Mengulang Brevet Blanc Pertama

Ternyata brevet blanc Butet belum selesai Selasa kemarin. Hari ini, semua siswa kelas 3 di SMP Butet harus mengikuti ujian matematika ulang. Pasalnya, disinyalir ada kebocoran soal!

Sepulang sekolah Selasa kemarin Butet hectic dengan ponselnya. Pesan Whatsapp tak henti-hentinya masuk di grup kelasnya. Ada beberapa temannya yang mengirim pesan vokal. Awalnya Butet tak mau saya mendengar. Namun lama-lama dia pasrah juga...

Ternyata ada satu anak yang berusaha menjustifikasi. Tentang bahwa dia tidak mendapatkan semua bocoran. Tentang bahwa bukan dia sumber kebocoran, dan bahwa dia tak bisa memberikan nama temannya yang memberinya bocoran...

Butet cerita, memang pagi-pagi temannya ini mengirimkan sesuatu di wag. Tapi kemudian ada yang minta menghapusnya. Dan kemudian dihapus. Butet sempat melihat isinya. Soal-soal ujian! Mata pelajaran IPS!

Tapi ternyata saat ujian, bukan soal yang sama yang keluar!

Selasa malam itu sekolah mengirim informasi ke siswa dan wali murid. Bahwa memang diketahui ada kebocoran soal ujian. Dan akan diadakan ujian ulang hari Kamis ini!...

Sekolah menyatakan bahwa keocoran hanya di mata pelajaran matematika saja. Sepertinya sekolah mengetahui terjadinya kebocoran, dan sempat mengganti soal-soal di hari ke dua. Memang hari pertama hanya ada ujian Bahasa Prancis dan Matematika. Hari ke dua IPA dan IPS...

Sekolah Butet adalah sekolah swasta. Sekolah swasta berbayar. Hanya anak-anak dengan orang tua yang mau mengeluarkan uang untuk biaya yang bisa menyekolahkan di sekolah swasta. Dalam kata lain, orang tua yang memang mendorong anak-anaknya untuk maju. Karena sekolah negeri di Prancis kualitasnya bagus dan cukup merata di seluruh negara. Banyak yang berpikir buat apa mengeluarkan uang ekstra untuk sekolah!... 

Sekolah Butet adalah sekolah yang bagus kualitasnya. Karena ada juga sekolah swasta yang kurang bagus. Ini bisa dilihat dari tingkat nilai brevet. Seakan brevet yang tidak penting buat anak, justru penting buat sekolah untuk menunjukkan kualitasnya ya?...

Banyak yang berpendapat bahwa sekolah Butet terlalu keras. Terlalu menuntut anak untuk memiliki nilai yang tinggi. Dari dua anak kami yang sekolah di sana, saya tidak melihat anak-anak kami tertekan. Mereka senang-senang saja...

Memang ada saja yang akhirnya pindah sekolah karena itu. Ya, itu pilihan mereka...

Yang jelas, baik saya maupun Butet tidak melihat kebutuhan siswa untuk mempertaruhkan posisinya di sekolah untuk sebuah bocoran soal brevet. Brevet blanc pula! Untuk apa beresiko dihukum bahkan dikeluarkan dari sekolah untuk itu?

Kami rasa, semua bermula dari keingintahuan saja. Penasaran. Dan tentu saja keamanan website yang jelas-jelas kurang!

Soal yang bocor kemungkinan besar berasal dari platform yang tak perlu saya sebutkan namanya, karena belum tentu dugaan saya ini benar. Platform tempat sekolah meletakkan soal-soal ujian yang mustinya baru bisa diakses siswa yang absen di saat jadwal ujian... 

Memang sekolah memfasilitasi ujian online untuk bagi siswa yang absen. Apalagi saat ini banyak sekali yang absen karena kasus positif atau kasus kontak. Di sinilah saya rasa terjadi kerentanan tingkat keamanan...

Kelas Butet resah, karena ada desas-desus bahwa kelas mereka lah yang menerima bocoran soal. Kabarnya, nilai matematika mereka tinggi sekali! Memang pada dasarnya kelas Butet memiliki nilai rata-rata tertinggi di sekolah untuk sebagian besar mata pelajaran di trimester pertama lalu. Lagipula dari mana datangnya desas-desus tentang nilai brevet matematika yang belum keluar itu?

Sekolah menyatakan tak mengetahui, kebocoran ada di mana, oleh siapa, siapa saja yang mengakses bocoran soal itu. Sekolah hanya tau bahwa ada kebocoran. Itu saja. Karenanya, dengan alasan keadilan, sekolah memutuskan memberikan ujian ulangan untuk seluruh sekolah!

Pulang sekolah tadi, Butet mengeluhkan ujian yang tingkat kesulitannya lebih tinggi ketimbang paket soal hari Selasa. Apakah kelas Butet tetap bisa mempertahankan nilai rata-rata kelas tertinggi di sekolah? Kita lihat saja... ☺

 

Comments

Popular posts from this blog

Berbagai Hidangan Kambing Khas Solo

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi