Oktober Sabar

Rasanya baru kemarin kembali dari liburan di Indonesia, hari ini sudah masuk bulan Oktober saja. Yang terpikir: aduh, tinggal 2 bulan sebelum deadline skripsi KLIP! Paniiik!...

Masih belum pasti, tema apa yang akan saya angkat untuk skripsi tahun ini. Rasanya tulisan tahun ini random sekali. Tak terpikir, tema apa yang paling banyak saya tulis...

Sementara mungkin mengumpulkan ulasan buku saja. Tapi itu pun masih jauh dari kuota 19 ribu kata. Apa bisa, mengejar dalam dua bulan ini?...

Satu ide lagi adalah mengumpulkan tulisan yang diikutkan dalam tantangan blogging Mamah Gajah Ngeblog. Jelas, 11 tulisan (atau bahkan mungkin hanya 10 tulisan, karena deadline skripsi adalah di awal bulan Desember) tak akan mencapai 19 ribu kata. Mungkin ditambah dengan kisah di balik tulisan? Kita lihat saja...

Ternyata, meski sudah diberitahu dari awal tahun akan ada skripsi --bahkan dari akhir tahin lalu karena saya masuk kepengurusan, jadi kurang-lebih tahu programnya apa--, tetap saja saya baru mulai memikirkan skripsi di saat-saat terakhir begini. Tak ada gunanya mengeluhkan terlalu mepetnya skripsi tahun lalu yang baru diumumkan September. Sama saja. Tak ada bedanya!...

Hari ini tim rapor sudah memperbarui data. Sudah ada rapor bulanan, lengkap dengan infografisnya. Sigap sekali. Saya salut, mengetahui bahwa ada banyak pekerjaan di balik itu. Dengan data yang sudah diformulasi sekalipun. Yang menyusun formulanya, tentu saja adalah pekerjaan besar lain lagi...

Selain rapor, form setoran Oktober juga sudah tersedia. Lekas saya setorkan draft artikel untuk Surat Dunia yang saya kirimkan kemarin. Mumpung ingat. Sebelum kehilangan kesempatan seperti bulan lalu yang terlewat setoran di hari Sabtu. Karena kalau menunggu tayang, entah kapan. Itupun kalau dinyatakan layak. Pede amat yak!? Hahahah...

Terlewat setoran satu saja di bulan yang hanya 30 hari memang fatal. Langsung gagal meraih badge emas. Semangat luntur, apalagi saat setoran sudah mencapai 20. Rasanya mau ah, sudahlah, cukup segini saja. Tapi alhamduliLlaah ide datang saja. Dan 25 tulisan tersetor dengan manisnya...

Niat mengejar strike emas selama sisa 4 bulan tak tercapai. Tapi badge biru pun lumayan lah. Apalagi melihat tinggal 91 Klipers yang masih melanjutkan perjalanan. Suatu capaian tersendiri yang membesarkan hati...

Menulis minimal 500 kata masih tak mudah untuk saya. Sekali duduk, masih mentok 300an kata saja. Padahal ini sudah tahun ke dua ikut KLIP. Atau saya yang kurang bersyukur? Lupa kalau setahun yang lalu, untuk mencapai 300 kata pun perlu usaha?

AstaghfiruLlaah...

Luruskan lagi niat nulisnya. Jangan malah jadi ngoyo, memaksakan dan malah menyusahkan diri. Jangan sampai unsur senangnya hilang...

Menulis buat mencatat, menulis buat meringankan beban kepala, menulis untuk sedikit melepaskan diri dari rutinitas. Menulis untuk agak melupakan masalah seperti tagihan kekurangan pembayaran impot (pajak pendapatan) yang amat sangat tak terduga, sambil mengistirahatkan jari kelingking yang masih senut-senut saat dibawa banyak jalan...

Ah, keluar dulu saja lah. Ke apotik membeli perban. Sudah kehabisan perban hampir tepat 2 minggu sesudah periksa dokter. Saya pikir kaki sembuh, pas perban habis. Ternyata masih harus beli lagi...

Penginnya sih jalan-jalan ke kota. Membeli Conan nomor 100 yang akhirnya keluar di Prancis dan sampai terlupa. Memborong pakaian di Camaieu yang tetiba harus tutup karena bangkrut...

Rencananya juga, hari ini kami mengikuti acara semacam bazar Indonesia di sebuah restoran yang bertema Bali, tak jauh dari rumah kami. Padahal tumben-tumben Butet antusias mau datang. Biasanya dia tak suka datang ke acara begitu. Yah, tapi apa daya, ternyata kaki masih belum mampu...

Harus sabar. Tak boleh jumawa. Mati gaya bersandal jepit, tak bersepatu dulu. Agar tidak lebih parah, dan lekas sembuh. Demi kesehatan jangka panjang...


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah