!

Karenanya saya tambahkan bahwa kemampuan bahasa saya harus berkembang. Karena saya tak punya siapa-siapa selain suami dan anak-anak di sini. Kalau tidak bisa berbahasa Prancis dengan baik, saya tidak bisa ke mana-mana. Bukan cuma tidak punya teman. Tapi juga tidak bisa dengan nyaman berkomunikasi di luaran; di syawalan, sekolah anak-anak, bertemu dokter, dengan sopir bis, ... Tak perlu lah, sampai menjelaskan bahwa saya sempat sekolah di Prancis segala...

Komentar ke dua saya dapatkan saat sedang mengantri tanda tangan David Foenkinos, salah satu penulis yang saya suka, yang datang di Fnac Cannes. Karena itu juga kemarin saya berjuang --halah-- ke kota di saat Festival. Komentar itu datang dari "guru" saya...

Nathalie adalah animatrice (semacam pemandu) pada Club lecture dan Atelier lecture di kota kami. Karena itulah, untuk saya beliau ada guru...

Kebetulan buku yang akan kami bahas pada pertemuan Club lecture bulan depan adalah Lennon karya David Foenkinos ini. Dan kemarin, selain Nathalie, ada Annick, anggota club yang juga hadir setelah saya bagi informasinya pada pertemuan Sabtu lalu... 

Saya dan Nathalie membawa flyer Club lecture bulan depan. Saya berniat meminta tanda tangannya untuk Club, Nathalie berniat memberikannya kepada sang penulis. Saya bilang ya sudah, dia saja yang bicara. Di situlah dia mengatakan nggak ada alasan nggak bisa bahasa Prancis! katanya...

Kalau dari Nathalie, saya bisa percaya. Karena saya sudah ikut Club lecture sejak ... empat tahunan, kalau tak salah! Sebagai yang memang benar-benar berprofesi sebagai guru bahasa Prancis, dia pasti bisa melihat bahwa ... saya lebih berani berbicara ketimbang di awal-awal!... Heu, memang masih belum yakin kalau perkembangan bahasa saya sebanyak itu juga sih... 

Yang jelas, di depannya, tak bisa lagi beralasan saya nggak tau mau ngomong apa. Ngomong aja langsung! Titik!...

Btw, pertemuan dengan David Foenkinos berjalan lancar. Ada bincang-bincang selama satu jam, dilanjutkan tanya-jawab setengah jam, lalu tanda tangan. Saya mendapatkan dua tanda tangan, masing-masing di buku terbarunya Numero Deux dan di buku Lennon. Plus tanda tangan di flyer Club lecture!...


Comments

Popular posts from this blog

Berbagai Hidangan Kambing Khas Solo

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi