Posts

Showing posts from November, 2021

Kupilih Jalan Terindah Hidupku - Ernawati Nandhifa

Image
Untuk menutup setoran KLIP tahun ini, saya ingin mengulas buku lagi. Buku ke empat yang saya ulas dalam seminggu ini. Semangat amat? Yak! Demi mengejar badge "so many books, so little time". Biar ngga cuma badge "read more books!" terus. Apalagi karena badge setoran bulanan saya di sesi tiga ini sewarna. Hijau semua. Alias "good" saja!  Mengejar badge emas oustanding buat skripsi? Hmmm... Saat saya menulis ini, draft skripsi sudah memenuhi syarat minimal 19 ribu kata lho! Cieee... Bikin panik KLIPers yang baca nggak sih? "Tinggal" edit-edit, bikin judul, daftar isi, ... Heu, masih banyak yang harus dikerjakan sih ya!?... Hahaha... Ga jadi bikin panik dah!... Tapi ada event di bulan Desember yang tak ingin saya lewatkan untuk tidak dicatatkan dalam skripsi. Yang artinya, saya berpikir menunggu hari terakhir setor. Ya, jadi alasan menunda! Hehehehe... Kita lihat saja nanti lah... Kali ini, saya memilih mengulas buku Kupilih Jalan Terindah Hidupku y

Bersyukur untuk 2021

Image
Tema Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan November ini adalah Pelajaran Hidup Tahun 2021 . Lagi-lagi bingung mau menulis apa. Tahun ini, untuk saya, masih sama dengan sebelumnya. Masih serupa dengan tiga tahun belakangan. Masih permasalahan pindah atau tidak pindah yang belum ada kepastiannya juga, dengan segala urusan yang berderet di belakangnya... Lalu datang Tantangan Mingguan Kelas Literasi Ibu Profesional , yang 22-28 November ini bertema Catatan Syukurku Tahun Ini . Saya langsung tertohok! Kenapa selama ini jika memikirkan refleksi selalu berkaitan dengan keluhan? Kenapa selalu menghubungkannya dengan masalah? Mengapa tak berpikir tentang syukur?... Ah, terima kasih tim TTM KLIP yang tak perlu saya sebutkan namanya, yang penanggung jawabnya juga anggota komunitas MGN...  Masih Punya Tempat Tinggal Di Prancis, untuk pindah dari rumah kontrakan, kita harus memberitahu pemiliknya paling tidak 3 bulan sebelumnya. Demikian juga untuk mencari rumah baru. Tak bisa pindah serta

Never Let Me Go - Kazuo Ishiguro

Setiap ulang tahun, saya minta hadiah buku. Beberapa tahun belakangan bisa konsisten minta buku-buku yang diterbitkan oleh Les éditions de minuit, sebuah penerbitan yang cukup unik... Penerbit ini menaungi penulis-penulis yang cukup nyastra menurut saya. Mereka-mereka yang tulisannya bagus, tapi tidak masuk best sellers. Kecuali kalau meraih penghargaan literasi. Dan ini tidak jarang... Awalnya tentunya saat suami ditawari pekerjaan sambilan menerjemahkan buku Je m'en vais karya Jean Echenoz yang meraih Prix Goncours 1999. Kami bagi pekerjaan. Saya yang lebih banyak kosa kata bahasa Prancisnya menerjemahkan terlebih dahulu, lalu suami yang mengeditnya menjadi konsumsi sastra... Memang dari suami lah saya mulai tertarik pada sastra. Sebelumnya, saya hanya membaca fiksi populer saja... Namun belakangan karena kesibukan kerjanya, saya membaca fiksi lebih banyak dari suami yang bahkan boleh dibilang stop... Soal kosa kata bahasa Prancis? Jelas di kalah jauh. Bukan cuma soal bacaan. Per

Instant Karma - Marissa Meyer

Saat zoom KBK November, Senin lalu, saya jadi disadarkan betapa saya mempresentasikan buku Young Adult saja selama ini. Buku-bukunya Butet. Yang saya baca saja, tentunya. Karena buku Butet tak hanya itu. Dan bukan berarti saya tak membaca buku lain. Meskipun memang, sejak tak adanya Club Lecture, saya tak membaca buku sebanyak sebelumnya... Dan kali ini, saya ingin mengulas sebuah buku young adult lagi. Instant Karma karya Marissa Meyer... Cerita Anak SMA Buku ini menceritakan tentang Prudence, siswa kelas 2 SMA, yang kecewa karena mendapatkan nilai C untuk tugas kelompok biologinya. Tugas tetang ecotursme itu diberikan berlangsung selama satu tahun, dan Prudence berpasangan dengan Quint. Prudence makin emosi karena Quint mendapatkan nilai C+! Prudence yang perfeksionis meminta kepada gurunya untuk memberinya tugas tambahan untuk menaikkan nilainya. Agar adil, gurunya menawarkan pada seluruh kelas, siapa saja yang mau bisa mengulang tugasnya selama musim panas untuk mendapatkan nilai t

Indomie Seleraku

Hari ini Butet naik bus sendiri. Setelah dua hari saya temani naik bus dan ternyata sahabatnya ada di bus yang sama, Butet memberanikan diri berangkat tanpa saya temani... Saat dia sudah masuk tapi bus belum jalan, saya melihat-lihat ke bagian belakang. Mencoba mencari sahabatnya. Sempat girang karena ada kepala berambut pirang yang menempel di kaca jendela bus. Memang sahabat Butet mudah tertidur saat berkendara. Tapi ternyata bukan... Tapi ternyata lagi, memang sahabat Butet ada di bus itu. Hanya saja, dia berada di sisi lain. Dan dia tidak tidur. Malah sedang mengerjakan tugas, cerita Butet kemudian...  Yah syukurlah. Paling tidak Butet ke sekolah tak sendirian. Meskipun biasanya ada banyak teman jalan bareng dari terminal ke sekolah juga, tapi pasti tetap beda jika ada sahabatnya... Memang Butet masih harus bersabar. Sepertinya minggu ini harus naik bus setiap hari. Saya masih belum juga menemukan solusi cepat untuk ban mobil yang bocor. Belum menemukan servis yang melayani penggan

Dry - Neal dan Jarrod Shusterman

Sudah lama saya tak mengulas buku di blog. Jangankan niatan meraih badge lebih keren dari Klub Buku Klip. Sudah dekat akhir tahun ajaran KLIP 2021 begini pun belum satu pun ulasan buku yang saya ikut sertakan dalam KLIP Reading Challenge ! Memang buat saya, antara membaca dan mengulas buku masih terbentang jarak yang panjang... Di zoom KBK bulan Oktober lalu saya nimbrung dalam satu bahasan buku. Pasalnya, buku yang dibahas berjudul The Dry. Saya langsung ingat dengan buku Dry-nya Neal dan Jarrod Shustermann... Niat nimbrung, akhirnya panjang. Diskusi sampai belasan menit. Dan seperti niatan, hanya akan dibuat podcast kalau lebih dari 3 menit. Dan ternyata malah sampai hampir tujuh menit!... Tapi karena podcast hasil nimbrung, jelas tidak lengkap dan tidak terstruktur. Rasanya tidak ada salahnya ditulis lagi saja... Sekalian buat setoran Reading Challenge... 😜 Kekeringan yang Meresahkan Dry, atau yang dalam terjemahan bahasa Indonesianya Kering, menceritakan tentang terjadinya kekerin

Menginstall Telegram di Desktop

Kemarin saya tertidur sesudah makan siang. Saya memasak ikan bakar. Sayangnya, ikannya belum dibersihkan. Jadilah saya harus membersihkan sisiknya dulu. Dengan alat minimalis, banyak sisik yang terlempar ke baju. Sekalian ganti baju, saya pun mandi sebelum makan... Kenyang dan bersih karena sudah mandi, saya pun sukses tertidur. Apalagi suami sibuk dengan pekerjaannya, dan Butet terdengar asik berdiskusi dengan teman-temannya. Kerja kelompok, tapi via whatsapp saja... Saya masih sempat membaca. Tak berniat tidur juga. Tapi lalu kantuk datang. Sukses tidur dan baru terbangun karena azan Maghrib. Yang artinya saya tidur hampir 3 jam! Sepertinya kelelahan menerpa. Memang selama seminggu, ada saja masalah-masalah kecil yang membuat kepala susah beristirahat. Akumulasinya membuat seluruh tubuh saya minta pause begitu ada kesempatan. Realisasinya di tidur siang panjang yang tak terencanakan... Rasanya saya sudah berusaha cool. Berusaha tak terlalu memikirkan. Lagi-agi memang bawah sadar tak

Selamat Jalan Eyang Putri

Sabtu lalu, tepat 21 tahun setelah pertama kalinya saya menginjakkan kaki di Prancis. Sudah beberapa kali saya berniat menulis tentang itu. Tapi kemudian batal. Suasana hati tidak mendukung. Menulis di blog tentang hal-hal lain pun terasa berat. Ada yang mengganjal...  Eyang putri kami, ibu dari ibu mertua saya, uyutnya Ucok dan Butet, meninggal dunia hari Jum'atnya... 😢 Menikah dan praktis langsung merantau, saya tidak banyak berinteraksi secara langsung dengannya. Tapi bukan berarti saya tak merasa kehilangan. Bukan berarti tak banyak kenangan saya tentang beliau... Sebagai cucu mantu perempuan pertama, saya rasakan bagaimana perhatian beliau sejak saya baru menikah dan langsung berpisah jauh dengan suami saya, cucunya. Setiap kali kami berlibur ke Indonesia, beliau selalu menengok kami pagi-paginya mendahului kami mengunjunginya. Kecuali terakhir kami mudik 3 tahun yang lalu, yang untuk pertama kalinya saya dan anak-anak ke Solo dulu sebelum ke Bandung. Yang sampai di Bandung s

Sayap Ayam Madu

Sebenarnya tugas mengajar saya sudah berakhir sejak 27 Oktober. Tanggal 4 November saya masih hadir mengawal ujian. Tapi sudah bukan bagian saya... Memang asalnya itu jadwal saya. Namun ditukar dengan jadwal teman yang tak bisa hadir di awal September lalu. Saya hadir untuk membantu share file saja. Urusan koreksi dan penilaian ditangani rekan saya... Rasanya baru hari ini saya resmi menyelesaikan tugas sebagai pengajar BIPA semester 2 di KBRI. Pasalnya, hari ini saya ditugasi untuk mengawal ujian susulan...  Masih ada rekapitulasi absensi sih. Tapi saya biasa mencatat absensi hari itu juga. Jadi tinggal kirim ke koordinator saja... Ujian susulan diselenggarakan untuk setiap tingkat. Namun pada prakteknya hanya 3 orang yang mendaftar, dan kesemuanya dari kelas Menengah B. Saya sendiri sudah diminta mendampingi ujian sejak awal. Sejak belum diketahui bahwa hanya ada kelas Menengah B ini yang akan mengikutinya. Jadi memang tidak ada hubungan siapa pun pesertanya... Ujian dijadwalkan pada

Tiga Hari Pertama Sesudah Vacances Toussaints

Hari ini hujan. Sejak Senin, hari pertama kembali sekolah setelah libur musim gugur, langit tak menentu. Namun hanya ada rintik kecil tak mengganggu. Akhirnya hujan tercurah juga... Tak deras. Tapi meteo France menetapkan vigilance jaune untuk departement kami... Tapi kami tak berhak mengeluh. Di daerah lain, cuaca sudah tak bagus sejak September. Anak-anak masuk sekolah dengan berjaket tebal di tempat lain. Di selatan, anak sekolah masih bisa bertshirt dan bercelana pendek. Dan baru november ini harus menyerah berjaket... Senin Hari pertama kembali sekolah. Suami juga kembali business trip setelah seminggu kerja dari rumah. Agak aneh saat keluar dan langit sudah terang. Masih jetlag dengan pergantian jam musim panas ke jam musim dingin... Dalam perjalanan pulang sesudah mengantar Butet, ada kemacetan aneh di perempatan besar. Saya lihat, ada banyak polisi di sana. Sampai rumah, buka FB, langsung ada posting dari pemda kota Cannes yang mengabarkan adanya aksi penyerangan terhadap polis

