Lockdown 2.0 - Hari ke Empat Puluh

Hari ini diramalkan hujan seharian. Ternyata hanya mendung berat saja. Tant mieux. Karena Butet tak mau dijemput. Dan dia keluar lambat dari sekolahnya karena ada masalah dengan dua teman sekelasnya. Entah apa. Katanya pihak sekolah akan mengirim e-mail penjelasan. Semoga tidak ada yang gawat...

Siang tadi saya cepat Dhuhur sendiri karena ada jadwal zoom jam 13.30. Waktu saya masuk room, dituliskan bahwa meeting dijadwalkan Kamis tanggal 10. Tak ada pemberitahuan di wag angkatan. Saya cek di fb grup alumni, ternyata memang demikian. Ya sudah, saya santei menonton drama sambil menjahit masker kain saja...

Saya memang berniat membekali Ucok dengan masker buatan sendiri untuk di rantau nanti. Masker batik, tentunya... Sayang sekali saya tak bisa menemukan sarung batik yang saya yakin masih ada. Masih baru, rapi dalam bungkusnya. Saya ingat hendak membuat tutup sofa dengannya. Tapi tak taulah, entah di mana saya menaruhnya...

Akhirnya saya buat masker dari kemeja batik suami. Seragam waktu perayaan Idul Fitri bersama keluarga besar di Solo beberapa tahun yang lalu. Hanya dipakai sekali. Sudah kekecilan... 😅

Sore tadi Ucok sudah mengeluarkan koper besar dari gudang. Sudah mulai menumpuk baju untuk saya setrika sebelum dibawanya merantau. Mulai terasa bahwa dia akan meninggalkan rumah... 😶

Pagi tadi saya sempatkan video call dengan ibu. Sudah lama juga. Niatnya video call saat anak-anak ada. Tapi selalu terlewat. Mumpung sempat, saya langsung call saja. Cerita tak banyak sambil memohon restu untuk cucu sulungnya... 😇

Semoga semua lancar-lancar saja. Semoga semua lekas kembali aman, nyaman, tanpa kekhawatiran... 🙏


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah