Sandal Jepit di Musim Gugur
Musim panas sudah berlalu. Musim gugur sudah memantapkan kehadirannya. Bukannya membeli boots baru, saya malah membeli sandal!...
Apa boleh buat. Jari kelingking kaki kiri masih nyut-nyutan kalau dibawa jalan bersepatu. Ya! Jalan bersepatu. Karena kalau jalan tanpa sepatu tak terlalu masalah. Atau kalau bersepatu tapi tak jalan, itu sama sekali tak ada masalah. Tapi ngapain juga pakai sepatu kalau diam-diam saja ya?... Hahaha...
Sandal saya tertinggal di Solo. Saat harus cepat-cepat balik ke Bandung, tak terpikir memasukkan sandal yang hanya saya kenakan untuk acara pengukuhan profesor bapak. Kalaupun tak lupa, sepertinya saya tak akan bisa mengenakannya juga. Tali-talinya pas di posisi jari2 kaki. Tentu akan menyakitkan...
Saya memang sengaja memilih model entre doigts alias sandal jepit. Selain memang saya suka model yang menjaga kaki saya tidak meluncur keluar dari bagian depan sandal begitu --ya ya ya, kaki saya memang termasuk langsing, jadi gampang tergelincir keluar sandal--, tapi juga karena posisi tali sandalnya. Tali yang menyamping, membuat bagian jari-jari kaki bebas. Tak ada tekanan di kelingking...
Sandal baru yang dibelikan suami secara online, sampai hari Jumat. Pas sekali di hari kursus piano Butet. Suami masih di Toulouse dan baru pulang Jumat sore. Saya pikir, dia akan sampai tengah malam seperti biasa. Ternyata jadwal pesawat berubah. Belum jam 7 juga sudah sampai...
Suami sudah siap untuk mengantar si bungsu kesayangan. Tapi saya sendiri juga sudah siap. Dan saya ingin mencoba menyetir juga. Jarak dekat, hanya 1 km saja. Latihan sedikit demi sedikit karena rencananya Kamis besok harus mengantar Butet pagi-pagi buta. Yang sepertinya tidak jadi karena dia menginap di rumah temannya. Tapi itu cerita lain lagi...
Karena ingin kembali menyetir itu juga lah saya meminta dibelikan sandal. Tidak ada aturan eksplisit pelarangan pemakaian sandal jepit untuk menyetir di Prancis. Namun jika terjadi sesuatu, pengemudi yang bersandal non sepatu-sandal --apa sih, istilahnya ya? tongs et claquettes-- bisa dipersalahkan karena mengenakan alat kaki yang menghalangi untuk bereaksi cepat dan tepat selama mengemudi!...
Lagipula, saya merasa tak nyaman juga menyetir dengan sandal jepit. Lalu saya perlu sepatu-sandal itu untuk keluar rumah sehari-hari. Ke kursus bahasa Jepang tiap Selasa malam, misalnya. Selasa lalu, saya sempat sedikit tersandung dan hampr jatuh karena sandal jepit swallow saya terlipat bagian depannya!...
Untuk ke halte pagi, sudah seminggu ini Butet pergi sendiri. Saya mengawasinya dari balkon saja. Saya tunggu hingga busnya lewat. Kebetulan memang bisa terlihat!...
Minggu lalu, dua kali busnya sangat terlambat! Bikin deg-degan juga. Tapi toh tak ada solusi lain juga. Butet tak mau saya menyetir dengan kaki yang masih belum sehat benar. Bahkan saat ke kursus piano yang lalu dia maish bernegosiasi untuk naik bus saja. Tapi saya katakan bahwa jalan kaki jauh itu sepertinya lebih menyakitkan. Dan saya sudah sempat coba memaju-mundurkan mobil Jumat pagi untuk mengetes posisi kakidan nyaman-nyaman saja...
AlhamdulLlaah menyetir ke kursus piano lancar. Jari kaki juga terasa membaik. Tak terasa sakit meski banyak jalan. Dengan sandal jepit, tentunya! Tapi saya dapati sangat sakit untuk dilipat. Dan birunya belum hilang benar. Padahal sudah lebih dari 3 minggu, kan!?...
Kemarin saya membuat rendeez vous. AlhamduliLlaah setelah negosiasi bisa mendapat hari ini. Dan ternyata, retak di kaki masih ada. Wah, lama sekali...
Sepertinya saya harus kembali ke dokter. Meminta saran, apa yang harus dilakukan. Apalagi kami sudah berencana ke Paris saat liburan Toussaints untuk menonton French Open Badminton akhir Oktober ini. Tak mungkin saya terus-terusan bersandal jepit di Paris yang biasanya dingin berhujan, kan!?...
Comments
Post a Comment