Masih Curcol

Hari ini, saya tidur siang. Tidur setelah makan siang dengan jam CEST. Bangun menjelang setengah 5 sore lalu Dhuhur. Sambil meunggu Asar yang baru tiba jam setengah 6, saya berpikir ah, sudah terlambat untuk menulis setoran KLIP hari ini. Ya sudah, nonton drakor saja. Eh? Hihihihi.

Sesudah Asar dan kembali ke drakor (heu) saya baru tersadar kalau jarak waktu dengan WIB hanya 5 jam. Jadi masih ada waktu untuk menulis sebelum jaruh tengah malam WIB. Mari kita coba saja!

Kalau saya tidur siang jam segitu, wajar saja sih. Tadi pagi saya terbangun jam 2 pagi dan tak bisa tidur lagi. Dan kalau saya bangun jam 2 pagi, itu karena kemarin saya sudah mulai tidur jam 6 sore. Ya, sesudah Asar!

Kelewatan Magrib dong? Begitulah. Rupanya tak ada yang berhasil membangunkan saya! Begitu nyenyaknya. Dan semua tak tega memaksa mengingat saya memang ada sedikit masalah kesehatan beberapa saat ini dan masih perlu istirahat.

Saat terbangun jam 2, tentu saya segera ambil wudhu dan salat Magrib sekaligus Isya. Terpikir bahwa saya belum makan malam, dan apakah Butet dan papanya melewatkan makan malam juga? Kalau dilihat dari meja makan sih tak ada bekasnya. Padahal ada nasi dan ayam yang tinggal memanaskan saja.

Saya ingat mulai mengantuk saat Butet mandi sore. Kantuk datang mendera. Memang sudah jam 11 malam WIB juga, hitungannya. Saya pikir akan sebentar saja. Mengandalkan dibangunkan saat Magrib tiba. Ternyata lewat begitu saja. Astaghfrullaah.

Sesudah jamak Magrib-Isya, atau lebih tepatnya qadha Magrib yang dilanjutkan dengan Isya, saya tak bisa tidur. Ada rasa lapar. Tapi malas memanaskan makanan kalau hanya untuk saya sendiri saja. Enggan mengganggu yang lain yang sedang enak-enaknya tidur juga dengan keberisikan dapur kami yang terbuka.

Saya pun memutuskan untuk sedikit membereskan koper sambil menunggu Subuh. Lumayan, dapat satu koper yang berhasil dikosongkan. Bukan karena barangnya berhasil disimpan di lemari, tapi berhasil digabungkan di koper yang lebih besar saja. Tetap lumayan laaah! Hahahaha.

Meski belum Subuh, rasa gerah sudah mendera. Saya sempatkan menonton drakor sejenak sambil baringan. Satu per satu, Butet dan papanya juga terbangun. Bukan karena saya berisik, tapi memang karena masih jetlag juga. Karenanya, sesudah Subuh, kami memilih bersantai baringan saja. Memang jam kerja suami saya masih jauh juga.

Bangun jauh lebih pagi, jelas mengundang rasa lapar. Saya hangatkan sisa kebab makan siang Butet kemarin yang tak dihabiskan. Setelah minta izin yang punya, tentunya. Butet memilih makan suisse bersama papanya yang semangat membeli pain au chocolat.

Masuk jam kerja suami, Butet ke kamarnya dan menyicil beres-beres. Saya menyelesaikan tugas mengedit tulisan teman-teman pengajian yang sudah jauh melampaui target deadline yang kami tetapkan di awal. Tak apa. Proyek kekeluargaan ini!

Tinggal dua naskah, tapi ternyata lama juga pengerjaannya. Padahal saya hanya menyunting ejaan dan tata bahasa, sedikit mengefektifkan kalimat, dan berusaha sedapat mungkin mengganti kata yang berulang agar lebih enak dibaca. Saya masih bolak-balik membuka KBBI Daring. Masih lumayan, hari ini tak perlu pakai googling seperti kemarin-kemarin.

Selesai mengedit, langsung saya kirimkan ke koordinator pengajian. Ternyata beliau sedang online. Kami sempatkan berbincang sejenak. Sekalian baringan, istirahat sebelum waktunya memasak untuk makan siang lah!

Ya! Akhirnya hari ini saya mulai memasak lagi. Setelah sejak kembali dari liburan Senin lalu baru hanya memasak nasi saja. Hari ini saya memasak Ayam Tante Alfi. Resep andalan yang praktis dan dijamin rasanya. Yang lezat dimakan dengan nasi panas dan sambal trasi ABC, salah satu dari sedikit produk makanan yang sempat kami beli dari Indonesia!

Sedikit demi sedikit ritme tubuh beradaptasi dengan waktu setempat. Semoga malam ini bisa tidur pada waktunya, dan besok juga bangun pada waktunya. Meski untuk makan malam ini, saya hanya akan masak nasi. Lauknya? Menghangatkan yang ada saja lah! Kalau kurang? Masih ada kering kentang-teri kok! 

Hmmm... Ternyata hari ini saya belum ada ide menulis yang bener dan masih curcol lagi yak!? Hihihihi.


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah