Lockdown 2.0 - Hari ke Tiga Puluh Dua

Makin terasa berkurangnya matahari. Pagi ini, masih gelap saat berangkat. Terlihat militer berjaga di depan sekolah. Mungkin mereka dikerahkan hanya hari Senin saja?... 🤔 Butet yang selesai 16.30, pulang naik bis. Agak lambat dari biasanya. Bus harus memutar jalur. Ada saluran gas yang bocor karena tertabrak traktor yang mengerjakan perbaikan jalan di sekitar stasiun kereta. Jadilah jalur yang merupakan terminal bus juga itu dilewatkan. Butet pun sampai rumah sudah tengah Maghrib. Lambat 15 menitan. Tapi dia sudah SMS seperti biasa. Jadi saya tak khawatir...

Saya sudah berniat memasak ayam cabe hijau untuk makan siang dan malam hari ini. Plus makan siang besok, kalau bisa. (Dan ternyata tinggal 3 potong ayam tersisa 😅) Saya sempatkan sekaligus memilah 5 kg paha ayam yang kami beli kemarin untuk disimpan per porsi masak di freezer. Sekalian juga memilah 4 kg sayam ayam untuk makan malam besok dan disimpan per porsi sup ayam sebagai menu sarapan, permintaan Butet sejak awal tahun ajaran kemarin... 

Pegal juga tangan memotong-motong 4 kg sayap plus sekitar 2 kg paha ayam. Capek juga kaki... Tapi saya tetap sempatkan walk at home 3 miles 😎 Semangat, semangaaattt... Demi tubuh sehat, imun mantap... 🤗

Tak lupa saya menelepon mediatheque untuk mendaftar atélier écriture via zoom yang akan dimulai Rabu lusa, seminggu sekali. Petugas perpustakaan baik sekali, sampai menelepon balik untuk menjawab pertanyaan saya tentang boleh-tidaknya Butet ikut atelier. Padahal saya hanya ingin mengantisipasi kalau-kalau ada yang mengajukan pertanyaan serupa sesudah saya membagi informasinya di media sosial... 😅

Dengan terus berharap semoga semua lekas kembali aman, nyaman, tanpa kekhawatiran... 🙏


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah