Rentree Club Lecture 2022
Sabtu 22 Oktober ini, tepat hari pertama anak-anak sekolah mulai libur Toussaints, Club Lecture mengawali musim barunya. Saya menerima email pemberitahuannya dua mingguan yang lalu. Masih ragu apakah akan hadir mengingat masalah kaki saya. Tapi saya pikir daftar saja. Nanti kalau susah tinggal dibatalkan...
Saya baru menelepon Jumat seminggu yang lalu. Dan mediatheque tidak buka setiap hari. Saya ttak ingat apakah saya bisa menelepon di luar jam buka. Tapi memang saya lupa juga...
Saat menyebutkan nama saya, petugas perpustakaan meminta saya menunggu, karena sudah ada nama saya di daftarnya. Dia mengonfirmasi dengan nomor telepon saya. Rupanya saya sudah didaftar secara otomatis. Mungkin karena saya anggota setia yang tak pernah absen tahun lalu? Entahlah...
Yang jelas, seperti biasa saya menolak tawaran pinjaman buku. Saya masih memilih membelinya. Dan hari itu saya sedang menunggu datangnya pesanan buku yang akhirnya tiba agak sore...
Kecepatan baca saya masih saja tak jelas. Saya takut menghalangi peserta lain yang hendak meminjam buku. Dan benar saja, seminggu tak cukup untuk saya menyelesaikan 328 halaman Chef karya Gautier Battistela itu. Saya masih harus membacanya Sabtu pagi...
Sabtu mendung, tapi tidak hujan. Suhu udara agak panas. Berat. Saya berangkat naik bus, membawa jaket jeans yang akhirnya saya tanggalkan. Saat pulang saja saya kenakan karena mulai angin dingin...
Kamis kemarin saya ke dokter. Menanyakan mengenai kaki saya. Dokter mengatakan tidak normal kalau sudah 1 bulan masih sakit! Dia mendesak saya untuk konsultasi dengan spesialis. Bahkan ditelponkan, karena tahu saya akan pergi berlibur dan membuat temu janji dengan spesialis itu sangat sulit...
Klinik pertama, tak ada jawaban. Klinik ke dua menolak memberi hari, tapi malah spesialisnya akan menelepon kembali untuk berbincang langsung dengan dokter saya... Saya pun pulang dengan dijanjikan untuk ditelepon sesudah berbincang...
Sesorean saya menunggu, tak ada kabar. Saya meragukan apakah si spesialis akan menelepon balik dokter saya. Kalau dokter saya sendiri sih sudah pernah menelepon saya saat radang usus buntu dulu...
Bu dokter baru menelepon keesokan harinya. Jam 1 siang. Padahal saya sudah tak berharap, karena Jumat bu dokter tidak membuka praktek. Saya pikir, kalaupun menelepon, paling Senin saat buka praktek lagi...
Bu dokter cerita kalau spesialis baru menelepon balik jam 8 malam. Jadi dia maaf karena baru menelepon. Wah, ditelepon balik saja saya sudah senang...
Katanya, saya tak perlu ke spesialis. Normal kalau masih sakit, karena letak retaknya yang di bagian artikulasi. Masih perlu sekitar 3 minggu lagi sampai sembuh benar...
Dokter menyarankan untuk kembali memasang perban di jari kaki. Tidak terlalu banyak jalan, termasuk saat liburan nanti. Harus tau diri. Jadilah saya membebat lagi jari saya setelah sejak rabu saya biarkan bebas...
Memang sengaja Rabu saya tak memasang perban agar Kamisnya saya bisa mencoba mengenakan sepatu untuk ke dokter. Lancar sih. Baru saat perjalanan pulang agak terasa sakit...
Jumat kemarin, saya mengenakan sepatu dengan kaki beperban. Ternyata masih sakit untuk jalan. Sepertinya kalau mau nyaman, saat beperban harus membuarkan jari terbuka. Kalau mau bersepatu, perban lebih baik dilepas...
Kalau di Cannes, selama tak hujan, rasanya masih tak masalah bersandal saja. Tapi di Paris, saya tak yakin. DI sana lebih dingin. Dan kami berencana jalan sampai malam...
Semoga tidak terlalu mebahayakan proses penyembuhan kaki saja ya. Semoga liburan nyaman dan lancar, termaksana semua yang direncanakan...
Yang jelas, senang sekali kembali bertemu animatrice dan para peserta yang cerdas lagi berwawasan luas di Club Lecture tadi. Saya sudah mendaftar untuk pertemuan berikutnya di bulan November. Tapi nafas dulu sebelum membeli dan membaca buku L'inventeur-nya Miguel Bonnevoye yang jadi pilihan pembahasan nanti itu...
Comments
Post a Comment