Posts

Showing posts from October, 2022

Paris Toussaints 2022 H1

Bonsoir de Paris!!! Yak, liburan Toussaint ini kami ke Paris lagi. Tujuan utamanya? Yonex French Open Badminton?... Betulll!...  Niat banget ya!?... Kami belum berkumpul bersama sepulang dari Indonesia saat suami mengabarkan kalau dia sudah membeli tiket final French Open! Walah! Bukannya itung-itung tabungan dulu?... Tapi untunglah dia sudah beli sebelum itung-itungan. Kami jadi "terpaksa" memesan hotel dan membeli tiket pesawat. Saat ada tagihan kekurangan pembayaran pajak yang tak terduga karena ada kesalahan perhitungan di sananya datang --tagihan yang sangat besar, yang ah sudahlah tak perlu dibahas!-- segala persiapan untuk ke Paris sudah boleh dibilang lengkap. Dan tak bisa dibatalkan kalau tak mau rugi bandar lebih besar... Yang jelas kami tiba di Paris Jumat siang ini. Butet dan saya berangkat berdua saja lagi. Suami sudah di Paris sejak sehari sebelumnya. Lagi-lagi sekalian memanfaatkan jadwal kerjanya seperti tahun lalu... Ngomong-ngomong, kami cepat-cepat pesan ho

Workshop Pembuatan Ulasan Buku dari Perpusnas

Image
Salah satu rangkaian acara Akademi Literasi 2022  yang diadakan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia adalah Workshop Pembuatan Ulasan Buku. Kegiatan ini diadakan Rabu 26 Oktober kemarin secara daring menggunakan aplikasi Zoom. Acara ini diisi oleh Patricia Wulandari , seorang pengulas buku yang mengelola podcast dan youtube  Podluck Podcast  Collective, dan dimoderatori oleh Gery Saleh, pendongeng yang dikenal dengan panggilan Paman Gery ... Acara berlangsung selama 1,5 jam. Penjelasan Patricia sangat menarik dan padat ilmu. Sesi tanya jawab juga menambah pengetahuan... Ulasan bukan Kritik Di awal pemaparan, Patricia membahas tentang manfaat mengulas buku. Selain untuk menjalin jaringan dengan penulis, penerbit, dan terutama pembaca lain, diingatkannya manfaat membuat ulasan untuk diri sendiri; yaitu memperpanjang ingatan kita tentang buku dan melatih daya analisis... Review alias ulasan alias resensi tidak sama dengan kritik. Kritik atau analisis buku lebih teknis, dan biasanya di

Curcol Rabu

Hari Rabu ini, tak ada kerjaan edit rekaman kajian. Kebetulan. Saya perlu istirahat juga. Perlu piket KLIP dengan tenang, setelah dua hari padat... Selasa pagi 25 Oktober kemarin adalah Pertemuan KBK terakhir di tahun 2022. Tim KBK memutuskan demikian untuk memberi waktu pengurus lebih tenang menyelesaikan skripsi yang deadline-nya Desember... Tak ada pertemuan November, bukan berarti bebas tak ada pekerjaan podcast di bulan Desember. Masih ada rekaman Juli yang belum dikerjakan. Tapi itu bukan tanggung jawab saya. Jadi saya bisa santai, tak terbeban dalam mengerjakannya. Toh saya hanya membantu. Dan itu dipikirkan nanti saja, sesudah skripsi kelar... Pertemuan kemarin berjalan lancar. Ada nuansa nostalgia, mengingat setelah ini harus menunggu Februari 2023 untuk sama-sama membahas buku lagi. Itu kalau pengurus tahun 2023 mempertahankan program pertemuan KBK ya... Meski sudah diiming-imingi kalau pertemuan kali ini adalah penutupan, ternyata saya tak bisa menarik lebih banyak peserta.

Kursus Bahasa Jepang

Image
Saat saya cerita ke teman-teman kalau mengambil kursus bahasa Jepang, banyak yang berkomentar, kenapa Jepang?... Pas ditanya begitu, saya bingung juga, kenapa ya?... Pada dasarnya, saya sih ingin cari kegiatan saja. Kegiatan yang memaksa buat keluar rumah. Kalau MOOC mah udah ya. Tapi kan di rumah-rumah aja. Depan komputer pula. Nambah-nambahin screen time aja.  Tapi dipikir-pikir, sebenarnya sudah lama saya ingin ikut kursus bahasa Jepang ini!... Kursus ini diadakan oleh Cannes  Université yang dikelola oleh mairie Cannes. Tentu saja biaya kursus nya murah! Misalnya untuk kursus bahasa Jepang ini tarifnya hanya 85 euro saja per tahunnya. Untuk kursus yang diadakan seminggu sekali selama 1,5 jam per pertemuan, ini benar-benar menarik. Total dalam setahun dijadwalkan ada 25 pertemuan... Peserta hanya harus membayar tambahan kartu keanggotaan Cannes  Université. 30 euro per tahun untuk penduduk Cannes, dan 50 euro untuk yang bukan penduduk Cannes. Saya terhitung bukan penduduk Cannes me

Butet ke Pasar Senin

Dulu, di awal si Ucok sekolah, saya suka bingung dengan penanggalan libur sekolah. Misalnya untuk vacances de Toussaints saat ini. Kalau dulu, mode penulisannya adalah du 21 octobre au soir jusqu'au le 7 novembre au matin . Dari tanggal 21 Oktober sore sampai tanggal 7 november pagi!... Dengan penyebutan itu, saya bisa mengerti saat ada banyak kejadian di mana orang tua sudah tidak memasukkan anaknya ke sekolah di hari Jumat. Saya sendiri sih biasa memastikan dulu ke guru; jadi tanggal 21 Oktober masih masuk? Dan tentu saja dijawab iya. Liburnya dimulai sesudah jam sekolah usai!... Lha kok aneh, pikir saya. Sesudah jam sekolah ya wajar saja kalau tidak sekolah. Kok dihitung libur?... Penyebutan waktu libur itu berubah-ubah. Sekarang, penyebutan hari libur dikatakan dengan fin des cours , akhir pelajaran, contohnya untuk liburan kali ini Sabtu 22 Oktober, dan reprise des cours , kapan mulai masuk sekolah lagi, yaitu Senin 7 November... Kalau saya sendiri sih tetap memilih menghitung

20th Century Girl

Image
Saat liburan sekolah adalah saat mencari tontonan bersama! Dan kami memulainya dengan film Korea; 20th Century Girl. Film ini masih hangat. B aru keluar 21 Oktober 2022 yang lalu di platform Netflix ... Foto dari Allocine Remaja Mengenal Cinta Menceritakan tentang Na Bo Ra yang sangat dekat dan menyayangi sahabatnya Woo Yeon Doo. Saat Yeon Doo harus ke Amerika untuk operasi jantung, Bo Ra berjanji untuk memantau cowok yang membuat Yeon Doo jatuh hati meski baru ditemuinya sekali! Mereka akan saling berkirim email untuk berkomunikasi, bertukar informasi.  Bo Ra sendiri belum pernah bertemu dengan si cowok dan hanya diberi satu petunjuk, bahwa namanya Baek Hyun Jin... Beruntung sekali Bo Ra bertemu dengannya di dalam bus saat berangkat sekolah. Mulailah kegiatan stalking si Bo Ra terhadap Hyun Jin ini... Meski sebenarnya satu sekolah, kelas untuk siswa laki-kali dan perempuan dipisahkan. Mereka hanya ada kemungkinan bertemu di kantin atau saat ada klub ekstra kurikuler. Bo Ra sampai ikut

Rentree Club Lecture 2022

Sabtu 22 Oktober ini, tepat hari pertama anak-anak sekolah mulai libur Toussaints, Club Lecture mengawali musim barunya. Saya menerima email pemberitahuannya dua mingguan yang lalu. Masih ragu apakah akan hadir mengingat masalah kaki saya. Tapi saya pikir daftar saja. Nanti kalau susah tinggal dibatalkan... Saya baru menelepon Jumat seminggu yang lalu. Dan mediatheque tidak buka setiap hari. Saya ttak ingat apakah saya bisa menelepon di luar jam buka. Tapi memang saya lupa juga... Saat menyebutkan nama saya, petugas perpustakaan meminta saya menunggu, karena sudah ada nama saya di daftarnya. Dia mengonfirmasi dengan nomor telepon saya. Rupanya saya sudah didaftar secara otomatis. Mungkin karena saya anggota setia yang tak pernah absen tahun lalu? Entahlah... Yang jelas, seperti biasa saya menolak tawaran pinjaman buku. Saya masih memilih membelinya. Dan hari itu saya sedang menunggu datangnya pesanan buku yang akhirnya tiba agak sore... Kecepatan baca saya masih saja tak jelas. Saya ta

Menjelang Libur Toussaints

Hari Jumat 21 Oktober 2022 ini adalah hari terakhir Butet sekolah sebelum memasuki masa vacances de Toussaints. Subuh hari ini pukul 6.46. Saat  Butet berangkat ke halte bus pukul 7.15, sendiri lagi, hari masih gelap, tentu saja... Matahari baru terbit pukul 7.52. Meteofrance meramalkan hujan seharian. Jalanan dan pepohonan basah. AlhamduliLlaah saat Butet keluar rumah, hujan sedang berhenti. Meski jadinya, langit makin gelap saja kelihatannya... Kemarin, seorang teman menanyakan: jam sekolah tidak berubah ya?... Tidak! Jam sekolah, jam kantor, jam buka toko masih tetap sama. Jam aktivitas ibu rumah tangga juga tetap, tak berubah!... Saya bangun sekitar jam 6.15. Ini jam bangun paling lambat kalau mau tak buru-buru persiapan berangkat sekolah Butet saat dia mulai pelajaran jam 8. Menyiapkan sarapan, memastikan pakaian sudah disetrika, air dingin di kulkas untuk isian botol minumnya, ... Beberapa hari ini, jam segitu Subuh masih jauh. Kalau Subuhnya lebih pagi, tentu saja bangunnya ikut

Ijazah SMP Butet

Rabu 19 Oktober kemarin ini Butet mengikuti Cérémonie de remise des diplômes du brevet ,  upacara penyerahan ijazah SMP... Anaknya udah sekolah di SMA sejak September, ijazahnya baru diberikan kemarin. Suatu bukti lagi bahwa brevet itu memang hanya sekedar tradisi saja... Acara diadakan di sekolah. Dijadwalkan pukul 12 hingga 14, Butet yang kalau Rabu selesai jam 11 pun makan siang di kantin sekolah saja sambil menunggu acara. Meskipun saat sampai rumah ternyata minta makan lagi. Kebetulan saya dan suami belum makan... Tapi ya tetap kurus saja! Butetnya, bukan saya dan suami!... Hahaha... Butet cerita bagaimana mereka menerima ijazah terbagi sesuai dengan kelasnya saat 3e di college tahun lalu. Pembagian ijazah sekaligus ajang reuni kecil-kecilan. Tidak semua teman sekelasnya di 3e melanjutkan ke lycée yang sama. Ada salah satu sahabatnya yang tinggal kelas pula. Tapi dia ikut hadir dan menerima ijazah. Karena dia lulus brevet... Heu, ribet yak!?... Ijazahnya sendiri hanya berbentuk ke

Saya Suka Kopi

Image
Saya tidak suka minum kopi. Kopi dalam bentuk minuman itu pahit. Mau ditambah gula dan/atau susu sebanyak apapun, rasa pahit tetap terkecap di lidah saya. Plus sisa rasa asam. Dua rasa yang saya tak suka.  Tapi bukan berarti saya tak suka kopi!... S aya suka aroma kopi. Saya suka wanginya suami saya, eh, wanginya espresso yang diseduh suami saya untuk sarapan paginya. Saya sangat suka rasa moka. Sirup moka-nya Marjan Baudoin --yang setelah tinggal di Prancis sok-sokan saya lafalkan "maryong bodoang"-- boleh dibilang satu-satunya sirup yang saya minum. Susu Ultra rasa moka selalu saya beli setiap ada kesempatan saat pulang ke Indonesia... Foto sirup dan susu moka dari Tokopedia Dan tentu saja, saya suka semua kue yang beraroma kopi!... Patisseries Parfum Café Di negeri patisserie ini, ada banyak sekali pilihan kue-kue manis pencuci mulut dengan aroma kopi. Ya, aroma. Bukan rasa!  Tidak ada rasa kopi. Yang ada adalah aroma kopi.  Rasa itu hanya ada 6: manis, pahit, asam, asi

Publikasi Podcast Oktober

Tak terasa sudah masuk minggu terakhir Butet sekolah sebelum vacances Toussaints mulai Senin depan. Subuh baru menjelang pukul 6.40. Saat Butet meninggalkan rumah jam 7.15, jelas masih gelap. Tapi dia tak mau diantar ke halte. Sendiri saja... Seperti biasa saya awasi dia sampai menghilang untuk menyeberang. Saya jalan mondar-mandir di balkon sampai busnya lewat. AlhamduliLlaah hari ini tepat waktu... Sepagian tadi saya mencoba menyelesaikan urusan podcast KBK. Semua audio sudah diedit. Tetap ada juga yang masih saya ubah. Tapi saya putuskan segera ekspor ke MP3 dan mengunggahnya ke Anchor sebelum berubah pikiran lagi... Ada rasa jenuh menerpa. Untungnya seorang sahabat menelepon. Lumayan, bisa sedikit ganti suasana. Berbagi cerita, berbagi beban di kepala, juga di dada... Kami mengobrol sampai saat makan siang tiba. Kebetulan sama-sama ada suami yang WFH. Cocok, deh!... Setelah makan, saya kembali ke podcast. Mencoba mengepas musik latar yang cocok untuk masing-masing podcast itu tidak

Lovers of The Red Sky

Kemarin saya menyelesaikan kdrama Lovers of The Red Sky. Yak, betul, drama lama itu. Saya baru menemukan di Viki kalau bisa diakses secara bebas. Watch free. Perasaan dulu saat awal tayangnya sih hanya bisa diakses dengan berbayar... Lumayan, untuk hiburan. Secara tak ada drama yang menarik juga. Dan karena boleh dibilang harus banyak bed rest sejak Rabu, saya bisa menyelesaikannya dengan cukup cepat... Ha Ram dan Cheon Gui Bercerita tentang Cheon Gui, gadis kecil buta putri pelukis istana yang bertemu dengan Ha Ram putra pendeta Tao. Kedua anak tersebut lahir di hari yang sama. Sebelum berpisah mereka berjanji untuk bertemu lagi keesokan harinya. Namun rencana mereka tak bisa terlaksana... Ha Ram yang dijadikan tumbal untuk mendatangkan hujan, diselamatkan dewi Samshin dengan cara merasukinya iblis Ma Wang yang kebetulan terlepas dari belenggunya di saat yang sama. Namun dengan mata buta, karena Samshin memberikan pengelihatan Ma Wang kepada Cheon Gi. Sehingga di hari yang sama, Cheon

Sortie SVT

Hari ini saya bangun agak siang. Masih Subuh kok. Beberapa hari belakangan ini saya bangun sebelum Subuh. Bukan, bukan untuk tahajud. Saya masih belum bisa rutin euy. AstaghfiruLlaah... Belakangan ini Subuh baru menjelang pukul 6.30 lebih. Sedangkan Butet sudah harus berangkat dari rumah pukul 7.15an untuk mengejar bus 7.24. Tak banyak yang harus disiapkan untuknya. Hanya sarapan, yang paling-paling tinggal menghangatkan saja. Atau menyiapkan sandwich. Yang ini bisa dilakukan sambil menunggunya gosok gigi dan ganti baju. Kami tak biasa mandi pagi. Hehehehe... Kecuali kl mau pergi jauh... Hari ini saya bangun jam 7 lebih. Langsung meraih ponsel. Ada SMS dari Butet, dia sudah sampai di sekolah. Memang saya minta dia mengirim pesan sebelum bus berangkat. Karena biasanya, para siswa dilarang menggunakan ponsel selama melakukan kegiatan sekolah, baik yang diselenggarakan di dalam, maupun di luar sekolah!... Setelah salat Subuh, saya bermalas-malasan. Melihat-lihat pesan di messenger. Wah, a

Gejala Flu

Daaan ... jadilah saya pilek berat hari ini!... Hidung mampet, mata berair, badan pegal-pegal. Gejala flu. AlhamduliLlaah tidak deman tinggi, meski suhu badan sedikit naik dari biasanya. Standarnya, suhu badan saya hanya 36,5°C. Kali ini 36,9°C... Bagaimanapun juga, pulang malam dengan suhu belasan, hanya bersweater saja sudah merupakan kesalahan. Lha ini ditambah bersandal jepit! Cari masalah saja? Mengundang masalah untuk menghindari masalah lain, untuk lebih tepatnya!... Pagi ini menjadi operator pengajian dengan penuh perjuangan. Sepertinya tak ada yang mencurigai saat saya bicara atau bahkan giliran mengaji. Mengingat suara saya yang memang pada dasarnya sudah serak-serak penyakitan... Sempat menyemangati seorang teman yang ke dokter. Ada lagi yang suami dan anaknya sakit. Satu lagi anak sakit. Yang ini bertanya balik akan kabar saya. Dan yang ini sudah tau kalau kaki saya sedang tak mau bersepatu... Memang saya tak mau mengeluh. Rasanya kok sering sekali saya sakit. Pas hari Rabu

Sandal Jepit di Musim Gugur

Musim panas sudah berlalu. Musim gugur sudah memantapkan kehadirannya. Bukannya membeli boots baru, saya malah membeli sandal!... Apa boleh buat. Jari kelingking kaki kiri masih nyut-nyutan kalau dibawa jalan bersepatu. Ya! Jalan bersepatu. Karena kalau jalan tanpa sepatu tak terlalu masalah. Atau kalau bersepatu tapi tak jalan, itu sama sekali tak ada masalah. Tapi ngapain juga pakai sepatu kalau diam-diam saja ya?... Hahaha... Sandal saya tertinggal di Solo. Saat harus cepat-cepat balik ke Bandung, tak terpikir memasukkan sandal yang hanya saya kenakan untuk acara pengukuhan profesor bapak. Kalaupun tak lupa, sepertinya saya tak akan bisa mengenakannya juga. Tali-talinya pas di posisi jari2 kaki. Tentu akan menyakitkan... Saya memang sengaja memilih model entre doigts alias sandal jepit. Selain memang saya suka model yang menjaga kaki saya tidak meluncur keluar dari bagian depan sandal begitu --ya ya ya, kaki saya memang termasuk langsing, jadi gampang tergelincir keluar sandal--, ta