Kembali ke Rumah

Home sweet home!

Setelah perjalanan yang total memakan waktu 35 jam, sampai juga kami kembali ke rumah. Rumah di rantau, kalau masih ada yang mempertanyakan di mana rumah saya. Dan saya tidak berniat membahas mengenai definisi rumah di tulisan ini.

Tiga puluh lima jam? Lama amat? Perhitungannya dari pintu ke pintu, kok, itu. Dan kurang-lebih saja. Tidak tepat saklek 35 jam juga laaahhh.

Kami keluar dari rumah di Solo hari Minggu, jam 9 pagi WIB. Kami masuk rumah di Cannes hari Senin jam 3 sore CEST, alias jam 8 malam WIB. Heu ... bener 35 jam kan ya? Hihihi, jadi ragu sendiri.

Memang perjalanan pulang dari liburan kali ini, banyak waktu dihabiskan untuk transit. Pesawatnya sendiri sih total "hanya" 15 jam, dari SOC sampai NCE. Kami transit 6 jam di CGK, dan 9 jam di DIA. Yah, cari yang murah saja. Tahun ini, harga tiket masih cukup tinggi.

Sisa 5 jamnya? Perjalanan dari rumah, check-in di SOC, menunggu keberangkatan, imigrasi di NCE, menunggu bagasi, lalu perjalanan ke rumah.

Memang berpesawat itu perlu embel-embel waktu ekstra untuk check-in, boarding, dan ambil bagasi yang perlu sekali diperhitungkan. Alhamdulillah dari rumah ke bandara dekat saja. Dan terutama: lancar!

Baik dari rumah ke SOC maupun dari NCE ke rumah, perjalanan mulus tanpa kemacetan. Di awal perjalanan, dari rumah ke SOC yang jaraknya hanya 5 km saja ditempuh sekitar 15 menit. Di akhir perjalanan, dari NCE ke rumah jaraknya 25 km ... yang ditempuh tak sampai 30 menit!

Ya, kami sudah kembali ke negeri yang dengan 30 menit saja, bisa jalan cukup jauh. Memang perjalanan dari bandara NCE ke Cannes sebagian besar melalui jalan tol. Dengan kecepatan berkendara di jalan tol yang dibatasi maksimal 110 km/jam, waktu tempuh jadi singkat saja. 

Praktis hanya saat keluar parkir bandara dan kemudian dari keluar tol ke rumah yang hanya 2 km kendaraan berjalan pelan. Bukan hanya karena kecepatan dibatasi 50 km/jam. Toh tak bisa ngebut juga. Sudah masuk kota, banyak persimpangan jalan. Ada lampu merah dan jalan depan rumah juga kecil saja.

Yah, kami sudah di rumah lagi. Ke rumah yang terasa kecil setelah tujuh minggu di Indonesia, melihat rumah keluarga dan teman-teman kami yang besar-besar. Itupun tanpa memperhitungkan taman dan kebunnya, yang jelas rumah susun kami tak punya.

Melihat kamarnya, Butet merasa kok sempit ya? Hahaha. Sudah hampir dua bulan dia tidur di kamar dengan queen bed. Saatnya kembali ke kamar yang cuma berisi single bed dan meja belajar, hanya menyediakan sisa lantai kosong yang cukup untuk menggelar sajadah untuk salat sendiri saja.

Kami sudah di rumah lagi. Apartemen dua kamar yang pada standarnya memang selalu berantakan yang makin tak jelas bentuknya. Cucian kering tampak bertumpuk tak dilipat. Baju kotor? itu pasti! Itupun yang di kopor belum dikeluarkan.

Di sini terlihat peran ibu rumah tangga yang meninggalkan tugasnya. Sang bapak yang ditinggal hanya dua minggu sendirian di rumah sepertinya tak berdaya. Bahkan untuk merapikan tas-tas bekas memesan makanan dengan aplikasinya. Yang hikmahnya, jadi tak banyak cucian alat makan! Hihihi.

Bien revenu à la maison! Saatnya mulai beberes? Nafas dulu! Sesudah makan jam lima sore kemarin—entah makan siang sangat telat atau makan malam terlalu cepat—, semua tertidur. Bangun hanya untuk salat saja, lalu tidur lagi.

Pagi ini saya bangun jam empat pagi. Subuh belum menjelang. Hari libur nasional pula! Apa hubungannya, untuk ibu rumah tangga? Hanya justifikasi untuk memperpanjang bermalas-malasan saja, memang sih! Hahaha.


Comments

  1. Replies
    1. Pelan2 teh. Lanjut libur dulu. Mumpung tahun ajaran baru blm mulai 😁

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah