Lockdown 2.0 - Hari ke Tiga Belas

Hari ini libur nasional di Prancis. Armistice. Peringatan kemenangan Prancis dan sekutunya pada Perang Dunia Pertama atas Jerman. Beberapa negara di Eropa merayakannya. Tidak untuk Jerman, tentunya!...

Pagi tadi tidak ada pengajian. Ustadz sakit, harus ke dokter. Minggu depan beliau haris check-up lagi pada jam yang sama. Kami sedang berunding mau memindahkan pengajian ke mana. Sambil berharap semoga ustadz lekas sehat kembali...

Sejak saya memberikan alamat dan nomor telpon, tidak ada kelanjutan kabar dari toko buku kemarin. Saya biarkan saja. Saya berniat menunggu dulu sampai sore, sesuai janjinya... Dan benar! Menjelang setengah 3 siang, pemilik toko menelepon akan mengantar buku, meminta bersiap turun menerima di depan gerbang sesuai protokol kesehatan, dan akan kembali menelepon jika sudah dekat ke rumah saya...

Saat melepon ke dua, ternyata dia sudah berada di depan gerbang. Pemilik toko sendiri yang mengantar pesanan buku. Tidak ada pilihan, katanya sambil tersenyum di balik maskernya. Memang dia cukup aktif di Facebook, bercerita tentang perjuangannya untuk bertahan di masa pandemi. Lockdown kali ini dia memutuskan untuk melawan aturan pemerintah karena demikian sulitnya bertahan... 

Saya membayar bukunya di tempat menggunakan kartu debit. Sans contact. Buku diserahkan dalam tas kertas bertuliskan alamat dan nomer telpon saya, berikut nota pembelian. Setelah mengangsurkan bukti pembayaran, kami berpisah. Saya sampaikan bonne continuation, dan do'a dalam hati semoga toko buku dan toko-toko kecilnya tetap bertahan melewati pandemi...

Semoga semua lekas kembali aman,nyaman, tanpa kekhawatiran... 🙏

Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah