Ucok Pergi Merantau - Bagian 1

Berangkatlah Ucok merantau... Setelah kepergiannya ke Tours tahun lalu ternyata hanya untuk berlibur saja. Setelah kenyataan diterimanya dia di Swedia malah membuatnya kuliah online saja. Setelah jadwal masuk kelas Januari nanti juga dibatalkan karena merebaknya pandemi di Swedia... 

Ucok tetap berangkat merantau... Setelah diskusi panjang-lebar tentang perlunya dia ke sana karena toh tak akan ke kelas. Setelah perhitungan tak kalah panjangnya dan tak kalah lebarnya dari segi budget yang terasa buang uang saja. Dan juga setelah tiba-tiba jadwal pesawatnya di-cancel jam setengah 6 sore kemarin...

Memang kami sudah mulai melihat naga-naga peng-cancel-an beberapa penerbangan SAS sejak seminggu sebelumnya. Tapi tetap kelabakan juga mendapatkan berita pembatalan tiba-tiba begitu selagi kami sudah merasa tenang optimis. Lalu mendapat pemberitahuan tentang tiket penggantinya yang tidak lagi senyaman itinerary yang dipilih sebelumnya. Bukannya direct ke Stockholm lalu sambung ke Visby dihari yang sama, namun harus transit di Copenhagen dan harus menunggu 2 hari untuk bisa melanjutkan ke Visby!... 

Ucok berangkat juga. Diiringi hujan deras yang makin terasa deras di dalam mobil berkecepatan 100 km/jam di jalan tol. Diawali dengan tes swab di pharmacie airport yang antri lama karena tidak membedakan antrian pembeli biasa dan pemohon tes. Namun tes berjalan cepat. Hanya 10 menit hasilnya sudah keluar. Negatif. Lega rasanya tak harus membawa Ucok yang sudah bersemangat berangkat kembali pulang bersama dua koper besar dan tas punggung beratnya...

Tanpa pemberitahuan jelas bagaimana nasibnya selama 2 malam di Stockholm, berat juga melepas Ucok pergi sendiri. Mau cancel dan ganti jadwal? Apakah menjamin tak ada kejadian terulang lagi?... Hanya dengan pesan-pesan untuk meminta airlines bertanggung jawab atas transit 2 malamnya dan bismiLlaah saja kami melepasnya. Plus uang saku ekstra kalau-kalau airlines tidak bertanggung jawab. Plus alternatif kontak dengan pamannya di Uppsala kalau tak ada kamar hotel di bandara yang terjangkau dengan budget yang ada...

Selama ini, Ucok merupakan anak yang bernasib sangat beruntung. Itu yang saya tekankan di berkali-kali. Untuk menenangkan diri saya sendiri. Dan sebagai do'a. Karena Allah kan mengikuti persangkaan hamba-Nya... Dan alhamduliLlaah, dia memang beruntung!...

Pesawat dari Nice terlambat berangkat. Namun tetap bisa sampai Copenhagen on time. Transit tak sampai 1 jam yang dijadwalkan, tidak terdampak. Lanjut lancar hingga Stockholm. Sempat membuat deg-degan dan membuat saya leave zoom meeting yang sedang saya ikuti tanpa pamit, saat dia messaging mencari-cari di mana lokasi untuk klaim ganti rugi. Deg-degan lagi saat dia bilang sedang mengantri klaim dan tak kunjung memberi kabar lagi. Ternyata saat kembali kontak setengah jam kemudian, dia sudah tiba di kamar hotel kompensasi dari airlines!...

Airlines memberi kamar untuk dua malam plus makan lengkap; pagi, siang, dan malam. Ucok sudah berencana jalan ke kota bertemu dengan temannya besok. Dan Selasa-nya dia sudah harus check out sebelum jam makan siang. Jadi sepertinya jatah makan siangnya tak akan diambil...

Mendengar kabar itu, saya mulai tenang... Di akhir video call, Ucok mengatakan mau sholat lalu pergi makan malam. Saya lebih tenang lagi... Belum sempat pergi makan, pamannya dari Uppsala ternyata menyempatkan mengunjunginya dan kami sempat video call lagi. Dan saya makin tenang lagi...

Jelas, saya belum bisa tenang sepenuhnya sampai Ucok benar-benar sampai di kamar kosnya di Visby... Cerita bersambung dua hari lagi...

Semoga semua selalu sehat, aman, nyaman, lancar, tanpa kekhawatiran... 🙏

Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah