Posts

Showing posts from January, 2022

Stage 3e Butet : Hari Pertama

Kemarin aku tidak menulis. Nulis sih, sebenarnya. Tapi nggak selesai. Dan nggak akan diterusin, sepertinya. Karena tadinya buat nulis kompakan komunitas Mamah Gajah Ngeblog... Kemarin, banyak kehebohan. Berkaitan dengan stage alias internship alias kerja praktek Butet yang dimulai hari ini... Kerja Praktek Wajib Kelas 3 SMP Sistem pendidikan di Prancis mewajibkan anak 3e (troisieme, kelas 3 SMP) untuk melakukan stage. Tentu saja di sini para siswa tidak kerja "beneran". Mereka melakukan observasi saja... Stage dilakukan selama 5 hari. Jam kerja maksimal hanya 30 jam saja. Tidak digaji. Namun beberapa tempat stage menyediak an makan siang... Tujuan dari stage ini adalah memperkenalkan dunia kerja ke anak-anak. Tidak hanya bagaimana nanti saat bekerja, tapi juga mengenalkan pekerjaan itu sendiri. Agar anak-anak mendapatkan gambaran saat penjurusan di SMA nantinya... Karenanya siswa diminta mencari tempat stage yang sesuai dengan cita-cita, atau paling tidak minat mereka. Disara

Bioskop Pertama 2022

Kami tidak punya tivi. Sudah lama sekali. Sejak tivi CRT kami tak mau hidup lagi, kami belum juga beli baru. Tapi kami tetap nonton tivi. Menggunakan monitor lama kami. Disambungkan ke dekoder dengan menggunakan adaptator. Karena monitor kami masih berkabel peritel. Monitor tua, memang. Kalau masih bagus, pasti masih digunakan kan!?... Instalasi tivi kami bahkan sempat membuat kagum teknisi operator internet yang datang untuk menyambungkan fiber optik ke rumah. Apalagi kami harus memasang adaptator lain untuk output audio-nya. Karenatentu saja takada speaker di monitor tua. Operator pun menyerahkan instalasi bagian tivinya ke kami saja... Tentu saja kualitas gambar dan suara tak seberapa. Karenanya, kami suka ke bioskop. Layar super lebar dengan suara stereo yang tak cempreng a la speaker mini kami, tentu saja menghasilkan efek menonton yang berbeda... Hari ini, setelah sekian lama tak ke bioskop. Bioskop sudah lama dibuka kembali di Prancis. Memang karena tak ada film menarik saja. Ha

Mengulang Brevet Blanc Pertama

Ternyata brevet blanc Butet belum selesai Selasa kemarin. Hari ini, semua siswa kelas 3 di SMP Butet harus mengikuti ujian matematika ulang. Pasalnya, disinyalir ada kebocoran soal! Sepulang sekolah Selasa kemarin Butet hectic dengan ponselnya. Pesan Whatsapp tak henti-hentinya masuk di grup kelasnya. Ada beberapa temannya yang mengirim pesan vokal. Awalnya Butet tak mau saya mendengar. Namun lama-lama dia pasrah juga... Ternyata ada satu anak yang berusaha menjustifikasi. Tentang bahwa dia tidak mendapatkan semua bocoran. Tentang bahwa bukan dia sumber kebocoran, dan bahwa dia tak bisa memberikan nama temannya yang memberinya bocoran... Butet cerita, memang pagi-pagi temannya ini mengirimkan sesuatu di wag. Tapi kemudian ada yang minta menghapusnya. Dan kemudian dihapus. Butet sempat melihat isinya. Soal-soal ujian! Mata pelajaran IPS! Tapi ternyata saat ujian, bukan soal yang sama yang keluar! Selasa malam itu sekolah mengirim informasi ke siswa dan wali murid. Bahwa memang diketahui

Keajaiban Toko Kelontong Namiya - Keigo Higashino

Ini adalah buku ke dua yang aku selesaikan sejak tahun baru. Lho? Kenapa baru nulis sekarang? Kenapa nulis buku ke tiga dulu?... Pertama, karena buku ke dua sudah langsung hilang dari bookshelf iPusnasku dan tak bisa dipinjam ulang karena dah masuk antrian lagi. Ingat kan, kalau perlu sekitar setengah tahun sampai aku mendapatkan giliran meminjam buku Di Tanah Lada Kemarin? Aku ingin cepat-cepat nulis ulasan karena isi buku masih kurang-lebih dalam ingatan. Jelas, sudah lupa detil-detilnya. Dan sayangnya, aku lupa membuat dokumentasi foto-foto, seperti yang kulakukan untuk buku Namiya ini! Surat-surat yang Melintasi Waktu Buku ini bermula dengan tiga sahabat yang bersembunyi di sebuah rumah kosong. Di sana mereka menerima sepucuk surat yang diletakkan di dalam kotak surat yang terletak di bagian depan rumah,  yang ternyata dulunya adalah sebuah toko kelontong. Uniknya, mereka tidak melihat orang yang meletakkan surat di sana... Tadinya mereka ragu untuk membalas surat itu. Namun mereka

Brevet Blanc Pertama Butet

Usai sudah brevet blanc pertama Butet. Pertama. Karena direncanakan ada dua brevet blanc sebelum dilaksanakannya brevet yang sebenarnya bulan Juni nanti. Brevet blanc yang ke dua dijadwalkan awal bulan Mei... Ujian mungkin merupakan hal yang sudah biasa dilakukan anak Indonesia sejak masuk Sekolah Dasar. Bahkan ada pulang yang dari TK sudah mengalami ujian. Ujian masuk SD, misalnya... Masuk kelas tanpa tas,  hanya membawa alat tulis saja. Duduk berjarak dengan teman sekelas. Tak boleh bicara. Menghadapi kertas soal selama dua jam lamanya. Anak SD di Indonesia, sejak catur wulan satu juga sudah begitu, kan!? Tidak demikian dengan anak sekolah di Prancis. Sampai 3e (troisième), setingkat dengan kelas 3 SMP ini, anak sekolah di Prancis tidak pernah mengalami suasana ujian... Nilai rapor didasarkan dari evaluasi harian. Ada tes, tapi di tempat duduk biasa. Tak ada jarak selain yang dikarenakan pandemi. Tas ada di sebelah. Tak perlu menyiapkan satu kantung plastik transparan berisi alat tul

Mamah Gajah Rumahan

Image
Hari Senin dan Selasa ini Butet mengikuti brevet blanc . Pra-EBTA lah, kalau jaman saya di tahun 90an dulu. Nggak tau namanya apa sekarang. Pra-UN? Yah, semacam latihan Ujian Nasional dengan soal-soal yang disusun oleh sekolah sendiri... Tadinya, saya mau nulis tentang itu. Tentang, ya, ya, di Indonesia nggak ada UN lagi... Dan di Prancis, SMP itu nggak ada ijazahnya lho!... Tapi mungkin lain kali... Karena kemarin, tetiba saya disadarkan bahwa deadline  Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog  adalah jam 6 pagi! WIB, tentunya!...  Saya tau kalau deadline mulai Januari 2022 ini bukan lagi hari terakhir setiap bulan, tapi dimajukan. Yang saya tidak sadar adalah jamnya. Karena dengan perbedaan waktu, tentu saya harus punya manajemen tersendiri... Enfin bref ! Tentu saja saya sudah mulai nge-draft. Tema  Tentang Dirimu, Mamah Gajah! cukup menggelitik. Apalagi kebetulan  saat-saat ini Butet sedang sibuk dengan masa-masa  orientation . Bukaaan... Bukan orientasi siswa alias pemloncoan gitu.

Gundah dan Harapku Hari Ini

Hari itu, aku pamit hanya untuk check up agak lebih mendalam. Suami aku minta cuti. Bukan untuk menemaniku. Tapi untuk menemani Butet di rumah. Memang aku sengaja memilih hari Rabu. Biar suami tak repot mengantar-jemput sekolah. Aku lupa tanggalnya. Dan aku malas mencari arsipnya. Yang jelas, hari itu hari ke dua puasa. Dan aku tak memerhatikan hal itu saat membuat janji temu dua bulan sebelumnya. Aku sempat memastikan ke ayahku apakah memasukkan jarum besar ke dalam tubuhku lalu menyedot cairan darinya tidak membatalkan puasa. Katanya tidak. Asal aku tidak pingsan saja karenanya. Saat itu, aku masih bisa nyengir. Cengiran berubah menjadi ketakutan, saat dokter selesai menyuntikkan jarum besar dan tak bisa mendapatkan cairan! Solid, bu, bukan cair, begitu katanya! Kita sekalian mikrobiopsi saja ya, mumpung sudah di sini dan sudah dibius lokal juga? Mendengar itu, aku langsung lemas. Kurasakan keringat dingin yang lebih dingin dari AC ruangan laboratorium medikal itu. Dokter meyakinkan

Di Tanah Lada

Senang sekali menemukan satu eksemplar buku ini di iPusnas. Hanya sehari sesudah saya selesai mebaca buku Keajaiban Toko Kelontong Namiya. Ini buku ke tiga yang saya selesaikan sejak tahun baru! Wah, semangat amat yak!?... Anak Kecil yang Pintar Berbahasa Indonesia Menceritakan perjalanan Salva, seorang anak perempuan berumur 6 tahun yang gaya bicaranya seperti orang besar. Salva selalu menggunakan bahasa baku, dan kata-kata yang keluar dari mulutnya kadang kala tak terduga. Entah itu dari kedalaman maknanya, ataupun dari pilihan katanya sendiri... Salva mulanya hidup bersama papa dan mamanya di sebuah rumah yang nyaman. Namun kemudian papanya memutuskan agar mereka pindah ke Rusun Nero yang kumuh dan tanpa perabotan. Kenapa? Supaya dekat dengan tempat judi, kegiatan favorit papa... Papa orang yang kasar. Dia tak segan memukul istri dan anaknya. Sampai suatu saat Mama tak tahan dan memilih kabur dari Rusun Nero dengan membawa Salva...  Masalahnya, di Rusun Nero, Salva sudah memiliki te

Ucok Kembali Merantau Januari 2022

AlhamduliLlaah, Ucok sudah sampai di tempat tinggalnya di perantauan jam 3-an sore tadi. Setelah menempuh perjalanan total hampir 30 jam. Panjang amat? Emang! Karena keluar rumah jam setengah 11an siang kemarin!... Ditemani Papa ke Bandara Saat Ucok datang, saya tak bisa menjemputnya. Dan kali ini, saat dia mau berangkat lagi, saya pun tak bisa mengantarnya. Masalahnya sama: lutut kiri! Ya, lutut kiri saya kambuh lagi. Padahal sebelumnya rasanya tak apa-apa. Saya masih sempat mengantar Butet kursus piano juga Jumat malam. Pulangnya, saya potong kuku kaki. Duduk di lantai beralas bantalan kursi. Saat berdiri itulah terasa kaki saya tak bisa diluruskan! Dingin? Rasanya ga sebegitunya. Saya tak menunggu Butet di luar. Saya menunggu dengan hangat di dalam mobil... Capek? Ya capek normal lah, di akhir pekan... Tapi mungkin akumulasi keduanya... Meski kecewa tak bisa melepasnya di bandara, jelas saya tak berani menyetir dengan lutut seperti ini. Takut ada masalah saat injak kopling. Apalagi

Protokol Pandemi di Sekolah

Mulai hari ini, diberlakukan protokol pandemi baru untuk lingkungan sekolah. Ya, berubah lagi! Saya sudah kehilangan jejak, berapa kali protokol ini diubah sejak rentrée nouvel an, kembali sekolah di tahun baru 2022 kemarin... Perubahan protokol yang sering dalam waktu kurang dari 2 minggu ini tentu saja membingungkan sekolah dan orang tua. Sekolah untuk merencanakan kegiatan belajar-mengajar, orang tua untuk mengatur pengurusan anaknya. Apalagi untuk orang tua yang keduanya bekerja... Tak heran, Kamis kemarin ini para guru melakukan mogok kerja. Sindikat wali murid pun mendukung dengan mengajak para orang tua untuk melakukan demonstrasi. Demonya dengan cara tidak memasukkan anak-anak ke sekolah! Protokol yang diberlakukan hari ini disederhanakan. Untuk mempermudah penerapannya bagi sekolah dan juga orang tua. Penjemputan Anak Cas Contact Masih ingat saat saya harus hectic menjemput Butet padahal baru setengah jam-an sampai di rumah sesudah mengantarnya? Di protokol yang baru, yang se

Kajian MPP Bersama Dahlan Iskan

Rabu pagi, seperti biasa saya membantu co-hosting zoom meeting kajian mingguan Majelis Pengajian Prancis. Hari ini, tamunya istimewa: Pak Dahlan Iskan.  Tidak biasa menonton Youtube, selama ini saya hanya mengenalnya via tulisan. Tapi dari awal kajian, langsung terasa bahwa gaya bicaranya sama memikatnya! Tema Iman dan Kehidupan Bersosialisasi diisinya dengan kisahnya sendiri. Disampaikannya dari sebuah kelenteng di Jombang karena sesudah mengisi kajian kami, beliau diundang ceramah di sana. Tak perlu banyak teori. Maknanya langsung bisa kita tangkap sendiri... Pak DI menceritakan masa kecilnya yang homogen. Tinggal di lingkungan pesantren, muslim, semua, Jawa semua, tanpa pernah melihat etnis lain. Tidak pernah ke bioskop sebelumnya, menonton tivi mungkin cuma berita saja, Pak DI menceritakan culture shock-nya saat merantau ke Kalimantan... Mengundang Pak DI sebagai pembicara merupakan pilihan yang sangat tepat bagi majelis pengajian kami yang masih dalam tahap belajar berislam. Belaj

Autotest Ke Dua

Image
Lho? Bukannya harusnya Sabtu? Memang Sabtu kok. Tapi seperti biasa kalau weekend Butet tidur sepanjang pagi. Kelihatannya nyenyak sekali. Saya pun tak tega membangunkannya...  Siangnya, kami keluar ke taman. Untuk mengerjakan tugas art plastique. Tugas berupa membuat land art . Harus di alam terbuka, tentu saja... Tadinya Butet sempat berpikir untuk ke tempat yang jauh dari rumah. Tapi karena dia bangun siang, kami baru bisa pergi sesudah makan siang. Mepet, rasanya. Butet pun berencana pergi Minggu saja... Mengenal kebiasan malas-malasannya tiap akhir pekan, saya tak mau ambil resiko. Saya ajak dia tetap keluar ke taman yang tak jauh dari rumah. Minimal mencoba mencari ide, kata saya beralasan. Untung saja dia mau. Dan sempat membuat couronne di sana. Karena pada akhirnya, hari ini Butet malas-malasan lagi! Sabtu yang sibuk membuat Butet tidak memikirkan autotest. Saya sendiri juga lupa. Butet baru melakukan autotes sore hari menjelang makan malam. Sendiri lagi. Kali ini saya sama se

Satu Terselesaikan

Sebenarnya, sejak akhir tahun kemarin, saya ada banyaaak sekali masalah. Tidak cuma soal ban mobil. Atau soal dinyatakan sebagai cas contact-nya Butet. Tapi ada beberapa masalah lagi... Kecil? Itu relatif. Tapi kalaupun kecil, jika banyak, kan berat juga tuh!... Cuma tentu saya tak akan ceritakan semua sekaligus. Saya tulis saja satu per satu. Tanpa mengelompokkannya biar tak terasakan beratnya. Dan hanya menuliskannya saat masalahnya sudah selesai!... Lho? Kenapa? Biar saya tak mencatat hal-hal yang menyedihkan. Biar kalau baca blog ini, yang ada hanyalah hal-hal yang menyenangkan saja. Karenanya, tidak akan saya tuliskan semua. Semoga saja jadi lupa... Hari ini, ada sebuah catatan yang ingin saya torehkan. Sebuah peristiwa terselesaikannya masalah yang sudah mengganggu kami sejak dua minggu ini... Tas yang Hilang Cerita bermula saat Ucok mudik. Dia sampai rumah jam 11 malam lebih. Saya yang membukakan pintu. Anaknya langsung panik. Tasnya ketinggalan di Uber, katanya!... Memang saya

Autotest Pertama

Image
Pagi ini Butet melakukan autotesnya yang pertama. Satu dari dua yang diwajibkan dalam statusnya sebagai cas contact. Auto test, tes sendiri. Dan benar-benar dilakukannya sendiri... Semalam dia sempat ragu. Apalagi saat membaca petunjuk pemakaian, dituliskan bahwa tes bisa dilakukan sendiri oleh orang dewasa di atas 18 tahun. Kalau belum, ya harus dilakukan orang dewasa... Saya sih dari awal sudah bersiap mental, kalau-kalau tiba-tiba Butet merasa tak percaya diri dan meminta saya melakukan tesnya. Tak urung saya becandain juga anaknya, "Kamu lebih percaya sama orang Cina atau sama orang Prancis?"  Pasalnya, autotest buatan Cina. Praktis petunjuk penggunaannya dicetak juga di Cina kan!? Meski tentu saja isinya dengan persetujuan MedNet yang ada di Jerman sih ya... Prancisnya? Apoteker yang menjelaskan cara pemakaiannya kemarin. Yang sama Butet langsung disela,"Orang Prancis yang maskernya turun-turun melulu itu?" Dan memang maskernya si apoteker beberapa kali turun.

Kewajiban Autotest bagi Cas Contact

Image
Hari ini, Butet sekolah seperti biasa. Tak urung, sesudah mengantarnya, saya tak langsung bersantai-santai. Tetap siap sedia kalau-kalau ada telepon dari sekolah entah untuk apa... Lagipula hari ini saya harus kembali aktif bertugas. Bertugas co-host di zoom pengajian. Tak bisa santai berganti baju ke daster. Jaga-jaga kalau tahu-tahu harus buka kamera... AlhamduliLlaah semua lancar. Pengajian lancar, Butet juga lancar sekolah sampai tengah hari. Ya, tengah hari saja. Seperti biasa kalau hari Rabu... Pulang sekolah Butet cerita empat temannya absen; satu yang kasus positif kemarin itu; satu  yang makan bersama lalu tes dan ternyata positif!; satu lagi yang makan bersama lalu tes dan sebenarnya negatid namun kemudian mulai bergejala; dan  satu yang lari bersama dan belum vaksin sama sekali!  Untuk yang belum vaksin ini memang prosedurnya adalah langsung karantina 7 hari. Tes baru dilakukan di hari ke 7 itu... Ini membuat Butet kesal: kok yang nggak vaksin malah lebih enak dan tidak rumi

Cas Contact ... Lagi!

Image
Sebelum menulis, saya mencari dulu apa bahasa Indonesianya cas contact . Tapi saya belum menemukan yang tepat. Ada yang menggunakan "kontak" saja. Atau "kontak erat". Mungkin memang itu? Masalahnya, keduanya digunakan dalam konteks kalimat. Karenanya saya merasa kurang mantap. Jadi, saya tetap menggunakan istilah bahasa Prancis saja, ya!?... Pasti pembaca paham bahwa yang saya maksud dengan cas contact adalah orang yang bersentuhan dengan penyandang virus Covid 19. Orang yang mungkin tertular. Baik bergejala, maupun tidak... Dan ini terjadi pada Butet lagi! Ya, lagi!... Ingat kan, waktu dia menjadi cas contact tahun lalu? Namun kali ini, penyandang positif Covid 19 cukup sigap. SI anak segera mengabarkan ke teman-temannya yang sekira merupakan cas contact , dan menanyakan kesediaan dinyatakan sebagai cas contact . Orang tuanya segera memberitahukan ke sekolah. Hanya saja, karena diketahui positifnya sudah menjelang malam, kami tak sempat mendapatkan keputusan kasu

Comirnaty Dosis Ke Tiga

Image
Setelah dua minggu libur Natal dan Tahun Baru, hari ini, Butet mulai sekolah lagi. Suami saya masih cuti. Niatnya sampai Rabu untuk membersamai Ucok yang tadinya sudah harus kembali ke Swedia. Mau irit Uber ke bandara, ceritanya...  Tapi ternyata ada keputusan pemerintah yang mengharuskan perusahaan yang memungkinkan untuk memberlakukan wfh minimal 3 hari per minggu! Minimal! Dan tentu saja perusahaan IT masuk di kategori ini... Ucok masih berstatus libur. Keberangkatannya diundur ke tanggal 15. Tapi ceritanya belakangan saja ya... Kuliahnya sendiri baru akan resmi dimulai tanggal 17. Tapi sistem project-nya membuat dia tetap harus aktif. Apalagi dia anggota himpunan mahasiswa. Ada acara-acara di pergantian semester katanya...  Wajib Booster Vaksin Saat Ucok menyatakan mau mudik liburan, kami langsung menawarkan untuk sekalian melakukan vaksinasi dosis ke tiga. Pemerintah Prancis mewajibkan semua penduduk dewasa untuk melakukan booster ini... Awalnya, pemerintah menentukan batasan 5 bu