Berurusan dengan Polisi - Bagian 3

Berbeda dengan polwan di accueil yang terlihat sibuk dan berkesan galak, polw an yang menerima saya ramah dan murah senyum... Penandatanganan Porte Plainte Setelah menanyakan nomor pre porte plainte saya, bu polwan lekas menemukan data saya di komputernya. Dilihatnya kelengkapan satu per satu, sambil menanyai saya ini-itu untuk memastikan... Bu polwan dengan baiknya mengoreksi kesalahan penulisan saya, baik secara tata bahasa, kosa kata, maupun efektivitasnya 😅 Beliau mengetik sembari mengajak saya mengobrol. Menunjukkan simpati saat mengetahui bahwa saya baru saja mengganti asuransi dari tous risques menjadi asiransi wajib au tiers... Selalu begitu ya; kejadian pada saat yang tidak tepat? katanya solider. Sepertinya tak ada harapan untuk mendapatkan ganti rugi dari asuransi deh... Spion bisa mahal. Apalagi mobil VW. Tapi spion apalagi kiri penting buat keamanan, katanya... Sekitar 10 menit saya di ruangan. Pertemuan diakhiri dengan tanda tangan di tablet grafik. Agak lewat kotak. Tap

Berurusan dengan Polisi - Bagian 2

Sejak kejadian itu, saya tak tenang membawa mobil. Tapi tak ada pilihan. Masih ada seminggu sebelum libur sekolah. Masih ada tugas mengantar sekolah... Spion Berlakban Jum'at pagi, saat saya hendak mengantar Butet, saya temukan posisi spion yang seingat saya terlipat dalam keadaan terbuka! Cerminnya terlihat berbeda juga. Jadi tidak semantap saat saya tinggalkan sehari sebelumnya... Kecuali kalau itu perasaan saya saja, ada kemungkinan tetangga menyenggol spion saya. Membuat cerminnya lepas, dan memasangnya dengan asal saja. Mungkin takut saya tuntut. Padahal itu bukan semata-mata salah dia... Saya tak menjelaskannya ke Butet. Tak mau dia ikut cemas. Tapi saya mengantar dengan tidak tenang. Berharap kalau semisal cermin memang harus jatuh di jalan, jatuhlah saat saya dalam perjalanan pulang... AlhamduliLlaah lancar. Meski saya mendapati kesulitan melihat ke belakang melalui spion yang posisinya tidak pas. Dan rasanya saya mendengar getaran cerminnya di sepanjang perjalanan... Saya

Berurusan dengan Polisi

Rabu seminggu yang lalu, untuk pertama kalinya saya ke Commisariat, ke kantor polisi! Bukan untuk masalah gawat kok. Tenang... Meski tetap saja saya deg-degan ke sana... Kecelakaan di Depan Boucherie Ceritanya dimulai Kamis, tiga minggu yang lalu. Saya ke toko daging setelah mengantar Butet sekolah. Sengaja memanfaatkan jam sekolahnya yang agak lambat. Jam 10. Kalau jam mulai sekolah biasa yang jam 8, toko daging belum buka... Karena mendapat tempat parkir yang nyaman, saya sempatkan sekalian belanja bahan-bahan makanan Asia di Philipine Store yang berada di sekitaran. Saya manfaatkan parkir setengah jam gratis, laku baru membayar sebelum lanjut ke boucherie... Belanja cepat saja. Kebetulan tak banyak pembeli juga... Selesai belanja, saya masukkan tas ke bagasi. Buka kaca spion yang tadinya saya lipat--ya, spion saya tidak otomatis--lalu masuk mobil. Lepas masker, memakai desinfektan untuk tangan, bersiap pergi... Saya sempat melihat truk besar yang datang dari belakang. Tapi tetap saj