Posts

Showing posts from 2020

Ucok Pergi Merantau - Bagian 2

Sekitar jam 5 sore tadi, akhirnya sampai juga si Ucok di kamar kosnya. Setelah dua malam di Stockholm yang akhirnya serasa ekstra liburan untuknya. Setelah jalan seharian Senin kemarin bersama teman kuliah yang belum pernah dilihatnya sebelumnya. Setelah pesawat yang agak terlambat. Setelah ternyata ibu kosnya sangat berbaik hati menjemputnya ke bandara... Kamarnya nyaman, katanya. Terlihat Ucok bert-shirt lengan pendek saja saat video call tadi. Wajahnya lelah. Berat, mengangkat koper ke kamarnya yang ternyata di lantai atas. Dengan pemilik rumah tinggal di bawah... Tak yakin apa bakal ke luar mencari makan, katanya... Mungkin hanya akan makan mi cup saja sebelum tidur menghimpun kembali tenaga... Yang jelas, mamanya sudah legaaa... 😉

Ucok Pergi Merantau - Bagian 1

Berangkatlah Ucok merantau... Setelah kepergiannya ke Tours tahun lalu ternyata hanya untuk berlibur saja. Setelah kenyataan diterimanya dia di Swedia malah membuatnya kuliah online saja. Setelah jadwal masuk kelas Januari nanti juga dibatalkan karena merebaknya pandemi di Swedia...  Ucok tetap berangkat merantau... Setelah diskusi panjang-lebar tentang perlunya dia ke sana karena toh tak akan ke kelas. Setelah perhitungan tak kalah panjangnya dan tak kalah lebarnya dari segi budget yang terasa buang uang saja. Dan juga setelah tiba-tiba jadwal pesawatnya di-cancel jam setengah 6 sore kemarin... Memang kami sudah mulai melihat naga-naga peng-cancel-an beberapa penerbangan SAS sejak seminggu sebelumnya. Tapi tetap kelabakan juga mendapatkan berita pembatalan tiba-tiba begitu selagi kami sudah merasa tenang optimis. Lalu mendapat pemberitahuan tentang tiket penggantinya yang tidak lagi senyaman itinerary yang dipilih sebelumnya. Bukannya direct ke Stockholm lalu sambung ke Visby dihari y

Déconfinement 2.0

Hari ini, kuncitara ke dua di Prancis dibuka. Dan pemerintah menyarankan karantina mandiri selama seminggu untuk mereka yang ingin berkumpul merayakan Natal bersama keluarga...  🙄

Lockdown 2.0 - Hari ke Empat Puluh Enam

Hari terakhir lockdown ke dua. Besok sudah bebas ke luar tanpa attestation lagi. Bebas terbatas. Terbatas oleh jam malam. Dari pukul 20 hingga 6 pagi. Mau apa, juga, buat kami ini, dingin-dingin begini... Hari ini sibuk sekali. Dari menyelesaikan kue ulang tahun, memasak makan siang, menjemput, mengantar, mengurus cucian, menjemput ke halte untuk bersama-sama membeli bunga dan mengisi tiket bus, memasak makan malam, makan, dan menulis sebentar... Sepertinya istirahat saja dulu. Tak perlu cerita panjang... Yang jelas, semua masakan sukses... Butet senang. Semoga bertambahnya umur, bertambah pula keimanan dan kualitas ibadahnya... Aamiin... 🙏 Semoga semua lekas kembali aman, nyaman, tanpa kekhawatiran... 🙏

Lockdown 2.0 - Hari ke Empat Puluh Lima

Ternyata saya hanya sempat membuat lapisan mousse ke dua saja, mousse au chocolat au lait. Pagi tadi saya nekat membuat tarte au poire amandine yang sudah saya janjikan untuk Ucok. Pembuatannya lambat karena pate brisée baru terbeli kemarin sore. Nekat karena sudah tahu bahwa besok akan ada gateau lain... 😅 Lapisan ke tiga, mousse au chocolat blanc, semoga bisa saya kerjakan besok pagi. Sepagi mungkin!...   Pasalnya besok dijadwalkan akan datang 3 colis. Dari Decathlon, Yves Rocher, dan Toko Bu Yati. Sedangkan Butet juga ingin makan siang di rumah. Jadi harus menjemput jam istirahat makan siang dan kemudian mengantarnya kembali sekolah sebelum 14.25... Siang tadi, sepulang dari boucherie, saya langsung memilah daging untuk menyimpannya di congelateur. Tak bisa meletakkannya begitu saja di kulkas karena tak ada tempat. Maklum, hari Minggu... Apalagi ditambah loyang tarte au poire dan entremets 3 chocolats!... Daging tersimpan, saya lanjut memarinate bebek pesanan menu ultah Butet. Sena

Lockdown 2.0 - Hari ke Empat Puluh Empat

Sabtu ini saya kembali diminta menjadi co moderator zoom meeting. Teteh yang membuat poster publikasi, menuliskan saya sebagai penulis. Saya sempat protes. Nggak berani mengklaim lah. Belum pantas. Tapi si teteh bilang dia yang akan bertanggung jawab. Baiklah. Saya anggap sebagai do'a. Namun tetap saja saya jadi jengah untuk share posternya... 😅 Meeting berjalan lancar. Teteh terlihat makin gapai saja mengendalikan semuanya. Makin terasa bahwa posisi saya hanya sebagai dukungan moral saja... 😄 Pagi tadi saya sempatkan mencicil genoise sebagai dasar Entremets trois chocolats permintaan Butet untuk ulang tahunnya Senin nanti. Saya berniat membuat salah satu lapisan mousse hari ini. Tapi ternyata tak sempat. Saya hanya bisa menyiapkan sampai lapisan pralinois-nya saja. Sepertinya besok harus ngebut mengerjakan 3 lapisnya. Atau mungkin 2 lapis besok, dan satu lapis lagi Senin pagi? Karena besok siang kan jadwal ke boucherie tuh... 😏 Hari ini akhirnya Ucok mengirimkan link celana pan

Lokdown 2.0 - Hari ke Empat Puluh Tiga

Hari ini diramalkan hujan seharian. Sempat ragu, apakah saya akan memaksa Butet untuk menjemputnya. Namun dia tetap lebih memilih pulanng naik bus bersama teman-temannya, dan hanya akan menelepon atau SMS saat jam makan siang sekira hujan lebat... Ternyata pagi malah cerah. Sempat hujan sebentar di siang hari. Tapi lalu reda meski mendung tetap menggantung. Butet pulang dengan lancar sebelum hujan kembali mengguyur hingga malam ini... Rasanya hari ini santai. Tapi dipikir-pikir, banyak juga yang saya kerjakan. Membuat tiramisu menggunakan sisa mascarpone Minggu lalu, melanjutkan menjahit masker, mempersiapkan zoom meeting besok siang sebagai co-moderator, membayar kantin, juga menyelesaikan belanja di Toko Bu Yati... Ternyata pesanan sudah dikirim padahal saya belum menerima tagihan. Yang artinya, belum dibayar! Akhirnya saya mengobrol panjang-lebar dengan Bu Yati yang ternyata putrinya juga sempat sekolah di Swedia... Lumayan juga, bukannya membahas pesanan, malah bercerita tentang ke

Lockdown 2.0 - Hari ke Empat Puluh Dua

Tepat enam minggu sejak reconfinement, perdana menteri mengumumkan bahwa akan tetap ada deconfinement 15 Desember nanti, meski kasus covid masih tinggi. Tidak perlu attestation lagi untuk ke luar rumah. Hanya saja, pembukaan tempat-tempat umum jadi diundur. Dan jam malam yang sedianya direncanakan mulai pukul 9 malam, dimajukan jadi pukul 8 malam. Dan tidak ada pengecualian untuk malam tahun baru! Pengecualian untuk malam Natal tetap diberlakukan... Hari ini entah mengapa saya lelah sekali. Padahal tak banyak yang saya kerjakan. Bahkan walk at home pun batal gara-gara ada teman menelepon panjang lebar menceritakan kegalauannya. Kegalauan yang di sisi lain menyadarkan saya bahwa di sisi negatif yang saya rasakan, ternyata ada banyak hikmah positifnya... Apa karena siangnya mengikuti kuliah sosiologi ayahanda yang masih belum bisa meresap di otak juga? 🤔😅 Entahlah... Sepertinya daripada malah pusing memikirkan penyebab kelelahan, lebih baik saya istirahat saja... 😜 Semoga semua lekas

Lockdown 2.0 - Hari ke Empat Puluh Satu

Hari cerah. Pagi pengajian. Tak sampai selesai. Siang tadi janjian dengan Butet untuk ke kota sepulang sekolah. Dia perlu membeli kado untuk secret santa. Untuk pertama kalinya sejak reconfinement, saya jalan kaki menjemputnya... Terbiasa jalan minimal 3 kali per minggu dengan walk at home, jalan 2 km ke sekolah tidak terasa berat meski sudah sebulan lebih tidak melakukannya. Jalanan tidak terasa sepi. Atau mungkin karena sudah terbiasa saja?... Terasa berbeda di daerah tempat makan. Karena restoran masih belum boleh. Hanya boleh take away atau delivery... Karenanya, di pusat kota tempat kami mencari kado terasa bedanya. Lebih sepi... Awalnya Butet sudah ada ide kado. Tapi saat melihat pernak-pernik di tiga toko, dia memutuskan membeli cangkir bergambar zodiak plus bolpen dan pensil. Ketiganya kebetulan ada diskon. Kami putar balik, jalan kembali ke toko pertama yang menjual cangkir. Total jalan di kota saja, sudah lumayan, itu tadi. Ditambah pergi-pulang, apalagi... 😅 Pulangnya kami

Lockdown 2.0 - Hari ke Empat Puluh

Hari ini diramalkan hujan seharian. Ternyata hanya mendung berat saja. Tant mieux . Karena Butet tak mau dijemput. Dan dia keluar lambat dari sekolahnya karena ada masalah dengan dua teman sekelasnya. Entah apa. Katanya pihak sekolah akan mengirim e-mail penjelasan. Semoga tidak ada yang gawat... Siang tadi saya cepat Dhuhur sendiri karena ada jadwal zoom jam 13.30. Waktu saya masuk room, dituliskan bahwa meeting dijadwalkan Kamis tanggal 10. Tak ada pemberitahuan di wag angkatan. Saya cek di fb grup alumni, ternyata memang demikian. Ya sudah, saya santei menonton drama sambil menjahit masker kain saja... Saya memang berniat membekali Ucok dengan masker buatan sendiri untuk di rantau nanti. Masker batik, tentunya... Sayang sekali saya tak bisa menemukan sarung batik yang saya yakin masih ada. Masih baru, rapi dalam bungkusnya. Saya ingat hendak membuat tutup sofa dengannya. Tapi tak taulah, entah di mana saya menaruhnya... Akhirnya saya buat masker dari kemeja batik suami. Seragam wakt

Lockdown 2.0 - Hari ke Tiga Puluh Sembilan

Pagi ini ada zoom meeting. Ya, pagi. Karenanya, sepulang mengantar Butet sekolah, saya lekas menyelesaikan pekerjaan rumah. Merasa tak sempat walk at home, sayapun mengerjakan beberapa evaluasi MOOC. Lumayan. Sepuluh menit sebelum meeting dimulai, saya sudah di waiting list. Untung saja. Karena ternyata meeting dibatasi untuk 100 orang. Dan bahkan penyelenggaranyapun tidak menyadarinya!... 😅 Saya dapati kartu bus Butet tertinggal di rumah. Sepertinya saat bersiap dan mengecek kartu, dia lupa menyimpannya kembali dalam tasnya. Sempat ragu apakah saya kirim SMS atau tidak. Tapi akhirnya saya urung. Biarkan Butet menyelesaikan permasalahannya sendiri. Lagipula belum tentu dia ada waktu mengecek SMS sampe waktunya pulang sekolah... Saatnya dia pulang, saya harap-harap cemas juga. Cemas dia panik baru menyadari kalau kartunya tak ada. Namun diiringi tenang karena sempat melihat dia memasukkan dompet ke tasnya. Karena biasanya dia malas bawa dompet. Dan memang tak biasa jajan juga seperti a

Lockdown 2.0 - Hari ke Tiga Puluh Delapan

Hari ini tidak belanja daging. Perhitungan belanja dua minggu sekali semoga bisa berjalan lancar. Ucok dan papanya ke swalayan belanja mingguan. Karena kemaren tak keluar disebabkan hujan... Hari Minggu, swalayan buka setengah hari saja. Karenanya, Ucok dan papanya pergi pagi. Begitu niatnya... Ternyata hampir tengah hari mereka baru berangkat. Suami saya masih sempat balik lagi karena penasaran beli soda yang tak terbeli karena keberatan beban... 🙄 Pagi tadi saya mengikuti zoom meeting bersama alumni kuliah yang muslim. Sendiri saja dari angkatan saya. Tapi ternyata adik-adik angkatan masih mengingat saja. Lega, juga, rasanya... 😅 Habis Maghrib saya nekat mengejar membuat mi ayam bakso. Niatnya bikin bakso habis Asar. Ternyata suami ada conference sehingga Asar kami lambat. Sempat mau menyerah saja. Tapi semangat lagi sesudah recharge energi dengan cheese cake yang akhirnya disantap sebagai gouter... 😋 Menu siap, malah nafsu makan hilang, saking lelahnya. Bagus juga, jadi tidak ban

Lockdown 2.0 - Hari ke Tiga Puluh Tujuh

Gerimis seharian. Kami di rumah saja. Bahkan Ucok dan papanya tak ke luar belanja. Tidak ada ikan segar, saya memasak nasi goreng dengan sisa kambing kebab makan malam kemarin dan makan siang tadi... Suami membeli dessert dari boulanherie depan rumah; dua royal fruit rouge dan dua opera. Tapi siang tadi tetap saya sempatkan menyiapkan cheese cake request ke-2 Ucok. Sudah terlambat dari yang "dijadwalkan" k arena kemarin saya kurang sehat. Mungkin harus ngebut 2 kue per minggu agar mengejar memasakkan semua dessert yang disukai Ucok... Butet melukis dan mengupload foto lukisannya di instagram. Lumayan mengurangi waktu di depan layar yang sepertinya memang susah untuk dihindari... Semoga semua lekas kembali aman, nyaman, tanpa kekhawatiran... 🙏

Lockdown 2.0 - Hari ke Tiga Puluh Enam

Hari ini hujan hampir seharian. Saat mengantar sekolah pagi, jalanan gelap. Mendung berat. Lampu jalan sudah dipadamkan. Jadilah saya memerlukan usaha ekstra untuk menyetir. Dan saya sempat tidak membiarkan pejalan kaki menyeberang karena saya tidak melihatnya mulai menyeberang dari sisi kiri... 😞 Sepulang dari mengantar, saya tidur. Pilek sudah berkurang, tapi badan masih pegal-pegal. Niatnya, saya hanya mau tidur sebentar sebelum mulai cuipiring dan masak. Walk at Home-nya libur dulu... Tapi ternyata, saya baru terbangun jam 11 gara-gara ada yang mengklakson di jalan depan rumah! 3 jam, saya tidur!... Sepertinya badan memang menagih untuk istirahat... Meski prakiraan cuaca meramalkan hujan, Butet meminta untuk pulang sekolah naik bis saja. Padahal sahabat yang biasa naik bis dengannya, sudah berencana dijemput. Masih ada satu lagi sahabat SD-nya yang meski tidak seakrab dulu lagi, tapi tetap dekat... AlhamduliLlaah saat jam pulangnya, hujan sedang berhenti. Prakiraan cuacanya detil

Lockdown 2.0 - Hari ke Tiga Puluh Lima

Kamis siang selama dua bulan ini, sepertinya saya akan rutin mendampingi bapak yang mengisi kuliah zoom IIIT. Tugas memantau jumlah peserta, save chat, dan screenshot sih santai saja. Konsentrasi mencerna materi jelas jauh lebih menantang... Tak hanya tema tentang sosiologi dalam Islam yang sama sekali tak saya pahami, ditambah penyampaian dalam bahasa Inggris yang sudah tidak saya pergunakan secara rutin lagi. Tapi lumayan juga. Di kuliah ke dua ini makin banyak yang bisa saya tangkap. Mungkin karena isi materinya juga yang lebih membumi? Lihat saja lagi Kamis depan nanti... Tak banyak yang bisa saya ceritakan hari ini. Lagipula saya mulai pilek (lagi!). Sepertinya jendela terlalu lama dibuka. Atau lagi-lagi terlalu lama menanggalkan gilet sesudah walk at home tadi pagi... Oh ya. Masker kembali diwajibkan di seluruh Departement Alpes Maritimes. Dari pukul 8 pagi hingga pukul 1 dini hari. Berlaku hingga 5 Januari 2021... Semoga dengan segala usaha dan kesabaran terpadu, semua lekas kem

Lockdown 2.0 - Hari ke Tiga Puluh Empat

Hari Rabu ditetapkan menjadi hari full conference online untuk saya. Pagi pengajian via voice conference Skype. Sudah rutin lebih dari setahun ini... Mulai hari ini, selama 8 pertemuan, siangnya atelier ecriture via video conference Zoom!... Dua tahun yang lalu, saya sudah sempat mengikuti sesi pertama atelier ecriture yang diadakan Mediatheque Le Cannet ini. Sesi ke duanya, saya disarankan tidak ikut. Memberi kesempatan ke yang lain dulu. Karenanya, saat Kamis sore lalu menerima email pemberitahuan adanya atelier online dikarenakan tidak mungkin mengadakannya offline karena pandemi, saya tidak langsung mendaftar. Tak yakin apakah boleh ikut... Saya berniat menanyakan dulu kepada Nathalie, animatrice atelier yang berteman dengan saya di Facebook. Belum sempat saya kirim message karena masih menimbang, Nathalie lebih dulu menanyai saya via komentar di salah satu posting saya... Bukan cuma masalah ruang terbatas yang membuat saya berpikir. Tapi juga pengalaman atelier pertama yang di san

Lockdown 2.0 - Hari ke Tiga Puluh Tiga

Post ke 100!!! Seharian mendung. Meteo meramalkan hujan mulai jam 5 sore. Saat Butet SMS mengabarkan sudah naik bus, hujan belum turun. Bahkan masih ada sinar matahari yang menerobos celah-celah awan. Karenanya saya tenang-tenang saja. Ternyata saat itu di Cannes sudah hujan. Hujan menjalar pelan menuju daerah kami. Dan Butetpun berlari ke rumah di bawah hujan!... Siang tadi ada rapat keluarga. Membahas persiapan pernikahan sepupu, putra sulung bibi, adik bapak mertua saya. Rapat melalui zoom. Senang juga melihat wajah-wajah yang di antara belum pernah saya lihat secara langsung itu... Betapa inginnya hadir di sana, berkumpul bersama keluarga besar. Tapi apa daya... Hanya do'a yang bisa dikirimkan, berharap semua persiapan lancar dan acara yang dengan segala protokol kesehatannya lancar terlaksana... Semoga semua lekas kembali aman, nyaman, tanpa kekhawatiran... 🙏

Lockdown 2.0 - Hari ke Tiga Puluh Dua

Makin terasa berkurangnya matahari. Pagi ini, masih gelap saat berangkat. Terlihat militer berjaga di depan sekolah. Mungkin mereka dikerahkan hanya hari Senin saja?... 🤔 Butet yang selesai 16.30, pulang naik bis. Agak lambat dari biasanya. Bus harus memutar jalur. Ada saluran gas yang bocor karena tertabrak traktor yang mengerjakan perbaikan jalan di sekitar stasiun kereta. Jadilah jalur yang merupakan terminal bus juga itu dilewatkan. Butet pun sampai rumah sudah tengah Maghrib. Lambat 15 menitan. Tapi dia sudah SMS seperti biasa. Jadi saya tak khawatir... Saya sudah berniat memasak ayam cabe hijau untuk makan siang dan malam hari ini. Plus makan siang besok, kalau bisa. (Dan ternyata tinggal 3 potong ayam tersisa 😅) Saya sempatkan sekaligus memilah 5 kg paha ayam yang kami beli kemarin untuk disimpan per porsi masak di freezer. Sekalian juga memilah 4 kg sayam ayam untuk makan malam besok dan disimpan per porsi sup ayam sebagai menu sarapan, permintaan Butet sejak awal tahun ajara

Lockdown 2.0 - Hari ke Tiga Puluh Satu

Image
Tepat satu bulan berlalu. Hari ini cerah. Seperti Minggu siang tiap dua minggu, saya dan suami belanja daging ke boucherie halal di Cannes. Tak lupa membawa attestation baru, yang berlaku mulai kemarin... Saat mengunduh attestation , baru saya sadari bahwa ke luar untuk keperluan kegiatan kuktural (menonton film, pertunjukan tari, seni budaya, ...) dan untuk beribadah, dimasukkan ke dalam check list yang sama dengan belanja (opsi ke 2)! Memang untuk ini tidak ada batasan jarak dan waktu. Tapi tetap saja, rasanya aneh juga... 😅 Boucherie rame. Kami hanya bisa parkir di arret minute. Tak ada tempat lain. Sampai waktu kami pulang pun, parkiran sekitar boucherie masih penuh. Mungkin karena tanggal muda. Atau memang banyak yang memanfaatkan kesempatan dibuka kembalinya toko-toko di kota... Kami sendiri masih belum berminat keluar rumah kalau tak ada perlunya. Apalagi saat melihat berita bahwa kota dan sekitar pantai dipenuhi orang berbelanja atau sekedar jalan-jalan. Banyak yang memanfaa

Lockdown 2.0 - Hari ke Tiga Puluh

Hari ini dimulai tahap pertama pelonggaran lockdown. Toko-toko dan jenis usaha yang harus tutup sejak reconfinement, sudah boleh buka lagi. Saat yang cukup tepat mengingat sudah waktunya kebanyakan orang Prancis belanja kado Natal...  Mulai hari ini sudah boleh jalan-jalan hingga 20 km selama 3 jam, tidak lagi 1 km dan 1 jam saja. Tetap dengan membawa attestation... Tapi kami memilih tak ke mana-mana.  Apalagi hari ini cuaca buruk. Angin cukup besar dan hujan... Ucok dan papanya tetap belanja sore tadi. Sudah tidak hujan lagi. Tapi suhu udara sudah terasa mendingin, kata mereka... Hari ini saya berusaha menyelesaikan MOOC Vivre en France - B1. Kalau niat, sehari bisa menyelesaikan 5 module. Masih satu lagi. Sudah capek. Dan saya butuh bahan untuk writing challenge bulanan walau akhirnya tak menulis banyak. Tak bisa berpikir lagi. Meski ternyata bisa juga menulis di sini... 😜 Sambil menonton final Mask Singer, sambil terus berharap semoga semua lekas kembali aman, nyaman, tanpa kekhawa

Lockdown 2.0 - Hari ke Dua Puluh Sembilan

Image
Pagi ini, militer tak terlihat lagi di depan sekolah. Hanya ada tambahan satu polisi yang berjaga di bundaran, selain satu di depan gerbang dan satu lagi yang membantu penyeberangan. Itu yang sempat saya lihat. Mungkin ada lagi yang tak sempat terdeteksi karena memang hanya cepat saja lewat depan gerbang... Butet saya turunkan agak jauh dari depan gerbang. Kami pikir ada tempat parkir. Ternyata ada jajaran tempat sampah yang tak biasa ada di sana, yang tersembunyi di balik truk pengantar barang... 😅 Pagi tadi akhirnya saya siapkan Tiramisu request Ucok. Bahan sudah dibeli sejak Sabtu lalu. Rencananya, saya siapkan hari Rabu. Ternyata saya sakit. Baru pagi tadi saya merasa mampu. Dan malam inipun bisa kami nikmati... Tiramisu ini adalah rangkaian dessert yang diminta Ucok untuk saya siapkan sebelum dia berangkat merantau. Memang saya tawari dia untuk meminta mau dimasakkan apa. Sementara ini hanya dessert yang dia minta... Asal dibelikan bahannya, saya sih siap siap saja... 😎 Dengan t

Lockdown 2.0 - Hari ke Dua Puluh Delapan

Empat minggu berlalu sejak reconfinement. Hari ini perdana menteri memberikan penjelasan mengenai penerapan keputusan pemerintah yang disampaikan presiden dua hari yang lalu. Saya tidak mengikutinya. Tidak ada hal penting spesial yang menyangkut kami secara langsung... Saat mengantar Butet sekolah pagi tadi, kami melihat adanya militer berjaga. Butet selesai sekolah 15.30 dan pulang naik bis bersama teman-temannya. Saya lupa menanyakan apakah masih ada militer di depan sekolah... Siang tadi saya mengikuti zoom meeting dengan pembicara ayah saya. Tadinya saya mau mengikuti secara santai. Ternyata ayah meminta saya menyimpan chat dan mengambil beberapa screenshot. Jadilah saya mengikuti dengan cukup serius... Seperti yang sudah saya bayangkan, materinya tidak saya mengerti. Introduction to Islamic Sociology. Teoritis sekali. Memang meeting diadakan oleh International Institute of Islamic Thougts. Biarpun judulnya "introduction", tetap saja masih di luar jangkauan otak ibu rumah

Lockdown 2.0 - Hari ke Dua Puluh Tujuh

Hari ini pengajian kembali diadakan pagi. Kali ini saya bisa ikut dari awal hingga akhir. Bahkan sempat berpartisipasi mengajukan pertanyaan. Butet memilih pulang naik bis. Sepertinya senang dia, pulang bersama teman-temannya. Apalagi hari ini ada colis Decathlon yang dijadwalkan datang... Oh ya. Saya tidak benar-benar mengikuti pengajian lengkap dari awal sampai akhir. Karena di tengah tadarus, livreur datang. Dan saya harus mengambil colis ke depan gerbang... Untung saja sudah selesai giliran mengaji... Hari ini saya banyak istirahat. Makan siang saya serahkan ke Ucok. Tinggal menggoreng tenders yang sudah saya siapkan sekalian makan malam kemarin plus menghangatkan nasi. Malam, saya hanya memasak salmon di oven. Praktis... Hidung sudah tidak meler lagi. Badan sudah tidak pegal-pegal lagi. Semoga besok sudah fit dan bisa melanjutkan program Walk at Home. Sekalian mencoba sepatu baru!... 😜 Sambil terus berdo'a, semoga semua lekas kembali aman, nyaman, tanpa kekhawatiran... 🙏

Lockdown 2.0 - Hari ke Dua Puluh Enam

Hari ini saya pilek berat. Memang sejak kemarin udara terasa makin dingin. Sesudah Walk at Home, saya tak langsung kembali mengenakan gilet yang sudah hampir tak lepas sejak beberapa hari ini. Saat suhu badan kembali normal, barulah tersadar bahwa jendela masih terbuka. Langsung pileklah saya... Sebagai penyandang asma, pilek merupakan penyakit ringan yang cukup menyiksa. Nafas jadi lebih pendek lagi, lelah lebih cepat datang. Obatnya hanya istirahat. Barang mahal buat ibu rumah tangga... Tapi siang tadi saya paksakan juga. Dengan bantuan paracetamol, saya bisa tidur lebih dari satu jam. Terbangun saat Butet mengirim SMS, memberi tahu bahwa dia sudah naik bus. SMS yang dikirim atas kesepakatan kami jika dia pulang sendiri... Saya merasa enakan saat bangun tidur. Tidak lagi sakit kepala. Tapi hidung masih meler. Yang sayangnya tidak terbantukan oleh kenekatan saya tetap menyiapkan makan malam. Padahal saya bisa saja meminta bantuan Ucok atau memesan delivery... Besok saya harus mengerem

Lockdown 2.0 - Hari ke Dua Puluh Lima

Sepertinya resmi tugas menjemput dihapus. Minggu lalu, hanya Rabu saya menjemput Butet. Hari ini dia memilih pulang sendiri. Begitupun besok, katanya... Btw, sudah seminggu kemarin saya tidak lagi melihat militer berjaga di depan sekolah. Polisi juga hanya dua orang yang membantu menyeberang... Butet cerita kalau dia melihat militer berjaga di depan SMA negeri tak jauh dari rumah kami, yang dilewatinya naik bus. Memang SMA itu terletak di jalan utama... Hari ini akhirnya saya membeli sepatu lari. Bukan untuk lari, tentunya. Untuk dipakai jalan nyaman saja sesuai anjuran podolog. Biar mengurangi sakit jempol kaki kanan karena arthritis. Penyakit perempuan, katanya... 😥 Podolog menyarankan untuk membuat sol sepatu khusus. Tapi karena lockdown, saya malas mengurusnya. Apalagi saya masih merasa sakitnya tidak seberapa. Dan dokter masih menyarankan untuk mencoba memakai sepatu nyaman itu tadi... Fyi, sepatu yang saya beli, saya pilih karena merk dan model itu yang dipakai podolog. Untung s

Lockdown 2.0 - Hari ke Dua Puluh Empat

Emang nyesek banget pagi-pagi habis subuh buka whatsapp dan menemukan pesan "ini dari si A, jadi aku jelas percaya", disertai link sebuah artikel yang dari judulnya saja sudah jelas tendensius... Kalau sudah begitu, memang mending diem. Segala jawaban akan mengarah ke timbulnya perang dunia ke tiga. Kesel hati, capek pikiran. Tak ada manfaatnya sama sekali... Meski tetap, aku mencari akar artikel yang entah sudah berapa tingkat penerjemahan itu. Media nasional euy! Kok bisa2nya... Tak lupa bertanya pada teman jurnalis yang bisa aku percaya. Dan memang artikel luar biasa kompornya... 😟 Lekas mute smartphone. Tak mau, aku diganggu pesan2 apalagi audio call dengan dalih menanyakan kabar... Kalau mau nanya, nanya dulu. Bukan menghakimi dulu, dan nanyanya belakangan kan!?... 😣 Minggu2 kok dibikin gusar. Mending baca buku, nonton drama, ngerjain MOOC, dan ngobrol ngalor-ngidul bersama Butet saja... Sambil berharap semoga semua lekas kembali aman, nyaman, tanpa kekhawatiran... 🙏

Lockdown 2.0 - Hari ke Dua Puluh Tiga

Hari Sabtu, tapi suami saya tetap bekerja. Conference hampir seharian hanya berhenti untuk makan dan sholat saja. Oh ya, plus memesan makan siang dan mengambilnya di depan gerbang saat diantar... Ya, siang ini kami delivery untuk makan. Saya malas memasak. Tak ada ide. Apalagi kami memang sudah berencana untuk jajan seminggu sekali. Kompensasi jatah makan siang suami yang tak terpakai... Sore, seperti biasa, Ucok belanja bersama papanya. Tak lupa masker dan attestation, tentunya...  Semoga semua lekas kembali aman, nyaman, tanpa kekhawatiran... 🙏

Lockdown 2.0 - Hari ke Dua Puluh Dua

Jum'at santai. Meski jadwal sekolah sampai 17.30, Butet memilih tidak dijemput. Pulang naik bis saja dengan teman-temannya... Agak ragu saya mengijinkannya. Hari sudah gelap. Papanya yang meyakinkan saya, kan anaknya sendiri yang minta. Lagipula mumpung hari cerah ini juga... Santai. Makan siang nasi goreng, malam kebab dengan kambing yang saya marinate dari pagi. Tinggal memanggang, menyiapkan tomat dan salad, rotinya dihangatkan di akhir pemanggangan kambing. Santai... Malam diakhiri dengan menonton dua episode Manifest berdua Butet di MyTF1 replay. Selasa lalu kami sempat menonton satu episode karena Rabunya Butet mulai jam 9. Rabu depan dia mulai jam 8. Saya tak akan mengijinkan Butet menonton tivi Selasa malam. Kami akan menonton di replay saja seluruh episode yang disiarkan... Sambil tetap berharap semoga semua lekas kembali aman, nyaman, tanpa kekhawatiran... 🙏

Lockdown 2.0 - Hari ke Dua Puluh Satu

Tiga minggu sudah, tak begitu terasa. Memang buat kami dengan suami yang memang sudah harus WFH sejak lockdown pertama, Ucok yang tetap kuliah online, dan Butet yang kembali ke bangku sekolah, semua tidak ada bedanya... Lockdown baru terasa saat mau ke boulangerie  untuk sekedar membeli baguette ; harus membuat attestation dahulu. Tidak bisa keluar sewaktu-waktu seperti saat bukan lockdown. Saya yang harus membawa attestation untuk mengantar jemput Butet? Tidak terasa. Karena kertas attestation sudah siap di tas. Satu kali print untuk seterusnya... Hari ini Butet pulang naik bis lagi. Saya jadi menganggur. Jeleknya, waktu yang tersisa tak tersalurkan dengan baik jika tak dipaksa agenda. Hasilnya saya jadi lebih banyak menonton drama ketimbang melanjutkan MOOC yang memang tak ada deadline dalam waktu dekat... Tapi duduk saja, bosan juga. Nonton drama, capek juga... Sebelum saat menyiapkan makan siang, saya sempatkan olah raga sebentar. Walk at Home  di Youtube, 30 menitan saja. Seper

Lockdown 2.0 - Hari ke Dua Puluh

Image
Kemarin Butet bilang mau nyoba pulang naik bis. Tapi tadi pagi dia berubah pikiran. Ingin dijemput, katanya... Baiklah. Selagi mamanya sempat ini, kan!?... Apalagi hari ini pengajian dipindah ke siang karena ustadz harus check-up dokter di jadwal pengajian biasanya. Jadi saya longgar... Pulang sekolah Butet bilang mau kerja kelompok. Visio conference. Baiklah... Saya p indah ke ruang utama, dari sedianya mengikuti pengajian dari kamar Butet. Tak lupa  langsung pami t ijin tidak jadi ikut tadarus. Saya tak mau ambil resiko suara bersautan dengan suami yang ada jadwal conference juga... Serasa deja vu saat Butet masih SFH di masa lockdown pertama, ya!?... 😅 Hari ini saya membuat sambal bawang setelah sekian lama tidak membuat sambal. Kenapa? Entahlah... Tiba-tiba kepikir saja kalau sudah lama tidak membuat sambal... 😁 Sepertinya enak buat teman bakso. Tapi bukan bakso yang ini. Karena ini hasil prakarya Butet. Bukan bakso beneran!... Cukup meyakinkan, kan!?... 😋 Semoga semua lekas kem

Lockdown 2.0 - Hari ke Sembilan Belas

Hari cerah. Saya keluar rumah hanya untuk mengantar Butet sekolah saja. Pulangnya dia naik bis. Lancar, katanya. Masih dapat tempat duduk meski bus lumayan penuh juga... Beberapa hari yang lalu kami mendapatkan pengumuman dari kantor pusat suami bahwa WFH diperpanjang sampai Juni 2021. Baiklah... Makin tak jelas nasib pindah rumah... Nikmati saja... Hari ini kami membeli tiket pesawat untuk Ucok berangkat ke Swedia Desember nanti. AlhamduliLlaah ada pesawat direct ke Arlanda dan langsung ganti lanjut ke Visby di hari yang sama. Kami memesan ekstra bagasi juga. Berangkat di musim dingin, satu bagasi sepertinya sudah penuh dengan jaket ekstra saja... 😅 Ucok berangkat sendiri. Tidak kami antar. Tidak ada attestation mengantar mahasiswa ke kos-kosan 😒 Rencananya, kami akan menyusul. Tapi tentu melihat kondisi dulu, nanti bagaimana... Semoga semua sehat, lancar perjalanan sampai tujuan dan segala urusan... Semoga semua lekas kembali aman, nyaman, tanpa kekhawatiran... 🙏

Lockdown 2.0 - Hari ke Delapan Belas

Pagi berawan. Jalanan basah, sisa hujan semalam. Saat berangkat menjemput makan siang, langit cerah. Butet ingin makan siang di rumah karena selain memang rutin jam kosong antara 13.30-14.30, menu kantin siang tadi tidak enak... 😜 Saat perjalanan pulang, awan kembali datang. Lalu berangkat lagi sesudah makan siang dengan langit cerah. Terus berlanjut sampai sore. Syukurlah... Karena Butet ingin mencoba naik bis untuk pulang sekolah. Lancar, katanya, meski cukup rame penumpang... Setelah Pfizer yang mengumumkan vaksinnya efektif 90%, hari ini saya mendengar berita tentang vaksin Moderna dengan efektivias 95%. Atau sekitar itu lah... Lupa tepatnya berapa... Apakah besok ada pengumuman tentang produsen vaksin lain dengan tingkat efektivitas lebih tinggi? Asal penelitian benar dan pemerintah tidak gegabah memesan vaksin saja... Semoga semua lekas kembali aman, nyaman, tanpa kekhawatiran... 🙏

Lockdown 2.0 - Hari ke Tujuh Belas

Hari Minggu. Hari santai. Cuci piring dan baju sih tetap ya... Lebih santai karena tak terlalu dikejar waktu... Hari ini untuk pertama kalinya sejak reconfinement , saya dan suami kembali belanja daging mingguan di boucherie halal di kota. Memang belanja di tempat, jauh lebih murah ketimbang lewat Uber Eats. Dan lebih lengkap pilihannya... Kami berangkat sesudah Asar. Sampai boucherie sekitar jam 3 sore, cukup sepi. Entah karena reconfinement atau memang jam sepi. Biasanya jam segitu rame pembeli... Kami sempatkan membeli beras juga. Ya, boucherie langganan kami juga menjual produk-produk Asia dan Afrika non maghrib. Lumayan, kami tak perlu ke dua toko untuk belanja beras dan daging. Meski memang tak banyak tersedia produk Asia yang biasa kami beli. Dan Indomie di sana dipatok 0,90€! Jelas mahal dibanding harga rata-rata di toko Asia atau bahkan di supermarket yang 0,60€!... 🤑 Butet berencana akan mulai kembali rutin naik bus untuk pulang sekolah. Tapi mau mengetes dulu kondisi kep

Lockdown 2.0 - Hari ke Enam Belas

Hari ini saya diminta kembali membantu memoderatori zoom meeting. Tak banyak yang saya lakukan. Hanya membagi foto saat pembicara sedang melakukan pemaparan. Teteh moderator sebenarnya bisa melakukannya sendiri. Saya duga dia hanya perlu teman sepenanggungan saja. Dukungan moril, gitu... Saya sih senang-senang saja. Toh nggak ada kerjaan ini... Apalagi kalau saat percobaan dengan nara sumber sehari sebelumnya. Seperti kemarin. Saat percobaan sudah selesai, saya masih online dengan si teteh. Kami ngobrol panjang lebar yang tidak ada kaitannya dengan persiapan meeting... Asal tahu saja, tak banyak teman sejalan yang bisa diajak ngobrol dengan klopnya. Saat menemukan teteh ini, saya jadi seperti menemukan seorang kakak pengayom. Jelas saja betah ngobrol dengannya... 😍 Zoom meeting berjalan lancar. Masih ada kekurangan di sana-sini, jelas... Tapi kami banyak kemajuan. Belajar dan terus tambah belajar di setiap pertemuan... Sore tadi Ucok belanja bersama papanya. Seperti Sabtu sore biasa.

Lockdown 2.0 - Hari ke Lima Belas

Hari ini, untuk pertama kalinya sejak rentree automne saya memarkir mobil di depan sekolah dan mengantarkan Butet sampai dia memasuki gerbang. Bawaanya banyak. Ada semangkuk bakso imitasi yang dibuatnya untuk art plastique. Kebetulan ada tempat parkir karena memang pembongkaran trotoar sudah mulai kelar... Hari ini, untuk pertama kainya sejak pandemi saya biarkan Butet pulang naik bis sendiri. Dia sendiri yang ingin mencoba. Teman-temannya yang biasa naik bis bercerita bahwa sejak lockdown, bisnya tidak penuh. Dan alhamduliLlah benar. Butet mendapat tempat duduk dan pulang dengan tenang tadi sore... Memang sejak pandemi saya memilih untuk mengantar-jemputnya setiap hari. Tidak tenang, rasanya membiarkannya naik bis yang memang jalurnya sibuk itu. Khawatir karena terbatasnya kapasitas penumpang saat diterapkannya distansiasi fisik, khawatir akan prilaku penumpang yang tidak semuanya disiplin, ... Terlalu banyak kekhawatiran tak sehat yang membuat saya memilih mengalokasikan waktu dan te

Lockdown 2.0 - Hari ke Empat Belas

Pagi tadi kami berangkat pas setengah 8 dari rumah. Dan jalanan rame! Macet mengantri untuk mengedrop di depan gerbang. Terbukti orang-orang memang berangkat setengah delapan. Kalau tak mau macet, harus pergi sebelum itu... Tak ada militer di depan sekolah. Hanya ada polisi. Tak banyak. Atau saya yang tidak memperhatikan... Yang jelas, saat menjemput setengah empat sore, jangankan militer, polisi lalu-lintas saja tidak ada!... Semoga pertanda situasi dinilai aman... Hari ini, dua puluh tahun yang lalu, saya meninggalkan Indonesia untuk menyusul suami di Prancis. Tak terasa waktu berlalu. Saat itu, tanpa pengetahuan bahasa Prancis pun percaya diri saja. Dipikir-pikir rasanya nekat sekali... Entah karena kemampuan berbahasa Inggris saya sudah menurun drastis, atau memang faktor umur yang membuat pertimbangan lebih jauh... 😏 Perdana Menteri berpidato sore tadi. Tak ada berita penting. Tak ada perubahan peraturan. Harus bersabar sampai 1 Desember. Itupun kalau tidak diperpanjang... Semoga

Lockdown 2.0 - Hari ke Tiga Belas

Hari ini libur nasional di Prancis. Armistice. Peringatan kemenangan Prancis dan sekutunya pada Perang Dunia Pertama atas Jerman. Beberapa negara di Eropa merayakannya. Tidak untuk Jerman, tentunya!... Pagi tadi tidak ada pengajian. Ustadz sakit, harus ke dokter. Minggu depan beliau haris check-up lagi pada jam yang sama. Kami sedang berunding mau memindahkan pengajian ke mana. Sambil berharap semoga ustadz lekas sehat kembali... Sejak saya memberikan alamat dan nomor telpon, tidak ada kelanjutan kabar dari toko buku kemarin. Saya biarkan saja. Saya berniat menunggu dulu sampai sore, sesuai janjinya... Dan benar! Menjelang setengah 3 siang, pemilik toko menelepon akan mengantar buku, meminta bersiap turun menerima di depan gerbang sesuai protokol kesehatan, dan akan kembali menelepon jika sudah dekat ke rumah saya... Saat melepon ke dua, ternyata dia sudah berada di depan gerbang. Pemilik toko sendiri yang mengantar pesanan buku. Tidak ada pilihan, katanya sambil tersenyum di balik mas

Lockdown 2.0 - Hari ke Dua Belas

Pagi ini kami berangkat sedikiiit lebih awal. Sepertinya memang beda, lalu-lintas sebelum dan sesudah setengah delapan. Kelihatannya rata-rata orang pergi dari rumah pas setengah delapan. Karenanya, kalau kami juga demikian, terasa ramenya jalan... Kami tidak perlu mengantri satu kilometer untuk menurunkan Butet di depan gerbang. Pagi tadi terlihat ada militer berjaga. Padahal kemarin tidak ada sama sekali, baik pagi maupun sore. Hanya ada polisi yang jumlahnya lebih banyak dari biasanya. Namun saat saya menjemput, tidak ada lagi militer berjaga... Hari ini, episode terakhir Do You Like Brahms? keluar secara gratis di Viki. Saya menontonnya sebelum berangkat menjemput Butet. Antara lega selesai dan merasa kehilangan momen menonton drama dengan iringan musik klasik di dalamnya... Siang tadi saya mengirim message Facebook ke toko buku kecil di Cannes. Toko buku termasuk yang harus tutup selama lockdown. Meski toko yang satu ini melawan aturan dan tetap buka, saya ingin mencoba servis la

Lockdown 2.0 - Hari ke Sebelas

Relatif mendung seharian. Jalanan rame, cenderung macet. Berderet mobil mengantri menurunkan siswa di depan sekolah. Hampir 1 km macetnya. Baru kali ini suasana pagi kembali ke seperti sebelum lockdown... Memasuki minggu ke dua kembali sekolah sejak relockdown, makin banyak berita protesnya anak2 SMA yang merasa bahwa distansiasi fisik tak mungkin dijalankan. Padahal di SMP pun demikian. Terutama saat jam makan siang di kantin; duduk berdekatan tanpa masker, dan tentunya tak bisa diam makan saja... Mungkin siswa SMA jengah. Mereka yang masuk usia jeune adult, dewasa awal, sering dituduh sebagai penyebar virus. Mereka tidak boleh berpesta, tidak bisa kumpul-kumpul, tapi diharuskan sekolah berdesakan... Ada beberapa wacana untuk menggilir masuknya siswa SMA ke sekolah. Seperti di awal pembukaan lockdown pertama dulu. Siswa hanya masuk per setengah kelas untuk mengurangi kepadatan sekolah. Mempermudah penerapan distansiasi fisik... Tapi sampai saat ini belum ada keputusan dari pemerintah.

Lockdown 2.0 - Hari ke Sepuluh

Hari Minggu. Hujan sepagian. Pantas saja nyaman berlama-lama di balik selimut. Suami kerja dengan timnya. Ada proyek yang harus diselesaikan, katanya... Sayapun marathon menyelesaikan Record of Youth yang baru keluar di Netflix Prancis Selasa lalu dan tinggal 3 episode saja... 😅 Memang saya suka sekali Park Bo Gum sejak menontonnya di Naeils Cantabile. Saya ikut terbawa senyum setiap kali dia tersenyum di Love in the Moonlight. Namun saya tidak suka dengan Encounter dan tidak berhasil meneruskan Reply 1988 padahal baru di episode 2 (karena terlalu banyak teriak-teriak, kalau analisis sepupu-sepupu saya 😅). Senang sekali saat belum lama ini menemukan I Remember. Dan kali ini puas menikmati aktingnya yang memang beda kelasnya di Record of Youth... Sepagian hanya pause untuk cuci piring menjelang tengah hari sebelum Ucok mulai menyiapkan makan siang. Sambil menunggu makan siang siap, sudah tuntas menamatkan drama yang ending- nya tidak seperti standar drama biasanya... 😉 Habis ini nont

Lockdown 2.0 - Hari ke Sembilan

Sabtu ke dua sejak reconfinement . Jalanan terasa lebih sepi ketimbang weekend lalu. Padahal hari cerah. Mungkin sudah pada bosan menjadi rebel. Pasrah saja lah. Keluar seperlunya saja... Atau memang karena makin sadar melihat menanjaknya korban covid-19 😥 Hari ini saya kembali diminta seorang sahabat untuk membantu memoderatori zoom meeting mengenai wirausaha Indonesia di Prancis. Ada banyak undangan zoom hari ini. Termasuk dari bibi saya yang mengadakan pertemuan keluarga, mempersiapkan pernikahan putra sulungnya bulan depan. Tapi zoom kewirausahaan sudah direncanakan sejak lama. Apalagi saya dipercayai bertugas. Jadi ya terpaksa saya pamit... Tidak seperti tradisi orang Prancis yang biasa makan ikan di hari Jum'at, kami lebih sering makan ikan saat weekend. Karena weekend saatnya belanja mingguan. Dan kami biasa membeli ikan segar di swalayan... 😁 Sore tadi Ucok dan papanya membeli ikan dori. Kami suka memakannya dengan dibakar. Cukup dengan garam, merica, bawang putih bubuk,

Lockdown 2.0 - Hari ke Delapan

Hari yang cerah. Kami berangkat tepat 7.30 dari rumah. Jalanan lebih rame ketimbang 4 hari kemarin. Perjalanan saya pulang pun terasa ramenya. Demikian juga saat menjemput. Memang, hari ini Butet baru selesai sekolah pukul 17.30. Saat pulang kantor. Meski lockdown, masih banyak perkantoran yang tidak memungkinkan wfh tetap buka... Saat menjemput tadi, terlihat delapan militer berjaga di depan gerbang sekolah. Delapan! Entah apakah mereka benar-benar berjaga berdelapan di gerbang collège-lycee , ataukah sebagian dari mereka baru bergabung setelah selesai berjaga di gerbang maternelle-primaire ? Jam 9 malam ini suami saya ada video call spesial. Pertemuan untuk verifikasi identitasnya. Aneh-aneh saja?... Tidak juga... Pikir-pikir, sejak berganti kantor akhir Maret lalu, suami saya belum sempat benar-benar ngantor. Selalu wfh... Karena berganti-ganti tim, diperlukan verifikasi identitas, apakah benar-benar karyawan ini yang menjadi anggota tim tertentu secara kebanyakan juga belum pernah

Lockdown 2.0 - Hari ke Tujuh

Tak terasa, seminggu berlalu... Setelah 3 hari mendung menggantung, hari ini matahari menampakkan sinarnya. Langit biru cerah, mendukung moral... Pagi tadi Butet mulai sekolah pukul 8. Tak terlihat militer yang kemaren berjaga. Bahkan hanya ada polisi lalu-lintas yang membantu para siswa menyeberang... Saat saya menjemput pukul 14.30, tak terlihat juga polisi penjaga seperti hari-hari sebelumnya. Apalagi militer.  Entah apakah mereka hanya datang saat bubaran besar 16.30 saja.  Memang tidak banyak siswa yang keluar 14h30. Butet sendiri pulang lebih cepat karena jam terakhirnya kosong... Hari ini kami kembali belanja daging melalui Uber Eats. Stok di rumah sudah hampir kosong dan suami tidak bisa menemani saya belanja. Untuk sementara, kami memilih delivery saja... Semoga semua lekas kembali aman, nyaman, tanpa kekhawatiran... 🙏

Lockdown 2.0 - Hari ke Enam

Hari ini Butet baru mulai sekolah pukul 9. Kami berangkat pukul 8.30. Jalanan agak lebih sibuk ketimbang saat kami berangkat 7.30. Tapi tetap saja lebih sepi ketimbang saat tidak ada lockdown. Saya sudah sampai rumah kembali sebelum pukul 9... Seperti hari Rabu biasa, Butet sekolah setengah hari saja. Saya berangkat menjemput 11.30. Toh harus masuk parking public. Tak ada gunanya berangkat cepat. Saya jadi bisa ikut pengajian rutin Rabu pagi... Jalanan sepi. Padahal biasanya menjelang makan siang begitu, lalu-lintas sering macet. Tak sampai 10 menit saya sudah sampai tempat parking... Meski siang tadi tak mendapat tempat di lantai 0, tempat parkir relatif kosong sejak Senin. Biasanya hanya ada 80-90an tempat tersisa pada jam bubaran sekolah. Tiga hari ini ada lebih dari 200 tempat kosong... Terasa sekali efek ditutupnya restoran dan toko-toko kecil yang dagangannya dianggap bukan termasuk kebutuhan pokok... Sampai depan sekolah, saya lihat dua militer dengan senjata beratnya. Memang sa

Lockdown 2.0 - Hari ke Lima

Hari ke dua Butet kembali sekolah. Berangkat pagi, lalu lintas lancar. Jalanan memang terasa lebih sepi. Karena hanya mengedrop di pinggir jalan, belum jam 8 juga saya sudah sampai rumah lagi... Saat menjemput, saya bertemu dengan dua sejawat sesama penjemput; seorang nenek yang sudah biasa ngobrol dengan saya sejak dua tahun yang lalu (tahun pertama Butet di collège ),   dan seorang ibu yang baru mulai ngobrol tahun lalu. Kami membicarakan pandemi, lockdown, dan cuaca yang dua hari ini mendung saja. Juga kabar mengapa si nenek tak terlihat selama beberapa hari sebelum libur musim gugur kemarin... Tidak, si nenek tidak sakit... Syukurlah... Rupanya wali kelas Butet merupakan kasus kontak. Beliau harus karantina mandiri. Pantas saja dua hari ini tidak mengajar Histoire-Geographie (Sejarah dan Geografi) ataupun Education morale et civique (Pendidikan moral dan kewarganegaraan) yang dipegangnya... Entah apakah besok beliau masih absen. Sampai saat saya tulis ini, pronote masih mencantum

Lockdown 2.0 - Hari ke Empat

Kembali sekolah. Masih masa pandemi. Bedanya, kali ini status kembali lockdown. Di luar. Di dalam sekolah sih tak ada bedanya. Hanya bahwa masker yang tadinya diwajibkan mulai usia 11 tahun, sekarang jadi wajib mulai CP (Cours préparatoire = kelas 1 SD). Selain itu semua sama dengan sebelum libur musim gugur kemarin... Kalau ada bedanya, itu karena status siaga darurat akibat kejadian-kejadian belakangan ini.  Terlihat empat polisi yang menjaga di lingkungan sekolah, selain satu polisi lalu-lintas seperti biasa... Sebelum berangkat, kami sudah berpikir bahwa mungkin tidak bisa parkir karena plan vigipirate ini. U ntung saja Butet menurut untuk mempersiapkan diri didrop di pinggir jalan. T adi pagi s ebagian parkir di depan sekolah ditutup untuk keamanan  akibat pembangunan pagar dan gedung accueil di sekolah Butet yang sudah dimulai sejak September. Tak ada tempat untuk memarkir mobil dan mengantarkannya sampai depan gerbang seperti biasa... Jam 11 pagi diadakan mengheningkan cipta unt

Lockdown 2.0 - Hari ke Tiga

Hari ini Ucok dan papanya ke swalayan untuk belanja mingguan. Tak lupa masker dan surat pernyataan, tentunya... Saat pulang, saya tanya, gimana suasana di luar? Katanya biasa saja. Seperti kemarin-kemarin. Bedanya mungkin hanya bahwa para pembeli dan petugas swalayan yang bermasker itu mengantungi attestation semua. Entah dalam bentuk kertas, ataupun digital di dalam smartphone mereka... Besok pagi Butet kembali ke sekolah lagi. Saya sudah mencetak attestation yang dikirimka sekolah. Sudah saya isi dengan nama saya dan alat transportasi yang akan kami gunakan. Kali ini mobil. Lain waktu, kalau mau naik bis atau jalan kaki, saya akan print lagi... 😄 Data Butet sudah diisikan oleh sekolah. Butet sendiri tidak perlu attestation sebagai pelajar... Pagi tadi saya sedikit curhat ke bapak di Solo mengenai kejadian belakangan ini yang membuat banyak orang menanyakan kabar kami. Saya ungkapkan bahwa saya tidak (belum?) bisa menulis secara terbuka di media sosial. Bahkan termasuk di blog ini...

Lockdown 2.0 - Hari ke Dua

Hari ini kami di rumah saja. Rencana ke restoran jelas gagal total. Padahal sudah sempat mencari-cari resto mana yang menyajikan Bouillabaise. Kami ingin menikmati hidangan sup ragam ikan khas Prancis selatan yang cukup mahal (alias nggak mungkin beli kalau nggak ada momen penting 🤑) itu sebelum pindah ke utara. Tapi emang nggak nemu sih... 😅 Kami memesan sushi delivery saja untuk makan siang. Dan malamnya kami delivery masakan india karena les garçons malas belanja ke supermarket... Untuk Sabtu, hari terasa cukup lengang. Lengang normal. Masih ada yang berlalu-lalang meski tak serame biasanya... Hari ini, saya banyak menerima pertanyaan tentang kondisi Prancis. Sepertinya di luar sana jauh lebih heboh ketimbang yang terjadi sebenarnya. Sangat disayangkan bahwa masih banyak orang bersumbu pendek. Mudah terbawa emosi hanya karena membaca satu artikel saja. Hanya setelah melihat satu video saja... Mungkin memang banyak yang kurang beruntung, tidak memiliki keluarga atau teman di Pranci

Lockdown 2.0 - Hari Pertama

Image
Kembali lockdown. Keluar rumah dibatasi. Harus membawa surat pernyataan yang bisa ditulis tangan, bisa juga dibangkitkan atau diunduh kemudian diprint di website  https://mobile.interieur.gouv.fr/Actualites/L-actu-du-Ministere/Attestations-de-deplacement Ada attestation khusus untuk orang tua mengantar-jemput anak ke sekolah atau kegiatan ekstra. Attestation harus dicap sekolah untuk membuatnya menjadi resmi. Memang harus menunggu cap sekolah. Tapi paling tidak, dengan selembar kertas, orang tua tak perlu membuat attestation tiap kali mengantar-jemput, yang bisa sampai empat kali jika anak tidak makan di kantin sekolah... Siang tadi sekolah Butet mengirim attestation lengkap dengan cap via mail. Tinggal print. Sigap... Sekolah juga mengirimkan e-mail petunjuk lebih detil kembali sekolah Senin nanti di masa lockdown ini. Plus diberlakukannya siaga darurat karena beberapa aksi ekstrem yang terjadi belakangan ini... 😔 Kami di rumah saja, sepanjang hari ini. Memang tak ada perlu ke luar.

Lockdown Lagi!

Ya, Prancis akan kembali lockdown mulai besok pagi. Setelah jam malam yang diberlakukan secara hampir menyeluruh sejak Sabtu lalu ternyata tidak dapat membendung kenaikan kasus, dan terutama meningkatnya pasien ICU. Beberapa rumah sakit sudah mulai kewalahan. Pemerintahpun memilih untuk memberlakukan kembali kuncitara mulai 30 Oktober hingga 1 Desember... Kuncitara yang agak spesial. Lebih ringan ketimbang yang pertama. Pembatasan keluar rumah, penutupan bar, restoran, dan toko-toko yang tidak esensial, disarankan wfh, perkuliahan dilakukan secara online, tapi sekolah dari TK hingga SMA tetap dibuka. Masuk seperti "biasa". Dengan kewajiban mengenakan masker mulai kelas 1 SD... Hari ini, orang berbondong-bondong ke luar kota. Pemerintah melarang pergerakan penduduk antar kabupaten. Tapi masih memperbolehkan mereka yang mau pulang weekend ini setelah periode dua minggu libur sekolah musim gugur... Hari ini, orang berbondong memanfaatkan hari kebebasan sebelum lockdown. Saya men

Saat Alam Murka

Seminggu yang lalu, semua sekolah, dari PG sampai perguruan tinggi di seluruh departement (setara kabupaten) kami ditutup. Para siswa diliburkan. Keputusan ini diumumkan Kamis sore. Butet yang sudah selesai sekolah pukul 15.30, membaca pengumuman ini di instagram sekolahnya. Saya yang sedang bersiap untuk mengantarkannya kursus tap dance langsung mengecek facebook. Dan benar, ada pengumuman dari kabupaten tentang itu... Memang Meteo France sudah memperkirakan hujan besar dan angin kencang karena badai Alex. Siaga oranye. Dan bisa jadi dinaikkan ke siaga merah. Kami sudah tahu. Tapi kami tidak menyangka sama sekali bahwa pemerintah sampai menutup sekolah-sekolah... Baiklah... Butetpun bersantai. Tidak lagi mengejar waktu menyelesaikan PR-PRnya untuk Jum'at sebelum berangkat tap dance... Saya pun santai, tidak mengejar menyiapkan makan malam karena bisa makan lambat. Tak apa tidur lambat karena besoknya tak perlu bersiap pagi-pagi untuk sekolah... Jum'at itu saya ada janji temu d

Hadiah

Image
Ini dia hadiah yang diterima ... euh, lebih tepat diambil sih... Ya, diambil sendiri oleh Butet di meja hadiah. Tidak diserahkan dari tangan ke tangan untuk mengurangi kontak. Jadi pemenang naik ke panggung dan mengambil sendiri hadiahnya... 😄 Tiga buku, abonemen gratis perpustakaan daerah, dan dua tiket pertunjukan yang harus dipilih belakangan... 👍

Juara!

Hari ini Butet makan siang di rumah. Satu Kamis per dua minggu, tidak ada pelajaran jam 11. Lumayan, break makan siang jadi nambah satu jam. Bisa santai makan di rumah... Sambil memanaskan makanan, saya mengecek mail dan messenger. Ada satu email dari panitia Ecrire Cannes, lomba menulis yang diselenggarakan pada masa lockdown. Beberapa hari yang lalu sudah sempat ada email pemberitahuan penyelenggaraan acara penyerahan hadiah untuk pemenang Sabtu nanti. Kali ini mengumumkan update website pemenangnya sendiri. Dan Butet memenangkan kategori di bawah 18 tahun!!! Langsung saya beritahu dia. Tentu dia senang sekali. Kami tak menyangka. Butet tadinya tak mau berpartisipasi. Saya dorong untuk paling tidak mengisi waktu luang di masa lockdown. Tak ada salahnya. Toh dia sudah suka menulis juga...  Saya sendiri juga ikut mengirim naskah. Sadar penuh kalau kualitas tulisan fiksi saya masih jauh dari bagus. Apalagi dalam bahasa Prancis! 😝 Gantian Butet yang mendorong saya. Alasannya, dia ingin

Kangen...

Weekend pertama sesudah resmi seminggu penuh sekolah. Ya, minggu ke dua. Tapi baru minggu ini penuh. Karena minggu pertama dimulai Selasa. Itupun siang. Dan hanya pembagian buku pegangan saja... Di akhir minggu pertama, sekolah mengumumkan bahwa ada satu kasus siswa positif. Belakangan saya ketahui siswa kelas 9. Teman sekelas cucu dari seorang nenek yang rutin saya temui saat menjemput Butet. Sekolah mengumumkan bahwa kontak siswa tersebut sangat terbatas. Hanya kontak teridentifikasi yang diminta untuk tidak kembali ke sekolah selama 14 hari. Orang tua diminta tenang dan tetap membiarkan anak ke sekolah selama tidak ada petunjuk dari sekolah... Semua siswa di kelas yang sama diminta untuk melakukan tes swab. Tapi tetap bisa masuk sekolah. Termasuk cucu nenek tadi. Padahal jelas hasil tes tidak bisa langsung diketahui. Karenanya, saya dan seorang ibu penjemput yang suka mengobrol bertiga si nenek, lega juga saat mendengar hasil negatif tesnya... Kamis kemarin Prefecture des Alpes Mari

Makan Siang yang Aneh

Setelah tahun lalu biasa makan siang berdua Butet yang tak kami daftarkan di kantin sekolah, hari ini terbalik; saya makan siang bersama abang dan papanya, tanpa Butet! Butet tetap tidak kami daftarkan ke kantin dengan pertimbangan karena tidak jelasnya apakah kantin bakal terus buka sepanjang tahun ajaran, ataukah akan ditutup karena pandemi belum usai. Selain itu juga untuk mempermudah administrasi, mengingat rencana kepindahan kami... Kami sepakat agar Butet makan di kantin sekolah dengan cara membayar satuan menu tiap kali makan. Memang lebih mahal dibanding membayar bulanan. Tapi lebih "aman" dan lebih bebas kalau sewaktu-waktu ada jam kosong dan Butet bisa pulang untuk makan siang... Pilihan ini juga untuk mengurangi momen mengantri berdesakan untuk keluar sekolah pada jam makan siang. Dan saat masuk lagi... Jadilah siang tadi saya makan bukannya bersama Butet, tapi bersama abangnya yang harus kuliah online dan papanya yang wfh... 😏