Posts

Showing posts from November, 2020

Lockdown 2.0 - Hari ke Tiga Puluh Dua

Makin terasa berkurangnya matahari. Pagi ini, masih gelap saat berangkat. Terlihat militer berjaga di depan sekolah. Mungkin mereka dikerahkan hanya hari Senin saja?... 🤔 Butet yang selesai 16.30, pulang naik bis. Agak lambat dari biasanya. Bus harus memutar jalur. Ada saluran gas yang bocor karena tertabrak traktor yang mengerjakan perbaikan jalan di sekitar stasiun kereta. Jadilah jalur yang merupakan terminal bus juga itu dilewatkan. Butet pun sampai rumah sudah tengah Maghrib. Lambat 15 menitan. Tapi dia sudah SMS seperti biasa. Jadi saya tak khawatir... Saya sudah berniat memasak ayam cabe hijau untuk makan siang dan malam hari ini. Plus makan siang besok, kalau bisa. (Dan ternyata tinggal 3 potong ayam tersisa 😅) Saya sempatkan sekaligus memilah 5 kg paha ayam yang kami beli kemarin untuk disimpan per porsi masak di freezer. Sekalian juga memilah 4 kg sayam ayam untuk makan malam besok dan disimpan per porsi sup ayam sebagai menu sarapan, permintaan Butet sejak awal tahun ajara

Lockdown 2.0 - Hari ke Tiga Puluh Satu

Image
Tepat satu bulan berlalu. Hari ini cerah. Seperti Minggu siang tiap dua minggu, saya dan suami belanja daging ke boucherie halal di Cannes. Tak lupa membawa attestation baru, yang berlaku mulai kemarin... Saat mengunduh attestation , baru saya sadari bahwa ke luar untuk keperluan kegiatan kuktural (menonton film, pertunjukan tari, seni budaya, ...) dan untuk beribadah, dimasukkan ke dalam check list yang sama dengan belanja (opsi ke 2)! Memang untuk ini tidak ada batasan jarak dan waktu. Tapi tetap saja, rasanya aneh juga... 😅 Boucherie rame. Kami hanya bisa parkir di arret minute. Tak ada tempat lain. Sampai waktu kami pulang pun, parkiran sekitar boucherie masih penuh. Mungkin karena tanggal muda. Atau memang banyak yang memanfaatkan kesempatan dibuka kembalinya toko-toko di kota... Kami sendiri masih belum berminat keluar rumah kalau tak ada perlunya. Apalagi saat melihat berita bahwa kota dan sekitar pantai dipenuhi orang berbelanja atau sekedar jalan-jalan. Banyak yang memanfaa

Lockdown 2.0 - Hari ke Tiga Puluh

Hari ini dimulai tahap pertama pelonggaran lockdown. Toko-toko dan jenis usaha yang harus tutup sejak reconfinement, sudah boleh buka lagi. Saat yang cukup tepat mengingat sudah waktunya kebanyakan orang Prancis belanja kado Natal...  Mulai hari ini sudah boleh jalan-jalan hingga 20 km selama 3 jam, tidak lagi 1 km dan 1 jam saja. Tetap dengan membawa attestation... Tapi kami memilih tak ke mana-mana.  Apalagi hari ini cuaca buruk. Angin cukup besar dan hujan... Ucok dan papanya tetap belanja sore tadi. Sudah tidak hujan lagi. Tapi suhu udara sudah terasa mendingin, kata mereka... Hari ini saya berusaha menyelesaikan MOOC Vivre en France - B1. Kalau niat, sehari bisa menyelesaikan 5 module. Masih satu lagi. Sudah capek. Dan saya butuh bahan untuk writing challenge bulanan walau akhirnya tak menulis banyak. Tak bisa berpikir lagi. Meski ternyata bisa juga menulis di sini... 😜 Sambil menonton final Mask Singer, sambil terus berharap semoga semua lekas kembali aman, nyaman, tanpa kekhawa

Lockdown 2.0 - Hari ke Dua Puluh Sembilan

Image
Pagi ini, militer tak terlihat lagi di depan sekolah. Hanya ada tambahan satu polisi yang berjaga di bundaran, selain satu di depan gerbang dan satu lagi yang membantu penyeberangan. Itu yang sempat saya lihat. Mungkin ada lagi yang tak sempat terdeteksi karena memang hanya cepat saja lewat depan gerbang... Butet saya turunkan agak jauh dari depan gerbang. Kami pikir ada tempat parkir. Ternyata ada jajaran tempat sampah yang tak biasa ada di sana, yang tersembunyi di balik truk pengantar barang... 😅 Pagi tadi akhirnya saya siapkan Tiramisu request Ucok. Bahan sudah dibeli sejak Sabtu lalu. Rencananya, saya siapkan hari Rabu. Ternyata saya sakit. Baru pagi tadi saya merasa mampu. Dan malam inipun bisa kami nikmati... Tiramisu ini adalah rangkaian dessert yang diminta Ucok untuk saya siapkan sebelum dia berangkat merantau. Memang saya tawari dia untuk meminta mau dimasakkan apa. Sementara ini hanya dessert yang dia minta... Asal dibelikan bahannya, saya sih siap siap saja... 😎 Dengan t

Lockdown 2.0 - Hari ke Dua Puluh Delapan

Empat minggu berlalu sejak reconfinement. Hari ini perdana menteri memberikan penjelasan mengenai penerapan keputusan pemerintah yang disampaikan presiden dua hari yang lalu. Saya tidak mengikutinya. Tidak ada hal penting spesial yang menyangkut kami secara langsung... Saat mengantar Butet sekolah pagi tadi, kami melihat adanya militer berjaga. Butet selesai sekolah 15.30 dan pulang naik bis bersama teman-temannya. Saya lupa menanyakan apakah masih ada militer di depan sekolah... Siang tadi saya mengikuti zoom meeting dengan pembicara ayah saya. Tadinya saya mau mengikuti secara santai. Ternyata ayah meminta saya menyimpan chat dan mengambil beberapa screenshot. Jadilah saya mengikuti dengan cukup serius... Seperti yang sudah saya bayangkan, materinya tidak saya mengerti. Introduction to Islamic Sociology. Teoritis sekali. Memang meeting diadakan oleh International Institute of Islamic Thougts. Biarpun judulnya "introduction", tetap saja masih di luar jangkauan otak ibu rumah

Lockdown 2.0 - Hari ke Dua Puluh Tujuh

Hari ini pengajian kembali diadakan pagi. Kali ini saya bisa ikut dari awal hingga akhir. Bahkan sempat berpartisipasi mengajukan pertanyaan. Butet memilih pulang naik bis. Sepertinya senang dia, pulang bersama teman-temannya. Apalagi hari ini ada colis Decathlon yang dijadwalkan datang... Oh ya. Saya tidak benar-benar mengikuti pengajian lengkap dari awal sampai akhir. Karena di tengah tadarus, livreur datang. Dan saya harus mengambil colis ke depan gerbang... Untung saja sudah selesai giliran mengaji... Hari ini saya banyak istirahat. Makan siang saya serahkan ke Ucok. Tinggal menggoreng tenders yang sudah saya siapkan sekalian makan malam kemarin plus menghangatkan nasi. Malam, saya hanya memasak salmon di oven. Praktis... Hidung sudah tidak meler lagi. Badan sudah tidak pegal-pegal lagi. Semoga besok sudah fit dan bisa melanjutkan program Walk at Home. Sekalian mencoba sepatu baru!... 😜 Sambil terus berdo'a, semoga semua lekas kembali aman, nyaman, tanpa kekhawatiran... 🙏

Lockdown 2.0 - Hari ke Dua Puluh Enam

Hari ini saya pilek berat. Memang sejak kemarin udara terasa makin dingin. Sesudah Walk at Home, saya tak langsung kembali mengenakan gilet yang sudah hampir tak lepas sejak beberapa hari ini. Saat suhu badan kembali normal, barulah tersadar bahwa jendela masih terbuka. Langsung pileklah saya... Sebagai penyandang asma, pilek merupakan penyakit ringan yang cukup menyiksa. Nafas jadi lebih pendek lagi, lelah lebih cepat datang. Obatnya hanya istirahat. Barang mahal buat ibu rumah tangga... Tapi siang tadi saya paksakan juga. Dengan bantuan paracetamol, saya bisa tidur lebih dari satu jam. Terbangun saat Butet mengirim SMS, memberi tahu bahwa dia sudah naik bus. SMS yang dikirim atas kesepakatan kami jika dia pulang sendiri... Saya merasa enakan saat bangun tidur. Tidak lagi sakit kepala. Tapi hidung masih meler. Yang sayangnya tidak terbantukan oleh kenekatan saya tetap menyiapkan makan malam. Padahal saya bisa saja meminta bantuan Ucok atau memesan delivery... Besok saya harus mengerem

Lockdown 2.0 - Hari ke Dua Puluh Lima

Sepertinya resmi tugas menjemput dihapus. Minggu lalu, hanya Rabu saya menjemput Butet. Hari ini dia memilih pulang sendiri. Begitupun besok, katanya... Btw, sudah seminggu kemarin saya tidak lagi melihat militer berjaga di depan sekolah. Polisi juga hanya dua orang yang membantu menyeberang... Butet cerita kalau dia melihat militer berjaga di depan SMA negeri tak jauh dari rumah kami, yang dilewatinya naik bus. Memang SMA itu terletak di jalan utama... Hari ini akhirnya saya membeli sepatu lari. Bukan untuk lari, tentunya. Untuk dipakai jalan nyaman saja sesuai anjuran podolog. Biar mengurangi sakit jempol kaki kanan karena arthritis. Penyakit perempuan, katanya... 😥 Podolog menyarankan untuk membuat sol sepatu khusus. Tapi karena lockdown, saya malas mengurusnya. Apalagi saya masih merasa sakitnya tidak seberapa. Dan dokter masih menyarankan untuk mencoba memakai sepatu nyaman itu tadi... Fyi, sepatu yang saya beli, saya pilih karena merk dan model itu yang dipakai podolog. Untung s

Lockdown 2.0 - Hari ke Dua Puluh Empat

Emang nyesek banget pagi-pagi habis subuh buka whatsapp dan menemukan pesan "ini dari si A, jadi aku jelas percaya", disertai link sebuah artikel yang dari judulnya saja sudah jelas tendensius... Kalau sudah begitu, memang mending diem. Segala jawaban akan mengarah ke timbulnya perang dunia ke tiga. Kesel hati, capek pikiran. Tak ada manfaatnya sama sekali... Meski tetap, aku mencari akar artikel yang entah sudah berapa tingkat penerjemahan itu. Media nasional euy! Kok bisa2nya... Tak lupa bertanya pada teman jurnalis yang bisa aku percaya. Dan memang artikel luar biasa kompornya... 😟 Lekas mute smartphone. Tak mau, aku diganggu pesan2 apalagi audio call dengan dalih menanyakan kabar... Kalau mau nanya, nanya dulu. Bukan menghakimi dulu, dan nanyanya belakangan kan!?... 😣 Minggu2 kok dibikin gusar. Mending baca buku, nonton drama, ngerjain MOOC, dan ngobrol ngalor-ngidul bersama Butet saja... Sambil berharap semoga semua lekas kembali aman, nyaman, tanpa kekhawatiran... 🙏

Lockdown 2.0 - Hari ke Dua Puluh Tiga

Hari Sabtu, tapi suami saya tetap bekerja. Conference hampir seharian hanya berhenti untuk makan dan sholat saja. Oh ya, plus memesan makan siang dan mengambilnya di depan gerbang saat diantar... Ya, siang ini kami delivery untuk makan. Saya malas memasak. Tak ada ide. Apalagi kami memang sudah berencana untuk jajan seminggu sekali. Kompensasi jatah makan siang suami yang tak terpakai... Sore, seperti biasa, Ucok belanja bersama papanya. Tak lupa masker dan attestation, tentunya...  Semoga semua lekas kembali aman, nyaman, tanpa kekhawatiran... 🙏

Lockdown 2.0 - Hari ke Dua Puluh Dua

Jum'at santai. Meski jadwal sekolah sampai 17.30, Butet memilih tidak dijemput. Pulang naik bis saja dengan teman-temannya... Agak ragu saya mengijinkannya. Hari sudah gelap. Papanya yang meyakinkan saya, kan anaknya sendiri yang minta. Lagipula mumpung hari cerah ini juga... Santai. Makan siang nasi goreng, malam kebab dengan kambing yang saya marinate dari pagi. Tinggal memanggang, menyiapkan tomat dan salad, rotinya dihangatkan di akhir pemanggangan kambing. Santai... Malam diakhiri dengan menonton dua episode Manifest berdua Butet di MyTF1 replay. Selasa lalu kami sempat menonton satu episode karena Rabunya Butet mulai jam 9. Rabu depan dia mulai jam 8. Saya tak akan mengijinkan Butet menonton tivi Selasa malam. Kami akan menonton di replay saja seluruh episode yang disiarkan... Sambil tetap berharap semoga semua lekas kembali aman, nyaman, tanpa kekhawatiran... 🙏

Lockdown 2.0 - Hari ke Dua Puluh Satu

Tiga minggu sudah, tak begitu terasa. Memang buat kami dengan suami yang memang sudah harus WFH sejak lockdown pertama, Ucok yang tetap kuliah online, dan Butet yang kembali ke bangku sekolah, semua tidak ada bedanya... Lockdown baru terasa saat mau ke boulangerie  untuk sekedar membeli baguette ; harus membuat attestation dahulu. Tidak bisa keluar sewaktu-waktu seperti saat bukan lockdown. Saya yang harus membawa attestation untuk mengantar jemput Butet? Tidak terasa. Karena kertas attestation sudah siap di tas. Satu kali print untuk seterusnya... Hari ini Butet pulang naik bis lagi. Saya jadi menganggur. Jeleknya, waktu yang tersisa tak tersalurkan dengan baik jika tak dipaksa agenda. Hasilnya saya jadi lebih banyak menonton drama ketimbang melanjutkan MOOC yang memang tak ada deadline dalam waktu dekat... Tapi duduk saja, bosan juga. Nonton drama, capek juga... Sebelum saat menyiapkan makan siang, saya sempatkan olah raga sebentar. Walk at Home  di Youtube, 30 menitan saja. Seper

Lockdown 2.0 - Hari ke Dua Puluh

Image
Kemarin Butet bilang mau nyoba pulang naik bis. Tapi tadi pagi dia berubah pikiran. Ingin dijemput, katanya... Baiklah. Selagi mamanya sempat ini, kan!?... Apalagi hari ini pengajian dipindah ke siang karena ustadz harus check-up dokter di jadwal pengajian biasanya. Jadi saya longgar... Pulang sekolah Butet bilang mau kerja kelompok. Visio conference. Baiklah... Saya p indah ke ruang utama, dari sedianya mengikuti pengajian dari kamar Butet. Tak lupa  langsung pami t ijin tidak jadi ikut tadarus. Saya tak mau ambil resiko suara bersautan dengan suami yang ada jadwal conference juga... Serasa deja vu saat Butet masih SFH di masa lockdown pertama, ya!?... 😅 Hari ini saya membuat sambal bawang setelah sekian lama tidak membuat sambal. Kenapa? Entahlah... Tiba-tiba kepikir saja kalau sudah lama tidak membuat sambal... 😁 Sepertinya enak buat teman bakso. Tapi bukan bakso yang ini. Karena ini hasil prakarya Butet. Bukan bakso beneran!... Cukup meyakinkan, kan!?... 😋 Semoga semua lekas kem

Lockdown 2.0 - Hari ke Sembilan Belas

Hari cerah. Saya keluar rumah hanya untuk mengantar Butet sekolah saja. Pulangnya dia naik bis. Lancar, katanya. Masih dapat tempat duduk meski bus lumayan penuh juga... Beberapa hari yang lalu kami mendapatkan pengumuman dari kantor pusat suami bahwa WFH diperpanjang sampai Juni 2021. Baiklah... Makin tak jelas nasib pindah rumah... Nikmati saja... Hari ini kami membeli tiket pesawat untuk Ucok berangkat ke Swedia Desember nanti. AlhamduliLlaah ada pesawat direct ke Arlanda dan langsung ganti lanjut ke Visby di hari yang sama. Kami memesan ekstra bagasi juga. Berangkat di musim dingin, satu bagasi sepertinya sudah penuh dengan jaket ekstra saja... 😅 Ucok berangkat sendiri. Tidak kami antar. Tidak ada attestation mengantar mahasiswa ke kos-kosan 😒 Rencananya, kami akan menyusul. Tapi tentu melihat kondisi dulu, nanti bagaimana... Semoga semua sehat, lancar perjalanan sampai tujuan dan segala urusan... Semoga semua lekas kembali aman, nyaman, tanpa kekhawatiran... 🙏

Lockdown 2.0 - Hari ke Delapan Belas

Pagi berawan. Jalanan basah, sisa hujan semalam. Saat berangkat menjemput makan siang, langit cerah. Butet ingin makan siang di rumah karena selain memang rutin jam kosong antara 13.30-14.30, menu kantin siang tadi tidak enak... 😜 Saat perjalanan pulang, awan kembali datang. Lalu berangkat lagi sesudah makan siang dengan langit cerah. Terus berlanjut sampai sore. Syukurlah... Karena Butet ingin mencoba naik bis untuk pulang sekolah. Lancar, katanya, meski cukup rame penumpang... Setelah Pfizer yang mengumumkan vaksinnya efektif 90%, hari ini saya mendengar berita tentang vaksin Moderna dengan efektivias 95%. Atau sekitar itu lah... Lupa tepatnya berapa... Apakah besok ada pengumuman tentang produsen vaksin lain dengan tingkat efektivitas lebih tinggi? Asal penelitian benar dan pemerintah tidak gegabah memesan vaksin saja... Semoga semua lekas kembali aman, nyaman, tanpa kekhawatiran... 🙏

Lockdown 2.0 - Hari ke Tujuh Belas

Hari Minggu. Hari santai. Cuci piring dan baju sih tetap ya... Lebih santai karena tak terlalu dikejar waktu... Hari ini untuk pertama kalinya sejak reconfinement , saya dan suami kembali belanja daging mingguan di boucherie halal di kota. Memang belanja di tempat, jauh lebih murah ketimbang lewat Uber Eats. Dan lebih lengkap pilihannya... Kami berangkat sesudah Asar. Sampai boucherie sekitar jam 3 sore, cukup sepi. Entah karena reconfinement atau memang jam sepi. Biasanya jam segitu rame pembeli... Kami sempatkan membeli beras juga. Ya, boucherie langganan kami juga menjual produk-produk Asia dan Afrika non maghrib. Lumayan, kami tak perlu ke dua toko untuk belanja beras dan daging. Meski memang tak banyak tersedia produk Asia yang biasa kami beli. Dan Indomie di sana dipatok 0,90€! Jelas mahal dibanding harga rata-rata di toko Asia atau bahkan di supermarket yang 0,60€!... 🤑 Butet berencana akan mulai kembali rutin naik bus untuk pulang sekolah. Tapi mau mengetes dulu kondisi kep

Lockdown 2.0 - Hari ke Enam Belas

Hari ini saya diminta kembali membantu memoderatori zoom meeting. Tak banyak yang saya lakukan. Hanya membagi foto saat pembicara sedang melakukan pemaparan. Teteh moderator sebenarnya bisa melakukannya sendiri. Saya duga dia hanya perlu teman sepenanggungan saja. Dukungan moril, gitu... Saya sih senang-senang saja. Toh nggak ada kerjaan ini... Apalagi kalau saat percobaan dengan nara sumber sehari sebelumnya. Seperti kemarin. Saat percobaan sudah selesai, saya masih online dengan si teteh. Kami ngobrol panjang lebar yang tidak ada kaitannya dengan persiapan meeting... Asal tahu saja, tak banyak teman sejalan yang bisa diajak ngobrol dengan klopnya. Saat menemukan teteh ini, saya jadi seperti menemukan seorang kakak pengayom. Jelas saja betah ngobrol dengannya... 😍 Zoom meeting berjalan lancar. Masih ada kekurangan di sana-sini, jelas... Tapi kami banyak kemajuan. Belajar dan terus tambah belajar di setiap pertemuan... Sore tadi Ucok belanja bersama papanya. Seperti Sabtu sore biasa.

Lockdown 2.0 - Hari ke Lima Belas

Hari ini, untuk pertama kalinya sejak rentree automne saya memarkir mobil di depan sekolah dan mengantarkan Butet sampai dia memasuki gerbang. Bawaanya banyak. Ada semangkuk bakso imitasi yang dibuatnya untuk art plastique. Kebetulan ada tempat parkir karena memang pembongkaran trotoar sudah mulai kelar... Hari ini, untuk pertama kainya sejak pandemi saya biarkan Butet pulang naik bis sendiri. Dia sendiri yang ingin mencoba. Teman-temannya yang biasa naik bis bercerita bahwa sejak lockdown, bisnya tidak penuh. Dan alhamduliLlah benar. Butet mendapat tempat duduk dan pulang dengan tenang tadi sore... Memang sejak pandemi saya memilih untuk mengantar-jemputnya setiap hari. Tidak tenang, rasanya membiarkannya naik bis yang memang jalurnya sibuk itu. Khawatir karena terbatasnya kapasitas penumpang saat diterapkannya distansiasi fisik, khawatir akan prilaku penumpang yang tidak semuanya disiplin, ... Terlalu banyak kekhawatiran tak sehat yang membuat saya memilih mengalokasikan waktu dan te

Lockdown 2.0 - Hari ke Empat Belas

Pagi tadi kami berangkat pas setengah 8 dari rumah. Dan jalanan rame! Macet mengantri untuk mengedrop di depan gerbang. Terbukti orang-orang memang berangkat setengah delapan. Kalau tak mau macet, harus pergi sebelum itu... Tak ada militer di depan sekolah. Hanya ada polisi. Tak banyak. Atau saya yang tidak memperhatikan... Yang jelas, saat menjemput setengah empat sore, jangankan militer, polisi lalu-lintas saja tidak ada!... Semoga pertanda situasi dinilai aman... Hari ini, dua puluh tahun yang lalu, saya meninggalkan Indonesia untuk menyusul suami di Prancis. Tak terasa waktu berlalu. Saat itu, tanpa pengetahuan bahasa Prancis pun percaya diri saja. Dipikir-pikir rasanya nekat sekali... Entah karena kemampuan berbahasa Inggris saya sudah menurun drastis, atau memang faktor umur yang membuat pertimbangan lebih jauh... 😏 Perdana Menteri berpidato sore tadi. Tak ada berita penting. Tak ada perubahan peraturan. Harus bersabar sampai 1 Desember. Itupun kalau tidak diperpanjang... Semoga

Lockdown 2.0 - Hari ke Tiga Belas

Hari ini libur nasional di Prancis. Armistice. Peringatan kemenangan Prancis dan sekutunya pada Perang Dunia Pertama atas Jerman. Beberapa negara di Eropa merayakannya. Tidak untuk Jerman, tentunya!... Pagi tadi tidak ada pengajian. Ustadz sakit, harus ke dokter. Minggu depan beliau haris check-up lagi pada jam yang sama. Kami sedang berunding mau memindahkan pengajian ke mana. Sambil berharap semoga ustadz lekas sehat kembali... Sejak saya memberikan alamat dan nomor telpon, tidak ada kelanjutan kabar dari toko buku kemarin. Saya biarkan saja. Saya berniat menunggu dulu sampai sore, sesuai janjinya... Dan benar! Menjelang setengah 3 siang, pemilik toko menelepon akan mengantar buku, meminta bersiap turun menerima di depan gerbang sesuai protokol kesehatan, dan akan kembali menelepon jika sudah dekat ke rumah saya... Saat melepon ke dua, ternyata dia sudah berada di depan gerbang. Pemilik toko sendiri yang mengantar pesanan buku. Tidak ada pilihan, katanya sambil tersenyum di balik mas

Lockdown 2.0 - Hari ke Dua Belas

Pagi ini kami berangkat sedikiiit lebih awal. Sepertinya memang beda, lalu-lintas sebelum dan sesudah setengah delapan. Kelihatannya rata-rata orang pergi dari rumah pas setengah delapan. Karenanya, kalau kami juga demikian, terasa ramenya jalan... Kami tidak perlu mengantri satu kilometer untuk menurunkan Butet di depan gerbang. Pagi tadi terlihat ada militer berjaga. Padahal kemarin tidak ada sama sekali, baik pagi maupun sore. Hanya ada polisi yang jumlahnya lebih banyak dari biasanya. Namun saat saya menjemput, tidak ada lagi militer berjaga... Hari ini, episode terakhir Do You Like Brahms? keluar secara gratis di Viki. Saya menontonnya sebelum berangkat menjemput Butet. Antara lega selesai dan merasa kehilangan momen menonton drama dengan iringan musik klasik di dalamnya... Siang tadi saya mengirim message Facebook ke toko buku kecil di Cannes. Toko buku termasuk yang harus tutup selama lockdown. Meski toko yang satu ini melawan aturan dan tetap buka, saya ingin mencoba servis la

Lockdown 2.0 - Hari ke Sebelas

Relatif mendung seharian. Jalanan rame, cenderung macet. Berderet mobil mengantri menurunkan siswa di depan sekolah. Hampir 1 km macetnya. Baru kali ini suasana pagi kembali ke seperti sebelum lockdown... Memasuki minggu ke dua kembali sekolah sejak relockdown, makin banyak berita protesnya anak2 SMA yang merasa bahwa distansiasi fisik tak mungkin dijalankan. Padahal di SMP pun demikian. Terutama saat jam makan siang di kantin; duduk berdekatan tanpa masker, dan tentunya tak bisa diam makan saja... Mungkin siswa SMA jengah. Mereka yang masuk usia jeune adult, dewasa awal, sering dituduh sebagai penyebar virus. Mereka tidak boleh berpesta, tidak bisa kumpul-kumpul, tapi diharuskan sekolah berdesakan... Ada beberapa wacana untuk menggilir masuknya siswa SMA ke sekolah. Seperti di awal pembukaan lockdown pertama dulu. Siswa hanya masuk per setengah kelas untuk mengurangi kepadatan sekolah. Mempermudah penerapan distansiasi fisik... Tapi sampai saat ini belum ada keputusan dari pemerintah.

Lockdown 2.0 - Hari ke Sepuluh

Hari Minggu. Hujan sepagian. Pantas saja nyaman berlama-lama di balik selimut. Suami kerja dengan timnya. Ada proyek yang harus diselesaikan, katanya... Sayapun marathon menyelesaikan Record of Youth yang baru keluar di Netflix Prancis Selasa lalu dan tinggal 3 episode saja... 😅 Memang saya suka sekali Park Bo Gum sejak menontonnya di Naeils Cantabile. Saya ikut terbawa senyum setiap kali dia tersenyum di Love in the Moonlight. Namun saya tidak suka dengan Encounter dan tidak berhasil meneruskan Reply 1988 padahal baru di episode 2 (karena terlalu banyak teriak-teriak, kalau analisis sepupu-sepupu saya 😅). Senang sekali saat belum lama ini menemukan I Remember. Dan kali ini puas menikmati aktingnya yang memang beda kelasnya di Record of Youth... Sepagian hanya pause untuk cuci piring menjelang tengah hari sebelum Ucok mulai menyiapkan makan siang. Sambil menunggu makan siang siap, sudah tuntas menamatkan drama yang ending- nya tidak seperti standar drama biasanya... 😉 Habis ini nont

Lockdown 2.0 - Hari ke Sembilan

Sabtu ke dua sejak reconfinement . Jalanan terasa lebih sepi ketimbang weekend lalu. Padahal hari cerah. Mungkin sudah pada bosan menjadi rebel. Pasrah saja lah. Keluar seperlunya saja... Atau memang karena makin sadar melihat menanjaknya korban covid-19 😥 Hari ini saya kembali diminta seorang sahabat untuk membantu memoderatori zoom meeting mengenai wirausaha Indonesia di Prancis. Ada banyak undangan zoom hari ini. Termasuk dari bibi saya yang mengadakan pertemuan keluarga, mempersiapkan pernikahan putra sulungnya bulan depan. Tapi zoom kewirausahaan sudah direncanakan sejak lama. Apalagi saya dipercayai bertugas. Jadi ya terpaksa saya pamit... Tidak seperti tradisi orang Prancis yang biasa makan ikan di hari Jum'at, kami lebih sering makan ikan saat weekend. Karena weekend saatnya belanja mingguan. Dan kami biasa membeli ikan segar di swalayan... 😁 Sore tadi Ucok dan papanya membeli ikan dori. Kami suka memakannya dengan dibakar. Cukup dengan garam, merica, bawang putih bubuk,

Lockdown 2.0 - Hari ke Delapan

Hari yang cerah. Kami berangkat tepat 7.30 dari rumah. Jalanan lebih rame ketimbang 4 hari kemarin. Perjalanan saya pulang pun terasa ramenya. Demikian juga saat menjemput. Memang, hari ini Butet baru selesai sekolah pukul 17.30. Saat pulang kantor. Meski lockdown, masih banyak perkantoran yang tidak memungkinkan wfh tetap buka... Saat menjemput tadi, terlihat delapan militer berjaga di depan gerbang sekolah. Delapan! Entah apakah mereka benar-benar berjaga berdelapan di gerbang collège-lycee , ataukah sebagian dari mereka baru bergabung setelah selesai berjaga di gerbang maternelle-primaire ? Jam 9 malam ini suami saya ada video call spesial. Pertemuan untuk verifikasi identitasnya. Aneh-aneh saja?... Tidak juga... Pikir-pikir, sejak berganti kantor akhir Maret lalu, suami saya belum sempat benar-benar ngantor. Selalu wfh... Karena berganti-ganti tim, diperlukan verifikasi identitas, apakah benar-benar karyawan ini yang menjadi anggota tim tertentu secara kebanyakan juga belum pernah

Lockdown 2.0 - Hari ke Tujuh

Tak terasa, seminggu berlalu... Setelah 3 hari mendung menggantung, hari ini matahari menampakkan sinarnya. Langit biru cerah, mendukung moral... Pagi tadi Butet mulai sekolah pukul 8. Tak terlihat militer yang kemaren berjaga. Bahkan hanya ada polisi lalu-lintas yang membantu para siswa menyeberang... Saat saya menjemput pukul 14.30, tak terlihat juga polisi penjaga seperti hari-hari sebelumnya. Apalagi militer.  Entah apakah mereka hanya datang saat bubaran besar 16.30 saja.  Memang tidak banyak siswa yang keluar 14h30. Butet sendiri pulang lebih cepat karena jam terakhirnya kosong... Hari ini kami kembali belanja daging melalui Uber Eats. Stok di rumah sudah hampir kosong dan suami tidak bisa menemani saya belanja. Untuk sementara, kami memilih delivery saja... Semoga semua lekas kembali aman, nyaman, tanpa kekhawatiran... 🙏

Lockdown 2.0 - Hari ke Enam

Hari ini Butet baru mulai sekolah pukul 9. Kami berangkat pukul 8.30. Jalanan agak lebih sibuk ketimbang saat kami berangkat 7.30. Tapi tetap saja lebih sepi ketimbang saat tidak ada lockdown. Saya sudah sampai rumah kembali sebelum pukul 9... Seperti hari Rabu biasa, Butet sekolah setengah hari saja. Saya berangkat menjemput 11.30. Toh harus masuk parking public. Tak ada gunanya berangkat cepat. Saya jadi bisa ikut pengajian rutin Rabu pagi... Jalanan sepi. Padahal biasanya menjelang makan siang begitu, lalu-lintas sering macet. Tak sampai 10 menit saya sudah sampai tempat parking... Meski siang tadi tak mendapat tempat di lantai 0, tempat parkir relatif kosong sejak Senin. Biasanya hanya ada 80-90an tempat tersisa pada jam bubaran sekolah. Tiga hari ini ada lebih dari 200 tempat kosong... Terasa sekali efek ditutupnya restoran dan toko-toko kecil yang dagangannya dianggap bukan termasuk kebutuhan pokok... Sampai depan sekolah, saya lihat dua militer dengan senjata beratnya. Memang sa

Lockdown 2.0 - Hari ke Lima

Hari ke dua Butet kembali sekolah. Berangkat pagi, lalu lintas lancar. Jalanan memang terasa lebih sepi. Karena hanya mengedrop di pinggir jalan, belum jam 8 juga saya sudah sampai rumah lagi... Saat menjemput, saya bertemu dengan dua sejawat sesama penjemput; seorang nenek yang sudah biasa ngobrol dengan saya sejak dua tahun yang lalu (tahun pertama Butet di collège ),   dan seorang ibu yang baru mulai ngobrol tahun lalu. Kami membicarakan pandemi, lockdown, dan cuaca yang dua hari ini mendung saja. Juga kabar mengapa si nenek tak terlihat selama beberapa hari sebelum libur musim gugur kemarin... Tidak, si nenek tidak sakit... Syukurlah... Rupanya wali kelas Butet merupakan kasus kontak. Beliau harus karantina mandiri. Pantas saja dua hari ini tidak mengajar Histoire-Geographie (Sejarah dan Geografi) ataupun Education morale et civique (Pendidikan moral dan kewarganegaraan) yang dipegangnya... Entah apakah besok beliau masih absen. Sampai saat saya tulis ini, pronote masih mencantum

Lockdown 2.0 - Hari ke Empat

Kembali sekolah. Masih masa pandemi. Bedanya, kali ini status kembali lockdown. Di luar. Di dalam sekolah sih tak ada bedanya. Hanya bahwa masker yang tadinya diwajibkan mulai usia 11 tahun, sekarang jadi wajib mulai CP (Cours préparatoire = kelas 1 SD). Selain itu semua sama dengan sebelum libur musim gugur kemarin... Kalau ada bedanya, itu karena status siaga darurat akibat kejadian-kejadian belakangan ini.  Terlihat empat polisi yang menjaga di lingkungan sekolah, selain satu polisi lalu-lintas seperti biasa... Sebelum berangkat, kami sudah berpikir bahwa mungkin tidak bisa parkir karena plan vigipirate ini. U ntung saja Butet menurut untuk mempersiapkan diri didrop di pinggir jalan. T adi pagi s ebagian parkir di depan sekolah ditutup untuk keamanan  akibat pembangunan pagar dan gedung accueil di sekolah Butet yang sudah dimulai sejak September. Tak ada tempat untuk memarkir mobil dan mengantarkannya sampai depan gerbang seperti biasa... Jam 11 pagi diadakan mengheningkan cipta unt

Lockdown 2.0 - Hari ke Tiga

Hari ini Ucok dan papanya ke swalayan untuk belanja mingguan. Tak lupa masker dan surat pernyataan, tentunya... Saat pulang, saya tanya, gimana suasana di luar? Katanya biasa saja. Seperti kemarin-kemarin. Bedanya mungkin hanya bahwa para pembeli dan petugas swalayan yang bermasker itu mengantungi attestation semua. Entah dalam bentuk kertas, ataupun digital di dalam smartphone mereka... Besok pagi Butet kembali ke sekolah lagi. Saya sudah mencetak attestation yang dikirimka sekolah. Sudah saya isi dengan nama saya dan alat transportasi yang akan kami gunakan. Kali ini mobil. Lain waktu, kalau mau naik bis atau jalan kaki, saya akan print lagi... 😄 Data Butet sudah diisikan oleh sekolah. Butet sendiri tidak perlu attestation sebagai pelajar... Pagi tadi saya sedikit curhat ke bapak di Solo mengenai kejadian belakangan ini yang membuat banyak orang menanyakan kabar kami. Saya ungkapkan bahwa saya tidak (belum?) bisa menulis secara terbuka di media sosial. Bahkan termasuk di blog ini...