Ijazah SMP Butet

Rabu 19 Oktober kemarin ini Butet mengikuti Cérémonie de remise des diplômes du brevet, upacara penyerahan ijazah SMP...

Anaknya udah sekolah di SMA sejak September, ijazahnya baru diberikan kemarin. Suatu bukti lagi bahwa brevet itu memang hanya sekedar tradisi saja...

Acara diadakan di sekolah. Dijadwalkan pukul 12 hingga 14, Butet yang kalau Rabu selesai jam 11 pun makan siang di kantin sekolah saja sambil menunggu acara. Meskipun saat sampai rumah ternyata minta makan lagi. Kebetulan saya dan suami belum makan... Tapi ya tetap kurus saja! Butetnya, bukan saya dan suami!... Hahaha...

Butet cerita bagaimana mereka menerima ijazah terbagi sesuai dengan kelasnya saat 3e di college tahun lalu. Pembagian ijazah sekaligus ajang reuni kecil-kecilan. Tidak semua teman sekelasnya di 3e melanjutkan ke lycée yang sama. Ada salah satu sahabatnya yang tinggal kelas pula. Tapi dia ikut hadir dan menerima ijazah. Karena dia lulus brevet... Heu, ribet yak!?...

Ijazahnya sendiri hanya berbentuk kertas tipis. Saya ingat si Ucok membawanya pulang dalam keadaan terlipat. Tak ada istimewanya. Hanya secarik kertas. Dan saya tak yakin juga di mana menyimpannya. Heu...

Jangan membayangkan pembagian resmi nan sakral ala Indonesia. Hanya bagi-bagi nih, nih, nih begitu saja. Lalu berfoto bersama sekelas bersama wali kelasnya. Kebetulan wali kelas Butet tidak hadir, entah kenapa...

Uniknya, saya justru melihat berta tentang pembagian ijazah ini dari laman Facebook koran lokal, Nice Matin bagian Cannes. Reporter mengunggah sebuah video singkat, siaran langsung dari acara. Dan pas sekali, yang diunggah adalah tepat saat kelasnya Butet dipanggil!...

Agak sore baru sekolah mengunggah foto-foto acara. Hanya foto per kelas dan foto bersama. Yang lagi-lagi, di foto bersama itu terlihat kepala Butet meski agak tersembunyi...

Sebenarnya, orang tua diundang hadir juga di acara ini. Namun saat saya tanya Butet, dia bilang tak usah lah, tak ada perlunya. Dan memang acaranya hanya sambutan sedikit dari sekolah, dari perwakilan mairie, lalu penyerahan ijazah. Saat tahunnya Ucok pun demikian pula. Ucok tak mau saya atau papanya hadir. Tak perlu...

Butet sendiri melihat bahwa tak banyak wali murid yang hadir. Tak ada orang tua teman-teman sekelasnya. Rata-rata yang hadir justru mereka yang anaknya tidak melanjutkan di yayasan yang sama. Mereka yang memilih melanjutkan ke lycée lain, entah negeri atau swasta... 

Acara singkat padat, Butet pulang cepat. Belum jam 2 sudah sampai rumah. Padahal acara dijadwalkan sampai jam 2. Dan Butet pulang jalan kaki dari sekolah pula! Ada sahabat lamanya sejak primaire yang satu college dengannya. Namun sekarang melanjutkan sekolah di lycée yang berbeda. Kebetulan arah rumahnya sama. Meski Butet harus berjalan sendiri selama setengah jarak berikutnya... 

Selain ijazah, Butet juga mengeluarkan dua carik kertas lagi; hasil test de positionnement-nya. Tes ini diadakan secara nasional di awal tahun ajaran di kelas 2e. Tidak ada nilai secara angka. Hanya ada grafik apakah sudah mencapai tujuan pembelajaran atau belum. Tidak akan diperhitungkan dalam rapor...

Tes hanya diadakan untuk mata pelajaran matematika dan bahasa (Prancis) saja. Dua bidang studi ini memang jadi patokan. Pedoman ukuran pemahaman siswa, yang kemudian untuk panduan ukuran pendaftaran ke perguruan tinggi nantinya...

Tes dalam bentuk pilihan ganda ini bertujuan agar siswa mengetahui sebatas mana tingkat pemahamannya, orang tua bisa membantu anak jika diperlukan, guru bisa mengevaluasi kemampuan siswa di awal tahun, sekolah bisa mengukur kemampuan siswa baru, dan pemerintah bisa melihat hasilnya secara nasional...

Hasil Butet bagus. Di pelajaran matematika, geometri yang paling rendah pemahamannya. Tapi ini kami sudah tahu. Memang Butet kurang rapih soal garis-garis terpola ini. Jiwa seninya berontak, sepertinya. Di pelajaran bahasa, Butet paling lemah di bidang tata bahasa...

Namun yang saya sebut kurang ini bukan berarti jelek. Seluruh evaluasi Butet sudah masuk ke kategori "maitrise satisfaisante" (penguasaan yang memuaskan) level 3. Tepat di bawah kategori tertinggi "tres bonne maitrise" (penguasaan sangat baik) yang diraihnya untuk penilaian-penilaian lain...

AlhamduliLlaah... Semoga Butet terus senang dan rajin belajar... 😇


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah