Posts

Showing posts from December, 2020

Ucok Pergi Merantau - Bagian 2

Sekitar jam 5 sore tadi, akhirnya sampai juga si Ucok di kamar kosnya. Setelah dua malam di Stockholm yang akhirnya serasa ekstra liburan untuknya. Setelah jalan seharian Senin kemarin bersama teman kuliah yang belum pernah dilihatnya sebelumnya. Setelah pesawat yang agak terlambat. Setelah ternyata ibu kosnya sangat berbaik hati menjemputnya ke bandara... Kamarnya nyaman, katanya. Terlihat Ucok bert-shirt lengan pendek saja saat video call tadi. Wajahnya lelah. Berat, mengangkat koper ke kamarnya yang ternyata di lantai atas. Dengan pemilik rumah tinggal di bawah... Tak yakin apa bakal ke luar mencari makan, katanya... Mungkin hanya akan makan mi cup saja sebelum tidur menghimpun kembali tenaga... Yang jelas, mamanya sudah legaaa... 😉

Ucok Pergi Merantau - Bagian 1

Berangkatlah Ucok merantau... Setelah kepergiannya ke Tours tahun lalu ternyata hanya untuk berlibur saja. Setelah kenyataan diterimanya dia di Swedia malah membuatnya kuliah online saja. Setelah jadwal masuk kelas Januari nanti juga dibatalkan karena merebaknya pandemi di Swedia...  Ucok tetap berangkat merantau... Setelah diskusi panjang-lebar tentang perlunya dia ke sana karena toh tak akan ke kelas. Setelah perhitungan tak kalah panjangnya dan tak kalah lebarnya dari segi budget yang terasa buang uang saja. Dan juga setelah tiba-tiba jadwal pesawatnya di-cancel jam setengah 6 sore kemarin... Memang kami sudah mulai melihat naga-naga peng-cancel-an beberapa penerbangan SAS sejak seminggu sebelumnya. Tapi tetap kelabakan juga mendapatkan berita pembatalan tiba-tiba begitu selagi kami sudah merasa tenang optimis. Lalu mendapat pemberitahuan tentang tiket penggantinya yang tidak lagi senyaman itinerary yang dipilih sebelumnya. Bukannya direct ke Stockholm lalu sambung ke Visby dihari y

Déconfinement 2.0

Hari ini, kuncitara ke dua di Prancis dibuka. Dan pemerintah menyarankan karantina mandiri selama seminggu untuk mereka yang ingin berkumpul merayakan Natal bersama keluarga...  🙄

Lockdown 2.0 - Hari ke Empat Puluh Enam

Hari terakhir lockdown ke dua. Besok sudah bebas ke luar tanpa attestation lagi. Bebas terbatas. Terbatas oleh jam malam. Dari pukul 20 hingga 6 pagi. Mau apa, juga, buat kami ini, dingin-dingin begini... Hari ini sibuk sekali. Dari menyelesaikan kue ulang tahun, memasak makan siang, menjemput, mengantar, mengurus cucian, menjemput ke halte untuk bersama-sama membeli bunga dan mengisi tiket bus, memasak makan malam, makan, dan menulis sebentar... Sepertinya istirahat saja dulu. Tak perlu cerita panjang... Yang jelas, semua masakan sukses... Butet senang. Semoga bertambahnya umur, bertambah pula keimanan dan kualitas ibadahnya... Aamiin... 🙏 Semoga semua lekas kembali aman, nyaman, tanpa kekhawatiran... 🙏

Lockdown 2.0 - Hari ke Empat Puluh Lima

Ternyata saya hanya sempat membuat lapisan mousse ke dua saja, mousse au chocolat au lait. Pagi tadi saya nekat membuat tarte au poire amandine yang sudah saya janjikan untuk Ucok. Pembuatannya lambat karena pate brisée baru terbeli kemarin sore. Nekat karena sudah tahu bahwa besok akan ada gateau lain... 😅 Lapisan ke tiga, mousse au chocolat blanc, semoga bisa saya kerjakan besok pagi. Sepagi mungkin!...   Pasalnya besok dijadwalkan akan datang 3 colis. Dari Decathlon, Yves Rocher, dan Toko Bu Yati. Sedangkan Butet juga ingin makan siang di rumah. Jadi harus menjemput jam istirahat makan siang dan kemudian mengantarnya kembali sekolah sebelum 14.25... Siang tadi, sepulang dari boucherie, saya langsung memilah daging untuk menyimpannya di congelateur. Tak bisa meletakkannya begitu saja di kulkas karena tak ada tempat. Maklum, hari Minggu... Apalagi ditambah loyang tarte au poire dan entremets 3 chocolats!... Daging tersimpan, saya lanjut memarinate bebek pesanan menu ultah Butet. Sena

Lockdown 2.0 - Hari ke Empat Puluh Empat

Sabtu ini saya kembali diminta menjadi co moderator zoom meeting. Teteh yang membuat poster publikasi, menuliskan saya sebagai penulis. Saya sempat protes. Nggak berani mengklaim lah. Belum pantas. Tapi si teteh bilang dia yang akan bertanggung jawab. Baiklah. Saya anggap sebagai do'a. Namun tetap saja saya jadi jengah untuk share posternya... 😅 Meeting berjalan lancar. Teteh terlihat makin gapai saja mengendalikan semuanya. Makin terasa bahwa posisi saya hanya sebagai dukungan moral saja... 😄 Pagi tadi saya sempatkan mencicil genoise sebagai dasar Entremets trois chocolats permintaan Butet untuk ulang tahunnya Senin nanti. Saya berniat membuat salah satu lapisan mousse hari ini. Tapi ternyata tak sempat. Saya hanya bisa menyiapkan sampai lapisan pralinois-nya saja. Sepertinya besok harus ngebut mengerjakan 3 lapisnya. Atau mungkin 2 lapis besok, dan satu lapis lagi Senin pagi? Karena besok siang kan jadwal ke boucherie tuh... 😏 Hari ini akhirnya Ucok mengirimkan link celana pan

Lokdown 2.0 - Hari ke Empat Puluh Tiga

Hari ini diramalkan hujan seharian. Sempat ragu, apakah saya akan memaksa Butet untuk menjemputnya. Namun dia tetap lebih memilih pulanng naik bus bersama teman-temannya, dan hanya akan menelepon atau SMS saat jam makan siang sekira hujan lebat... Ternyata pagi malah cerah. Sempat hujan sebentar di siang hari. Tapi lalu reda meski mendung tetap menggantung. Butet pulang dengan lancar sebelum hujan kembali mengguyur hingga malam ini... Rasanya hari ini santai. Tapi dipikir-pikir, banyak juga yang saya kerjakan. Membuat tiramisu menggunakan sisa mascarpone Minggu lalu, melanjutkan menjahit masker, mempersiapkan zoom meeting besok siang sebagai co-moderator, membayar kantin, juga menyelesaikan belanja di Toko Bu Yati... Ternyata pesanan sudah dikirim padahal saya belum menerima tagihan. Yang artinya, belum dibayar! Akhirnya saya mengobrol panjang-lebar dengan Bu Yati yang ternyata putrinya juga sempat sekolah di Swedia... Lumayan juga, bukannya membahas pesanan, malah bercerita tentang ke

Lockdown 2.0 - Hari ke Empat Puluh Dua

Tepat enam minggu sejak reconfinement, perdana menteri mengumumkan bahwa akan tetap ada deconfinement 15 Desember nanti, meski kasus covid masih tinggi. Tidak perlu attestation lagi untuk ke luar rumah. Hanya saja, pembukaan tempat-tempat umum jadi diundur. Dan jam malam yang sedianya direncanakan mulai pukul 9 malam, dimajukan jadi pukul 8 malam. Dan tidak ada pengecualian untuk malam tahun baru! Pengecualian untuk malam Natal tetap diberlakukan... Hari ini entah mengapa saya lelah sekali. Padahal tak banyak yang saya kerjakan. Bahkan walk at home pun batal gara-gara ada teman menelepon panjang lebar menceritakan kegalauannya. Kegalauan yang di sisi lain menyadarkan saya bahwa di sisi negatif yang saya rasakan, ternyata ada banyak hikmah positifnya... Apa karena siangnya mengikuti kuliah sosiologi ayahanda yang masih belum bisa meresap di otak juga? 🤔😅 Entahlah... Sepertinya daripada malah pusing memikirkan penyebab kelelahan, lebih baik saya istirahat saja... 😜 Semoga semua lekas

Lockdown 2.0 - Hari ke Empat Puluh Satu

Hari cerah. Pagi pengajian. Tak sampai selesai. Siang tadi janjian dengan Butet untuk ke kota sepulang sekolah. Dia perlu membeli kado untuk secret santa. Untuk pertama kalinya sejak reconfinement, saya jalan kaki menjemputnya... Terbiasa jalan minimal 3 kali per minggu dengan walk at home, jalan 2 km ke sekolah tidak terasa berat meski sudah sebulan lebih tidak melakukannya. Jalanan tidak terasa sepi. Atau mungkin karena sudah terbiasa saja?... Terasa berbeda di daerah tempat makan. Karena restoran masih belum boleh. Hanya boleh take away atau delivery... Karenanya, di pusat kota tempat kami mencari kado terasa bedanya. Lebih sepi... Awalnya Butet sudah ada ide kado. Tapi saat melihat pernak-pernik di tiga toko, dia memutuskan membeli cangkir bergambar zodiak plus bolpen dan pensil. Ketiganya kebetulan ada diskon. Kami putar balik, jalan kembali ke toko pertama yang menjual cangkir. Total jalan di kota saja, sudah lumayan, itu tadi. Ditambah pergi-pulang, apalagi... 😅 Pulangnya kami

Lockdown 2.0 - Hari ke Empat Puluh

Hari ini diramalkan hujan seharian. Ternyata hanya mendung berat saja. Tant mieux . Karena Butet tak mau dijemput. Dan dia keluar lambat dari sekolahnya karena ada masalah dengan dua teman sekelasnya. Entah apa. Katanya pihak sekolah akan mengirim e-mail penjelasan. Semoga tidak ada yang gawat... Siang tadi saya cepat Dhuhur sendiri karena ada jadwal zoom jam 13.30. Waktu saya masuk room, dituliskan bahwa meeting dijadwalkan Kamis tanggal 10. Tak ada pemberitahuan di wag angkatan. Saya cek di fb grup alumni, ternyata memang demikian. Ya sudah, saya santei menonton drama sambil menjahit masker kain saja... Saya memang berniat membekali Ucok dengan masker buatan sendiri untuk di rantau nanti. Masker batik, tentunya... Sayang sekali saya tak bisa menemukan sarung batik yang saya yakin masih ada. Masih baru, rapi dalam bungkusnya. Saya ingat hendak membuat tutup sofa dengannya. Tapi tak taulah, entah di mana saya menaruhnya... Akhirnya saya buat masker dari kemeja batik suami. Seragam wakt

Lockdown 2.0 - Hari ke Tiga Puluh Sembilan

Pagi ini ada zoom meeting. Ya, pagi. Karenanya, sepulang mengantar Butet sekolah, saya lekas menyelesaikan pekerjaan rumah. Merasa tak sempat walk at home, sayapun mengerjakan beberapa evaluasi MOOC. Lumayan. Sepuluh menit sebelum meeting dimulai, saya sudah di waiting list. Untung saja. Karena ternyata meeting dibatasi untuk 100 orang. Dan bahkan penyelenggaranyapun tidak menyadarinya!... 😅 Saya dapati kartu bus Butet tertinggal di rumah. Sepertinya saat bersiap dan mengecek kartu, dia lupa menyimpannya kembali dalam tasnya. Sempat ragu apakah saya kirim SMS atau tidak. Tapi akhirnya saya urung. Biarkan Butet menyelesaikan permasalahannya sendiri. Lagipula belum tentu dia ada waktu mengecek SMS sampe waktunya pulang sekolah... Saatnya dia pulang, saya harap-harap cemas juga. Cemas dia panik baru menyadari kalau kartunya tak ada. Namun diiringi tenang karena sempat melihat dia memasukkan dompet ke tasnya. Karena biasanya dia malas bawa dompet. Dan memang tak biasa jajan juga seperti a

Lockdown 2.0 - Hari ke Tiga Puluh Delapan

Hari ini tidak belanja daging. Perhitungan belanja dua minggu sekali semoga bisa berjalan lancar. Ucok dan papanya ke swalayan belanja mingguan. Karena kemaren tak keluar disebabkan hujan... Hari Minggu, swalayan buka setengah hari saja. Karenanya, Ucok dan papanya pergi pagi. Begitu niatnya... Ternyata hampir tengah hari mereka baru berangkat. Suami saya masih sempat balik lagi karena penasaran beli soda yang tak terbeli karena keberatan beban... 🙄 Pagi tadi saya mengikuti zoom meeting bersama alumni kuliah yang muslim. Sendiri saja dari angkatan saya. Tapi ternyata adik-adik angkatan masih mengingat saja. Lega, juga, rasanya... 😅 Habis Maghrib saya nekat mengejar membuat mi ayam bakso. Niatnya bikin bakso habis Asar. Ternyata suami ada conference sehingga Asar kami lambat. Sempat mau menyerah saja. Tapi semangat lagi sesudah recharge energi dengan cheese cake yang akhirnya disantap sebagai gouter... 😋 Menu siap, malah nafsu makan hilang, saking lelahnya. Bagus juga, jadi tidak ban

Lockdown 2.0 - Hari ke Tiga Puluh Tujuh

Gerimis seharian. Kami di rumah saja. Bahkan Ucok dan papanya tak ke luar belanja. Tidak ada ikan segar, saya memasak nasi goreng dengan sisa kambing kebab makan malam kemarin dan makan siang tadi... Suami membeli dessert dari boulanherie depan rumah; dua royal fruit rouge dan dua opera. Tapi siang tadi tetap saya sempatkan menyiapkan cheese cake request ke-2 Ucok. Sudah terlambat dari yang "dijadwalkan" k arena kemarin saya kurang sehat. Mungkin harus ngebut 2 kue per minggu agar mengejar memasakkan semua dessert yang disukai Ucok... Butet melukis dan mengupload foto lukisannya di instagram. Lumayan mengurangi waktu di depan layar yang sepertinya memang susah untuk dihindari... Semoga semua lekas kembali aman, nyaman, tanpa kekhawatiran... 🙏

Lockdown 2.0 - Hari ke Tiga Puluh Enam

Hari ini hujan hampir seharian. Saat mengantar sekolah pagi, jalanan gelap. Mendung berat. Lampu jalan sudah dipadamkan. Jadilah saya memerlukan usaha ekstra untuk menyetir. Dan saya sempat tidak membiarkan pejalan kaki menyeberang karena saya tidak melihatnya mulai menyeberang dari sisi kiri... 😞 Sepulang dari mengantar, saya tidur. Pilek sudah berkurang, tapi badan masih pegal-pegal. Niatnya, saya hanya mau tidur sebentar sebelum mulai cuipiring dan masak. Walk at Home-nya libur dulu... Tapi ternyata, saya baru terbangun jam 11 gara-gara ada yang mengklakson di jalan depan rumah! 3 jam, saya tidur!... Sepertinya badan memang menagih untuk istirahat... Meski prakiraan cuaca meramalkan hujan, Butet meminta untuk pulang sekolah naik bis saja. Padahal sahabat yang biasa naik bis dengannya, sudah berencana dijemput. Masih ada satu lagi sahabat SD-nya yang meski tidak seakrab dulu lagi, tapi tetap dekat... AlhamduliLlaah saat jam pulangnya, hujan sedang berhenti. Prakiraan cuacanya detil

Lockdown 2.0 - Hari ke Tiga Puluh Lima

Kamis siang selama dua bulan ini, sepertinya saya akan rutin mendampingi bapak yang mengisi kuliah zoom IIIT. Tugas memantau jumlah peserta, save chat, dan screenshot sih santai saja. Konsentrasi mencerna materi jelas jauh lebih menantang... Tak hanya tema tentang sosiologi dalam Islam yang sama sekali tak saya pahami, ditambah penyampaian dalam bahasa Inggris yang sudah tidak saya pergunakan secara rutin lagi. Tapi lumayan juga. Di kuliah ke dua ini makin banyak yang bisa saya tangkap. Mungkin karena isi materinya juga yang lebih membumi? Lihat saja lagi Kamis depan nanti... Tak banyak yang bisa saya ceritakan hari ini. Lagipula saya mulai pilek (lagi!). Sepertinya jendela terlalu lama dibuka. Atau lagi-lagi terlalu lama menanggalkan gilet sesudah walk at home tadi pagi... Oh ya. Masker kembali diwajibkan di seluruh Departement Alpes Maritimes. Dari pukul 8 pagi hingga pukul 1 dini hari. Berlaku hingga 5 Januari 2021... Semoga dengan segala usaha dan kesabaran terpadu, semua lekas kem

Lockdown 2.0 - Hari ke Tiga Puluh Empat

Hari Rabu ditetapkan menjadi hari full conference online untuk saya. Pagi pengajian via voice conference Skype. Sudah rutin lebih dari setahun ini... Mulai hari ini, selama 8 pertemuan, siangnya atelier ecriture via video conference Zoom!... Dua tahun yang lalu, saya sudah sempat mengikuti sesi pertama atelier ecriture yang diadakan Mediatheque Le Cannet ini. Sesi ke duanya, saya disarankan tidak ikut. Memberi kesempatan ke yang lain dulu. Karenanya, saat Kamis sore lalu menerima email pemberitahuan adanya atelier online dikarenakan tidak mungkin mengadakannya offline karena pandemi, saya tidak langsung mendaftar. Tak yakin apakah boleh ikut... Saya berniat menanyakan dulu kepada Nathalie, animatrice atelier yang berteman dengan saya di Facebook. Belum sempat saya kirim message karena masih menimbang, Nathalie lebih dulu menanyai saya via komentar di salah satu posting saya... Bukan cuma masalah ruang terbatas yang membuat saya berpikir. Tapi juga pengalaman atelier pertama yang di san

Lockdown 2.0 - Hari ke Tiga Puluh Tiga

Post ke 100!!! Seharian mendung. Meteo meramalkan hujan mulai jam 5 sore. Saat Butet SMS mengabarkan sudah naik bus, hujan belum turun. Bahkan masih ada sinar matahari yang menerobos celah-celah awan. Karenanya saya tenang-tenang saja. Ternyata saat itu di Cannes sudah hujan. Hujan menjalar pelan menuju daerah kami. Dan Butetpun berlari ke rumah di bawah hujan!... Siang tadi ada rapat keluarga. Membahas persiapan pernikahan sepupu, putra sulung bibi, adik bapak mertua saya. Rapat melalui zoom. Senang juga melihat wajah-wajah yang di antara belum pernah saya lihat secara langsung itu... Betapa inginnya hadir di sana, berkumpul bersama keluarga besar. Tapi apa daya... Hanya do'a yang bisa dikirimkan, berharap semua persiapan lancar dan acara yang dengan segala protokol kesehatannya lancar terlaksana... Semoga semua lekas kembali aman, nyaman, tanpa kekhawatiran... 🙏