Lockdown 2.0 - Hari ke Lima Belas

Hari ini, untuk pertama kalinya sejak rentree automne saya memarkir mobil di depan sekolah dan mengantarkan Butet sampai dia memasuki gerbang. Bawaanya banyak. Ada semangkuk bakso imitasi yang dibuatnya untuk art plastique. Kebetulan ada tempat parkir karena memang pembongkaran trotoar sudah mulai kelar...

Hari ini, untuk pertama kainya sejak pandemi saya biarkan Butet pulang naik bis sendiri. Dia sendiri yang ingin mencoba. Teman-temannya yang biasa naik bis bercerita bahwa sejak lockdown, bisnya tidak penuh. Dan alhamduliLlah benar. Butet mendapat tempat duduk dan pulang dengan tenang tadi sore...

Memang sejak pandemi saya memilih untuk mengantar-jemputnya setiap hari. Tidak tenang, rasanya membiarkannya naik bis yang memang jalurnya sibuk itu. Khawatir karena terbatasnya kapasitas penumpang saat diterapkannya distansiasi fisik, khawatir akan prilaku penumpang yang tidak semuanya disiplin, ... Terlalu banyak kekhawatiran tak sehat yang membuat saya memilih mengalokasikan waktu dan tenaga untuk pulang-pergi sekolah. Yah, selagi sempat ini juga...

Kami tidak membeli abonemen bus tahun ajaran ini karenanya. Saya beri Butet kartu bus 10 voyages dan mengingatkannya untuk selalu membawa uang, sekedar untuk membeli tiket bus jika diperlukan...

Hari ini tepat 20 tahun sejak saya pertama menginjakkan kaki di Prancis. Rencana semula yang hanya dua tahun merantau, molor sampai dua dekade... Takdir memang tak ada yang bisa menduga. Manusia hanya merencanakan, hanya Allah yang bisa menentukan... Bahkan di masa pandemi begini, keinginan untuk berencanapun rasanya harus ditahan...

Semoga semua lekas kembali aman, nyaman, tanpa kekhawatiran... 🙏


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah