Seminggu Bersama Real

Tak terasa sudah seminggu berlalu sejak kami kembali ke rumah. Belum ... masih belum back to normal. Tahun ajaran baru masih lama. Masih ada dua minggu lagi untuk pelan-pelan mempersiapkan mental ke sana.

Kebetulan, saat-saat ini sedang ada canicule (heat wave) di daerah kami. Mulai hari Minggu 20 Agustus tengah hari kemarin bahkan daerah kami, dan sebagian besar Prancis, dinyatakan vigilance orange (siaga oranye). Beberapa daerah diperingatkan vigilance rouge (siaga merah) untuk besok.

Suhu udara tinggi. Kalau dibandingkan dengan Indonesia, mungkin tak terlalu terasa ya, suhu yang mencapai 35°C? Namun durasi tingginya suhulah yang membahayakan. Apalagi, suhu udara tidak turun dengan normal di malam hari. Tetap di kisaran 23-25°C!

Karena canicule ini, dengan kondisi kesehatan saya yang tidak prima, seminggu ini saya di rumah saja. Hanya keluar ke balkon menguris jemuran, itupun saat matahari sudah tak kelihatan. Butet sudah tiga kali ke kota, bertemu teman-temannya. Suami keluar belanja beberapa kali. Kemarin ke kota, ke pasar seperti yang biasa dilakukannya pada hari Minggu, dan pulang mengeluh kepanasan.

Di rumah pun kami harus pintar-pintar mengelola suhu ruang. Tanpa AC, kami harus sigap membuka rolling door serta korden tebal dan menutupnya pada saat yang tepat. Jangan sampai udara panas masuk ke rumah. 

Kipas angin kami bekerja keras. Hampir sepanjang hari. Terutama kipas angin di kamar, di mana suami bekerja. Karenanya kami usahakan untuk mematikannya saat ruangan kosong. Bukan cuma hemat listrik, tapi takut kipas kelelahan. Membeli kipas angin di musim panas itu tidak mudah, lho!

Di rumah ngapain aja?

Menulis! Heu ... niatnya sih ya! Sepanjang awal Agustus, selama masih liburan di Indonesia, saya tak menulis sama sekali. Setoran KLIP saya nol! Baru setelah pulang saya menulis sedikit demi sedikit. Itupun kebanyakan curcol hanya satu tulisan yang agak-agak layak tentang bernostalgia masa Pramuka, dan satu lagi yang mudah-mudahan benar-benar layak untuk Tantangan Blogging MGN bulan Agustus yang kali ini saya setorkan mendekati deadline.

Membaca! Hmmm ... maunya. Agak sulit karena jendela praktis tertutup seharian. Tak cukup cahaya alami untuk membaca. Menyalakan lampu? Rasanya kok panas ya!? Memang terbukti ilmiah bahwa lampi menaikkan suhu kamar, tapi pasti ada efek moral juga.

Namun saya berhasil menyelesaikan Saga dari Samudra, buku terbaru Ratih Kumala, yang membuat saya bingung menulis ulasannya saking banyak sekali detilnya. Dan saya melanjutkan dengan Clover, buku karya penulis Korea yang belum pernah saya kenal sebelumnya, Na Hyerim.

Menonton Netflix? Nah, ini seru ceritanya. Saya biasa menonton Netflix di tablet. Dan sebelum meninggalkan Indonesia, seperti tahun lalu, saya mengunduh beberapa serial anime yang tak ada di Netflix Prancis. Untuk bisa menontonnya sesudah sampai rumah, saya pasang airplane mode dan matikan wifi agar Netflix tidak mendeteksi perubahan wilayah melalui IP.

Kemarin saya dan Butet menyelesaikan Bocchi the Rock. Masih ada Horimiya season 1—season 2-nya tak sempat terunduh—yang bisa kami tonton. Saya sendiri mengunduh Campfire Cooking in Another World with My Absurd Skill yang baru saya lanjutkan tonton siang tadi.

Seminggu ini saya memilih "mengejar" drama The Real has Come di Youtube KBS World. Saat berangkat liburan, drama panjang itu sudah mencapai episode 24. Sayangnya, kali ini drama itu tak bisa diakses di Youtube Indonesia karena hak tayangnya sudah diambil oleh Vidio.

Sebenarnya saya menerima beberapa tawaran akses ke Vidio dengan pembelian kuota internet. Tapi saya memilih tak mengambilnya. Di Indonesia juga masih on going. Entah apa nyambung saat kembali ke Prancis. Lagipula tak ada waktu menonton drama juga akhirnya sih.

Saat sampai 14 Agustus lalu, drama sudah sampai episode 39. Selasanya rilis episode 40. Lumayan juga kan, kalau saya mulai dari episode 25? Tapi ternyata hari ini, saatnya rilis episode 41, saya sudah bisa mengejarnya!


Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah