Lovers of The Red Sky

Kemarin saya menyelesaikan kdrama Lovers of The Red Sky. Yak, betul, drama lama itu. Saya baru menemukan di Viki kalau bisa diakses secara bebas. Watch free. Perasaan dulu saat awal tayangnya sih hanya bisa diakses dengan berbayar...

Lumayan, untuk hiburan. Secara tak ada drama yang menarik juga. Dan karena boleh dibilang harus banyak bed rest sejak Rabu, saya bisa menyelesaikannya dengan cukup cepat...

Ha Ram dan Cheon Gui

Bercerita tentang Cheon Gui, gadis kecil buta putri pelukis istana yang bertemu dengan Ha Ram putra pendeta Tao. Kedua anak tersebut lahir di hari yang sama. Sebelum berpisah mereka berjanji untuk bertemu lagi keesokan harinya. Namun rencana mereka tak bisa terlaksana...

Ha Ram yang dijadikan tumbal untuk mendatangkan hujan, diselamatkan dewi Samshin dengan cara merasukinya iblis Ma Wang yang kebetulan terlepas dari belenggunya di saat yang sama. Namun dengan mata buta, karena Samshin memberikan pengelihatan Ma Wang kepada Cheon Gi. Sehingga di hari yang sama, Cheon Gui bisa melihat dan kemudian membuatnya bisa menjadi pelukis yang hebat...

Mereka bertemu kembali tanpa saling mengenal, 19 tahun kemudian. Namun saat mereka bersentuhan, Ha Ram berubah menjadi monster. Rupanya Ma Wang dalam tubuhnya bereaksi saat mengenali kepada siapa matanya diberikan, dan dia ingin mengambilnya kembali...

Untuk membebaskan Ha Ram, Ma Wang harus dikunci dalam lukisan keramat. Lukisan yang harus dibuat oleh pelukis keramat juga, yaitu Cheon Gui...

Awal yang Apik

Sebenarnya ragu menonton drama ini. Habis nonton saeguk kok saeguk lagi? Apa nggak takut membandingkan dengan Alchemy of Souls yang belum lama saya tonton? Apalagi ini drama lebih lama. Beda setahun pun, suka terasa perbedaan detilnya...

Tapi saya terbawa. Ceritanya menarik. Gambarnya apik. Kim Yoo Jeong sudah jelas kualitas aktingnya. Aktor-aktor yang lain juga memikat. Hanya Ahn Yo Seop yang datar-datar saja. Perannya yang memang tak banyak menunjukkan karakter selain saat berubah menjadi Ma Wang...

Biasanya drama lambat di awal dan ritmik di belakang. Kali ini, saya malah hampir putus asa di episode 14...

Gemas sekali melihat kecerobohan detil di sana-sini. Cheon Gui yang berteriak-teriak memanggil ayahnya pada saat mereka mencoba melarikan diri. Atau air mata yang menetes-netes di atas lukisan yang belum jadi ... atau mungkin saya saja yang berharap terlalu banyak pada Kim Yoo Jeong?...

Akhir yang Tak Lengkap

Bukan cuma karena pertarungan antara dua pangeran yang dijadikan adegan akhir. Memang mengesalkan hanya ada "Serbuuu!" lalu selesai begitu saja, setelah secara panjang-lebar ditampilkan kebahagiaan Ha Ram dan Cheon Gui yang menurut saya tak perlu...

Tapi juga bahwa ada janji-janji sambungan cerita yang kemudian diabaikan begitu saja. Seperti soal penyakit pangeran Joohyang, bagaimana kelanjutannya? Apakah bisa disembuhkan?... Lalu Mae Hyang yang mengatakan akan membantunya di episode 15, ke mana dia? Dan apa sebenarnya yang menimbulkan dendamnya yang ternyata masih bisa membuatnya membantu pangeran Joohyang? Kalau memang tidak mau membahas soal dua itu, tak usah lah, memberikan overshadowing!...

Menghibur

Detil-detil di drama ini mengganggu saya. Saya menyesalkan tak adanya pengungkapan rasa bersalah bahwa Chon Gui mendapatkan pengelihatan, tepat di hari yang sama di mana Ha Ram menjadi buta. Karenanya saya cukup senang saat terjadi sebaliknya di akhir drama dan Cheon Gui mengatakan bahwa semua kembali seperti semua...

Saya sampai ragu apakah sebenarnya drama ink belum selesai. Beberapa saeguk sampai 20 episode kan!? Apakah Viki sengaja tidak menggratiskan episode berikutnya?... Atau mungkin ada bagian ke duanya, seperti Alchemy of Souls? Namun ternyata tidak! Memang berakhir begitu...

Meski kecewa dengan happy endingnya yang maksa dan terkesan tidak selesai tadi. Harus diakui drama ini cukup menghibur di masa sakit saya...

Drama ini merupakan adaptasi novel karya Jung Eun Gwol. Saya lihat ada adaptasi manhwa-nya di webtoon Indonesia. Penasaran pengin lihat eksekusinya di sana. Sebelum mungkin suatu hari nanti bisa membaca novelnya. Yang kalau dilihat dari sinopsis penerbitnya saja, sudah terlihat berbeda dengan dramanya...



Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah