Kajian MPP Bersama Dahlan Iskan

Rabu pagi, seperti biasa saya membantu co-hosting zoom meeting kajian mingguan Majelis Pengajian Prancis. Hari ini, tamunya istimewa: Pak Dahlan Iskan. Tidak biasa menonton Youtube, selama ini saya hanya mengenalnya via tulisan. Tapi dari awal kajian, langsung terasa bahwa gaya bicaranya sama memikatnya!

Tema Iman dan Kehidupan Bersosialisasi diisinya dengan kisahnya sendiri. Disampaikannya dari sebuah kelenteng di Jombang karena sesudah mengisi kajian kami, beliau diundang ceramah di sana. Tak perlu banyak teori. Maknanya langsung bisa kita tangkap sendiri...

Pak DI menceritakan masa kecilnya yang homogen. Tinggal di lingkungan pesantren, muslim, semua, Jawa semua, tanpa pernah melihat etnis lain. Tidak pernah ke bioskop sebelumnya, menonton tivi mungkin cuma berita saja, Pak DI menceritakan culture shock-nya saat merantau ke Kalimantan...

Mengundang Pak DI sebagai pembicara merupakan pilihan yang sangat tepat bagi majelis pengajian kami yang masih dalam tahap belajar berislam. Belajar berislam di lingkungan yang berbeda dari tempat kami dibesarkan... 

Berbeda dengan Pak DI yang masa kecilnya tak begitu beragam, masa kecil saya sungguh berwarna. Meski demikian, tetap saja status sebagai Jawa muslim merupakan mayoritas. Dan demikian juga teman-teman pengajian kami. Meski mungkin dari berbagai etnis, orang tua berbeda suku, berpindah-pindah rumah, sebagai orang Indonesia, dengan mudah kita dikelilingi lingkungan muslim. Ini berlaku juga untuk agama lain...

Sampai di Prancis, jangankan yang muslim. Yang katolik pun merasakan bedanya. Nilai-nilai sekularisme sudah merasuk ke setiap aspeknya. Jadi ya wajar saja saat terjadi culture shock bagi perantau pemula. Belum lagi pandangan orang luar tentang muslim, atau tentang Indonesia itu sendiri yang kadang melecehkan...

Saya terkesan dengan beberapa pesan Pak DI tentang bagaimana menghadapi tantangan seperti itu. Antara lain yang berkaitan dengan falsafah Jawa: ojo gumunan, ojo kagetan, ojo dumeh. Jangan gampang terkagum-kagum, jangan gampang terkaget-kaget, tapi jangan pula sombong. Terapkan ini dalam menghadapi hal-hal yang baru...

Pak DI berpesan agar kami, para muslimah Indonesia di Prancis selalu murah senyum. Apapun perasaan yang ada dalam hati kita. Mau takut, kesal, marah, senyumlah! Senyum dalam menghadapi apapun itu. Insya Allah yang ada di hadapan kita akan tertular senyum kita juga...

Di akhir acara, Pak DI berpesan untuk menjadi muslim Indonesia yang pintar. Cerdas, berprestasi dan kaya! Karena hanya dengan begitu, orang akan menghargai, memandang kita tinggi, dan tak akan ada yang bisa merendahkan kita!...

Yang jelas, selesai dari kajian, saya merasa kaya hati. Nasihat-nasihatnya menenangkan. Cocok sekali dengan kondisi muslimah Indonesia yang beragam...

Tapi saya masih belum puas. Masih banyak pertanyaan. Masih ingin mendengar pengalamannya yang lain. Semoga lain waktu kami bisa mengundang beliau kembali... 🙏


Comments

Popular posts from this blog

Berbagai Hidangan Kambing Khas Solo

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi