Posts

Showing posts from August, 2023

Buku-buku Liburan Musim Panas 2023 Kami

Image
Hari ini cerah. Syukurlah. Butet dan teman-temannya sudah janjian untuk ke Pulau Saint Marguerite, pulau dekat Cannes yang bisa diraih dengan perjalanan 15 menit menyeberangi Laut Tengah. Saya? Di rumah saja. Kebetulan kena pilek setelah kemarin tidur siang dengan jendela terbuka lebar. Tanpa sadar hujan turun—mungkin itu yang membuat lebih nyenyak juga. Suhu drop 10°C. Sepertunya kedinginan. Tak terasa. Banyak-banyak selonjoran di sela pekerjaan rumah yang cukup saya abaikan—kesehatan yang utama, kan!?—saya menghabiskan waktu di depan laptop. Menulis ... dan Netflix. Kebetulan lagi nggak ada bacaan. Yakiiin? Buku yang mengulik kematian Pangeran Kecil ini memang lebih enak dibaca didampingi buku aslinya, yang tidak saya bawa liburan Heu ... ada siiih. Masih ada Code 612 -nya Michel Bussi yang saya jadikan bekal liburan kemarin dan cukup saya abaikan. Jadi teringat L'Anomalie -nya Hervé Le Tellier , bekal liburan tahun lalu yang belum saya lanjutkan membacanya. Lalu buku-buku karya

Campfire Cooking in Another World with My Absurd Skill: Anime Resep Masakan

Image
Siang ini hujan nyaris seharian. Alhamdulillah, suhu udara jadi lebih bersahabat. Sepagian mendung, saya habiskan antara drakor, anime, dan membaca. Beres-beres rumah dan masak sih sudah semestinya lah ya! Tapi kali ini, saya mau cerita tentang  Campfire Cooking in Another World with My Absurd Skill , anime yang saya habiskan Jumat lalu. Saat kami masih harus menutup gorden agar udara panas tak masuk ke rumah. Saat saya agak kecapean sesudah keluar sampai hampir tengah malam untuk menonton kembang api . Keahlian: Belanja Daring! Bercerita tentang Mukōda Tsuyoshi, seorang karyawan biasa-biasa saja di Jepang moderen yang tetiba diteleportasi ke kerajaan Reijseger, di dunia lain. Bersama tiga remaja lainnya, Mukōda yang sudah dewasa dipanggil menjadi Wira untuk membasmi kekuatan jahat  yang mengancam kerajaan. Pada saat teleportasi, masing-masing Wira diberi keahlian. Mukōda yang memiliki keahlian absurd yaitu "belanja daring", merasa tugas membasmi monster bukanlah porsinya. Di

Kembang Api 24 Agustus 2023

Image
Sabtu pagi ini ternyata masih panas lagi. Jam 10 pagi begini suhu udara sudah mencapai 28°C, dengan rasa 31°C! Hujan yang dijanjikan siang ini ditunda, kata suami saya. Prakiraan cuaca menggesernya ke malam. Semoga tak bergeser lagi. Hari ini, saya di rumah saja. Sudah hampir dua minggu sejak kembali liburan, hanya hari Kamis saya keluar rumah.  Ya, saya menunggu 10 hari sebelum keluar rumah. Istirahat, utamanya. Lalu kebetulan cuaca yang tidak mendukung. Canicule (heat wave) membuat saya milih berteduh saja di rumah. Kamis itu Butet minta ditemani ke supermarket. Mau cari sesuatu untuk sarapan. Tadinya kami berencana untuk pergi sepagi mungkin untuk menghindari panas. Swalayan dekat rumah baru buka pukul 8.30 pagi. Kenapa tidak malam saja? Memang swalayan tutup jam 8.30 malam selama musim panas. Tapi sore hari suhu udara belum turun. Dan masih tinggi. Di atas 25°C di malam hari! Tingkat polusi udara beberapa hari ini juga dinyatakan di atas batas aman. Pada kenyataannya, kami baru ber

Seminggu Bersama Real

Image
Tak terasa sudah seminggu berlalu sejak kami kembali ke rumah . Belum ... masih belum back to normal. Tahun ajaran baru masih lama. Masih ada dua minggu lagi untuk pelan-pelan mempersiapkan mental ke sana. Kebetulan, saat-saat ini sedang ada canicule ( heat wave ) di daerah kami. Mulai hari Minggu 20 Agustus tengah hari kemarin bahkan  daerah kami, dan sebagian besar Prancis, dinyatakan vigilance orange (siaga oranye). Beberapa daerah diperingatkan vigilance rouge (siaga merah) untuk besok. Suhu udara tinggi. Kalau dibandingkan dengan Indonesia, mungkin tak terlalu terasa ya, suhu yang mencapai 35°C? Namun durasi tingginya suhulah yang membahayakan. Apalagi, suhu udara tidak turun dengan normal di malam hari. Tetap di kisaran 23-25°C! Karena canicule ini, dengan kondisi kesehatan saya yang tidak prima, seminggu ini saya di rumah saja. Hanya keluar ke balkon menguris jemuran, itupun saat matahari sudah tak kelihatan. Butet sudah tiga kali ke kota, bertemu teman-temannya. Suami kelua

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Image
Tema Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan Agustus 2023 ini adalah "Keinginan yang Masih Ingin Dicapai Mamah" yang diusulkan oleh Mamah Risna dan Mamah Ilma . Seperti mamah-mamah lain dalam diskusinya di Telegrup, saya mencoba mengelis. Bahagia dunia-akhirat? Itu hakiki.  Selalu sehat jasmani-rohani? Pasti.   Berhaji ke baitullah? Tentu, buat setiap muslim. Mementaskan anak-anak? Jelas.  Keinginan konkret yang terpikir mungkin adalah membawa anak-anak ke tanah leluhurnya di Pematang Siantar. Yang saya sendiri juga belum pernah ke sana tuh. Lalu mungkin hal-hal yang masih ingin dipelajari—yang berkaitan juga dengan impian profesi?—sudah sempat tertuang di Tantangan Blogging MGN Juli 2022 . Menurunkan berat badan? Ah, sudahlah (sambil ngunyah). Definisi keinginan menurut KBBI Daring Menurut KBBI Daring, keinginan berkaitan dengan ingin; hasrat; kehendak; harapan. Menulis sambil menunggu Butet workshop gambar—cerita tentang workshop-nya lain kali lagi—saya terpikir atas

Persami Menghadirkan Nostalgia

Image
Saking paniknya dikejar waktu, saya sampai tak ingat kalau kemarin 17 Agustus. Saya lupa kalau sudah berniat untuk menulis tentang ... kemah Pramuka! Lho??? Hahahaha. Ceritanya, Sabtu dan Minggu tanggal 12 dan 13 Agustus kemarin, dua hari terakhir saya di Kartasura, diadakan Perkemahan Sabtu-Minggu (Persami) di lapangan depan rumah. Lapangan Depan Rumah Rumah Kartasura, tempat pulang kampung say a, terletak di depan lapangan desa. Saat saya SD, di lapangan itulah pelajaran olah raga diadakan. Di sana juga diselenggarakan salat Idulfitri dan Iduladha kalau tidak habis hujan. Kalau hujan? Salat Id diadakan di pekarangan gudang Bulog yang beraspal. Di lapangan itu pula diadakan pertandingan sepak bola antar desa. Bahkan antar kecamatan, karena desa kami merupakan ibukota kecamatan. Upacara besar 17 Agustus kadang diadakan di sana. Perkemahan Pramuka juga, tentunya! Sudah lama lapangan depan rumah itu terlihat terlantar. Semak-semak memenuhinya. Tanahnya pun tak rata dengan hewan-hewan yan

Masih Curcol

Hari ini, saya tidur siang. Tidur setelah makan siang dengan jam CEST. Bangun menjelang setengah 5 sore lalu Dhuhur. Sambil meunggu Asar yang baru tiba jam setengah 6, saya berpikir ah, sudah terlambat untuk menulis setoran KLIP hari ini. Ya sudah, nonton drakor saja. Eh? Hihihihi. Sesudah Asar dan kembali ke drakor (heu) saya baru tersadar kalau jarak waktu dengan WIB hanya 5 jam. Jadi masih ada waktu untuk menulis sebelum jaruh tengah malam WIB. Mari kita coba saja! Kalau saya tidur siang jam segitu, wajar saja sih. Tadi pagi saya terbangun jam 2 pagi dan tak bisa tidur lagi. Dan kalau saya bangun jam 2 pagi, itu karena kemarin saya sudah mulai tidur jam 6 sore. Ya, sesudah Asar! Kelewatan Magrib dong? Begitulah. Rupanya tak ada yang berhasil membangunkan saya! Begitu nyenyaknya. Dan semua tak tega memaksa mengingat saya memang ada sedikit masalah kesehatan beberapa saat ini dan masih perlu istirahat. Saat terbangun jam 2, tentu saya segera ambil wudhu dan salat Magrib sekaligus Isya

(Not Yet) Back to Routine

Back home = back to routine? Beluuum! Libur sekolah masih panjang. Tahun ajaran 2023-2024 baru dijadwalkan mulai lagi 4 September 2023 mendatang. Kebetulan, kami sampai tanggal 14 Agustus. Tanggal 15-nya adalah hari libur nasional. Rutin tiap tahun memperingati Assomption. Hari yang mengagungkan Bunda Maria ini dijadikan hari libur di 40-an negara di dunia. Selengkapnya, googling sendiri saja ya! Dua faktor itu saja sudah cukup untuk memutus rutinitas kan!? Belum lagi ditambah efek jetlag yang masih kental mendera. Seperti yang sudah saya ceritakan kemarin, sampai rumah jam 15, kami tidur sesudah makan jam 5 sore. Saya sempat bangun untuk mandi dan salat. Butet dan papanya bablas sampai jam 4 pagi. Saat ini, subuh di sini baru menjelang hampir setengah 6 pagi. Magrib masuk setengah 9 malam. Di sinilah terasa betul manfaat rukhsah bisa menjamak salat di saat shafar. Kemarin, kami mengobrol menunggu subuh sambil pelan-pelan membongkar koper. Sesudah salat, saya menawarkan mie cup. Semua

Kembali ke Rumah

Image
Home sweet home! Setelah perjalanan yang total memakan waktu 35 jam, sampai juga kami kembali ke rumah. Rumah di rantau, kalau masih ada yang mempertanyakan di mana rumah saya. Dan saya tidak berniat membahas mengenai definisi rumah di tulisan ini. Tiga puluh lima jam? Lama amat? Perhitungannya dari pintu ke pintu, kok, itu. Dan kurang-lebih saja. Tidak tepat saklek 35 jam juga laaahhh. Kami keluar dari rumah di Solo hari Minggu, jam 9 pagi WIB. Kami masuk rumah di Cannes hari Senin jam 3 sore CEST, alias jam 8 malam WIB. Heu ... bener 35 jam kan ya? Hihihi, jadi ragu sendiri. Memang perjalanan pulang dari liburan kali ini, banyak waktu dihabiskan untuk transit. Pesawatnya sendiri sih total "hanya" 15 jam, dari SOC sampai NCE. Kami transit 6 jam di CGK, dan 9 jam di DIA. Yah, cari yang murah saja. Tahun ini, harga tiket masih cukup tinggi. Sisa 5 jamnya? Perjalanan dari rumah, check-in di SOC, menunggu keberangkatan, imigrasi di NCE, menunggu bagasi, lalu perjalanan ke rumah.