Lockdown 2.0 - Hari ke Empat Puluh Satu

Hari cerah. Pagi pengajian. Tak sampai selesai. Siang tadi janjian dengan Butet untuk ke kota sepulang sekolah. Dia perlu membeli kado untuk secret santa. Untuk pertama kalinya sejak reconfinement, saya jalan kaki menjemputnya...

Terbiasa jalan minimal 3 kali per minggu dengan walk at home, jalan 2 km ke sekolah tidak terasa berat meski sudah sebulan lebih tidak melakukannya. Jalanan tidak terasa sepi. Atau mungkin karena sudah terbiasa saja?...

Terasa berbeda di daerah tempat makan. Karena restoran masih belum boleh. Hanya boleh take away atau delivery... Karenanya, di pusat kota tempat kami mencari kado terasa bedanya. Lebih sepi...

Awalnya Butet sudah ada ide kado. Tapi saat melihat pernak-pernik di tiga toko, dia memutuskan membeli cangkir bergambar zodiak plus bolpen dan pensil. Ketiganya kebetulan ada diskon. Kami putar balik, jalan kembali ke toko pertama yang menjual cangkir. Total jalan di kota saja, sudah lumayan, itu tadi. Ditambah pergi-pulang, apalagi... 😅

Pulangnya kami jalan kaki. Mampir ke fastfood asia membeli lauk. Tinggal menghangatkan nasi sisa kemarin. Makan cepat karena saya ada atelier ecriture...

Saya sudah sempat mengirim email ke mediatheque, memberitahukan bahwa kemungkinan saya akan terlambat. Ternyata saya bisa online tepat waktu. Bahkan lebih cepat dari peserta ke empat. Ya, kami berlima saja dengan animatrice hari ini. Padahal ada peserta baru...

Tak sampai seminggu lagi diharapkan deconfinement. Tapi jumlah kasus masih di atas 10 ribu sehari. Apakah bisa mencapai kurang dari 5 ribu per hari? Kalau tidak, apakah tetap akan deconfinement? Hanya untuk Natal dan tahun baru?...

Semoga semua lekas kembali aman, nyaman, tanpa kekhawatiran... 🙏


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah