Posts

Teknologi Komunikasi: Mendekatkan yang Jauh

Image
Saat awal merantau seperempat abad yang lalu, internet dan jaringan seluler belum meluas. Komunikasi dengan keluarga di Indonesia dilakukan melalui telepon rumah. Posel sesekali, tentu, untuk mengirim foto. Kartu Telepon Sakti Saya teringat dulu menelepon ke Indonesia dengan membeli semacam kartu prabayar terlebih dahulu. Dengan voucer ini, kita menelepon ke suatu nomor khusus untuk kemudian memasukkan kode rahasia, lalu baru memanggil nomor internasional yang kita inginkan. Biaya panggilan akan diambil dari saldo voucernya. Asia Star adalah salah satu voucer andalan kami di masa lalu (Foto diambil dari  eBay ) Komunikasi telepon ini murah, karena melalui jadingan internet. Ya, VoIP. Asal jangan menelepon dari atau ke telepon seluler saja, kartu sakti ini jadi andalan para perantau di sekitar tahun 2000an. Telepon Rumah Gratis Seiring meluasnya internet, VoIP pun makin meluas. Berbagai penyedia jaringan internet berlomba menawarkan telepon murah. Murah sampai gratis. Kegratisan ber...

Rentrée Automne 2025

Image
Seminggu sudah berlalu sejak saya meninggalkan Butet lagi di rantaunya. Udah kangen? Nggak terlalu terasa sih. Ya, kami masih kontak tiap hari. Tapi seminggu ini lebih intensif lagi! Alasan utama Butet tak mau pulang saat liburan adalah karena tak mau memotong ritme adaptasinya. Alasan lain adalah karena tugasnya banyak. Banyaaak sekali! Butet mengalokasikan minggu pertama liburannya untuk istirahat. Apalagi ada agenda ke Lille sepanjang akhir pekan. Istirahat bukan berarti bersantai penuh. Butet tetap mencari referensi, misalnya. Begitulah. Sekalian memanfaatkan keberadaan kartu debit saya untuk membayar buku-buku dan perlengkapan kuliah yang diperlukannya! Hahaha. Butet mengalokasikan minggu kedua untuk mengerjakan tugas. Semaksimal mungkin di kampus. Pikirnya adalah untuk memanfaatkan ruang yang lebih bebas karena semua tingkat sudah dijadwalkan libur. Dan komputer lebih canggih dengan dua layarnya, tentunya! Namun ternyata di akhir pekan pertama ada pengumuman bahwa ruangan kelas d...

Fansign Katseye di Cannes

Image
Beberapa saat setelah tiba di Valenciennes, Butet mengabarkan bahwa ada global group Katseye yang datang ke Cannes untuk menghadiri NRJ Music Awards. Saya pun mempertanyakan, "Bukannya kamu nggak ngefans mereka?" Rupanya banyak Eyekons di antara teman-teman sekelasnya. Jadilah Butet terimbas. Namun Butet tetap tak berminat saat saya tawari untuk ikut saya kembali ke Cannes. Toh bakal tak bisa mengakses acara juga. Tiket gratis ke NRJ Music Awards hanya dibagikan ke pelajar yang bersekolah di Cannes. Teman-teman Butet dari lycée pun hanya segelintir yang masuk kategori itu. Pendiriannya sempat goyah, saat Selasa saya mendapati pengumuman fansigning Katseye di Fnac Cannes, sehari sebelum penyelenggaraan NRJ Music Awards, tepat sehari sesudah jadwal saya kembali ke Cannes. Namun Butet teguh untuk tidak ikut pulang. Tugasnya ada buanyaaak sekali. Tak akan mungkin dia sanggup menyelesaikannya kalau pulang dadakan dan datang di acara segala, sedangkan praktis dia menjadwalkan pen...

Umur Tak Menipu

Image
Di hari pertama November ini, saya bangun siang. Sesudah Subuh, saya kembali ke kasur. Dengan tidak percaya diri. Sudah beberapa lama ini, saya tak pernah berhasil tidur pagi. Faktor-u, katanya sih. Eh tapi ternyata pagi ini berhasil! Saya terbangun oleh panggilan video chat Butet yang memang biasa minta "ditemani" saat keluar belanja Sabtu pagi. Saya mengangkatnya dengan off-cam. Kamar masih gelap. Paksu yang sudah bangun tidak membuka-buka jendela. Sengaja membiarkan saya beristirahat. Sepertinya saya memang lelah. Dan terlihat nyenyak. Saya sempat terbangun saat Paksu masuk kamar beberapa kali, entah untuk apa. Saya pikir dia akan membangunkan saya sebelum pergi lari pagi. Tapi saya dengan suksesnya lekas terlelap lagi. Rupanya rencana larinya batal karena Cannes hujan rintik seharian ini. Reda sejenak, lalu turun lagi. Serasa masih di utara saja. Minus dinginnya, tentunya! Tapi wajar sih, kalau saya lelah. Dari acara Festival Indonesia Sabtu, sesiangan keliling Museum Sen...

Kembali ke Cannes

Image
Dan ... berlalu sudah 8 hari bersama Butet di Prancis utara.... Sampai Senin siang, saya kembali ke Cannes Rabu pagi seminggu setelahnya. Kali ini saya berangkat menggunakan pesawat via Lille dan pulang menggunakan kereta api via Paris. Kenapa tidak pesawat juga? Karena kali ini menyinkronkan dengan perjalanan dinas Paksu. Ceritanya, Paksu ada pertemuan di Chantilly, 50 km utara Paris, dari Senin hingga Rabu. Untuk ke sana tak ada kereta langsung dari Cannes. Apalagi pesawat dari Nice. Perjalanan tetap harus melalui Paris. Karena itulah perjalanan pulang saya sengaja disamakan dengan akhir acara Paksu.  Memang kebetulan juga harga tiket pesawat minggu ini sudah mahal sekali. Maklum lah, periode libur sekolah. Tiket kereta api pun begitu. Pas sekali, Rabu siang kemarin adalah harga yang paling terjangkau. Paksu sampai melewatkan makan siang yang menjadi penutup acara untuk mengejar jadwal kereta tuh! Memang kami membeli tiket dengan harga sebagai pertimbangan utama. Untuk keberangka...

Romantisasi Novel dalam Adaptasi Film My Name is Loh Kiwan

Image
Akhirnya saya tuntaskan juga menonton film My Name is Loh Kiwan . Dengan tekad bulat dan adanya dorongan karena sedang tak ada tontonan lain, saya bisa menyelesaikannya dengan cukup cepat. Tidak sekali duduk, tentu saja. Namanya juga ibu-ibu ya!? Hehehe. Perjalanan Loh Kiwan Seperti yang sempat saya singgung di ulasan novel karya Cho Haejin yang menginspirasinya, film My Name is Loh Kiwan berbeda arah dibanding buku I Met Loh Kiwan . Sejalan dengan pemilihan formulasi judulnya, di dalam film, kisah berpusat pada perjalanan Loh Kiwan sendiri. Dimulai dari sedikit latar kisahnya saat di Tiongkok, di mana Kiwan dan ibunya tinggal setelah melarikan diri dari Korea Utara. Setelah ibunya meninggal dunia, Kiwan yang sudah beberapa waktu menjadi buronan polisi karena terlibat perkelahian pun beremigrasi ke Belgia. Foto: Tudum by Netflix Begitu tiba, Kiwan langsung mengajukan permohonan suaka. Tak semudah itu, tentu saja. Apalagi dia tak memiliki kartu identitas sebagai warga Korea Utara. Bel...

Badai Benjamin

Image
Ada badai Benjamin yang lewat Prancis hari ini. Meteo France menetapkan vigilance jaune untuk sebagian wilayah. Sebagian lagi orange. Termasuk département Haut de France di mana terdapat Valenciennes. Dan Alpes Maritimes, département-nya Cannes! Angin bertiup kencang sejak pagi di Valenciennes. Hujan menyusul sekitar jam 8. Kami membatalkan agenda makan siang di luar. Saya juga enggan  keluar belanja ke boucherie halal, mencoba mencari bebek yang rencananya dimasak untuk menggantikan jajan ke restoran.  Hujannya sih sebenarnya kecil saja. Namun kami takut menghadapi angin yang katanya mencapai 85 km/jam! Kami memilih pasrah sekalian menghabiskan salmon dan gnocchi yang expired kemarin untuk makan siang. Makan malamnya menghabiskan sisa nasi ditemani burger steak. Sekalian biar tak meninggalkan makanan selama praktis 4 hari kami ke Lille mulai Jumat pagi hingga Senin siang. Kami menghabiskan hari dengan menonton serial dokumenter di Netflix—yang tak akan saya detilkan di sini k...

Fête du Cinéma d'Animation 2025

Image
Tiga hari di Valenciennes, ngapain aja? Belanja, belanja, dan belanja! Begitulah jadi ibunya anak kos. Kalau pas nengok anak, musti siap-siap merogoh kantong lebih dalam. Kartu debit panasss buat mentraktir si anak. Mentang-mentang ditampung di kamarnya, mamanya musti bayar belanjaan untuk makan. Tentu saja sekalian dimanfaatkan untuk menumpuk stok camilan. Makan jajan di luar juga. Perlengkapan rumah sekalian, kalau perlu. Memang yang dibelanjakan adalah hal yang perlu tapi nggak perlu-perlu amat. Nggak urgent. Bisa nunggu. Nunggu saat ada ortunya yang bisa bayarin! Hahaha. Senin, baru sampai menjelang sore, kami nggak belanja sih.  Nggak ke mana-mana juga.   Butet langsung makan siang dengan lauk ayam oven yang saya bawa. Senang sekali melihatnya makan dengan lahap. Malamnya kami makan rendang.  Selasa, barulah dimulai: makan siang crepe, belanja komik untuk referensi, lalu belanja keperluan sehari-hari di swalayan, semuanya di mall kecil satu-satunya di Valenciennes. B...