Posts

Showing posts from April, 2019

Menginap di Rumah Sakit

Jejak kemaren sebenarnya sebagian besarnya sudah saya tulis beberapa hari sepulang dari rumah sakit. Agar tidak lupa... Dan benar saja; saya sudah mulai lupa detil selanjutnya... Seingat saya, saya tidur nyenyak dan bangun subuh. Sholat berbaring. Saya dilarang bangun. Nanti, dibantu. Harus pelan-pelan. Baiklah... Saya dijatah sarapan air hangat dan air rebusan sayur. Jelas, tidak enak!... Saya lupa detilnya bagaimana. Agak siangan, dokter yang mengoperasi saya datang memeriksa dan menawari saya untuk pulang atau tinggal, sedangkan bangun dari tempat tidurpun saya belum diijinkan! Saya meminta menginap di rumah sakit saja dulu semalam lagi. Daripada pulang dan malah merepotkan orang rumah... Laïla datang menengok sebelum pulang dari jaga malamnya. Dan entah mengapa, hari itu ada beberapa teman yang menelepon padahal tidak biasanya. Saya memang tidak berkabar. Selain merasa tak perlu, tapi juga karena memang sangat mendadak. Seorang sahabat menelepon untuk mampir ke rum

Usus Buntu

Hari ini, setahun yang lalu... 10h00 Ruang tunggu dokter. Setelah sakit di perut tak tertahan lagi, setelah suami menyatakan ambil cuti menjaga anak kami, saya berangkat berkonsultasi. Dokter langganan, atau tepatnya sekretaris dokter langganan saya paksa untuk menerima saya pagi. Dokter memanggil saya masuk 30 menit dari janji. Standar. Langsung saya sampaikan keluhan. Langsung disuruhnya saya naik ke kasur pemeriksaan. Usus buntu. Atau mungkin batu empedu? Melihat sensitifnya perut saya, dokter menyuruh saya tes darah, tes urine, dan USG. Siang itu juga! Di depan saya, dia mencoba menelepon rekannya ahli USG. Tanpa hasil. Saya disarankan untuk ke UGD di rumah sakit. Saya bilang, konsultasi dulu dengan suami, untuk membahas penjagaan anak kami. Dokter sepakat akan menelepon saya setengah jam kemudian untuk memastikan... 11h10 Sampai rumah. Suami bilang oke untuk memperpanjang cutinya sampai sore. Saya menunggu telepon bu dokter sambil baringan. Tak terasa keti

Delapan Belas

Anakku, Kalau kami menuntutmu untuk memaksimalkan usahamu, mungkin karena kami menyesal telah terlalu santai di masa lalu... Kalau kami mendesakmu untuk lebih mengembangkan potensimu, mungkin karena dulu kami tak memiliki kesempatan seluasmu... Kalau kami memintamu berpikir lebih dalam saat menentukan pilihan, mungkin karena kami pernah salah mengambil keputusan… Maafkan kami yang kadang lupa diri, menjadikanmu sebagai perpanjangan dari mimpi-mimpi kami sendiri… Apapun pilihanmu, percayalah bahwa kami akan berusaha sekerasnya untuk mendukungmu… Kami hanya mengingatkanmu untuk selalu berhati-hati dalam bersikap, berucap, dan berlaku, baik dalam keseharian di dunia nyata maupun di dunia maya, agar tak ada penyesalan di kedepannya… Kami hanya mengingatkanmu, untuk selalu menjadikan jalan-Nya sebagai petunjuk hidupmu... Apapun pilihanmu, yang kami mau adalah bahagiamu... Penuh cinta, Mama