Berurusan dengan Polisi - Bagian 3

Berbeda dengan polwan di accueil yang terlihat sibuk dan berkesan galak, polwan yang menerima saya ramah dan murah senyum...

Penandatanganan Porte Plainte

Setelah menanyakan nomor pre porte plainte saya, bu polwan lekas menemukan data saya di komputernya. Dilihatnya kelengkapan satu per satu, sambil menanyai saya ini-itu untuk memastikan...

Bu polwan dengan baiknya mengoreksi kesalahan penulisan saya, baik secara tata bahasa, kosa kata, maupun efektivitasnya 😅 Beliau mengetik sembari mengajak saya mengobrol. Menunjukkan simpati saat mengetahui bahwa saya baru saja mengganti asuransi dari tous risques menjadi asiransi wajib au tiers...

Selalu begitu ya; kejadian pada saat yang tidak tepat? katanya solider. Sepertinya tak ada harapan untuk mendapatkan ganti rugi dari asuransi deh...

Spion bisa mahal. Apalagi mobil VW. Tapi spion apalagi kiri penting buat keamanan, katanya...

Sekitar 10 menit saya di ruangan. Pertemuan diakhiri dengan tanda tangan di tablet grafik. Agak lewat kotak. Tapi tak apa, katanya... Bu polwan menanyakan alamat email saya untuk mengirim versi digitalnya. Lalu mengajak saya keluar mengambil print out yang diserahkannya ke saya. Dan saya dipersilakan pulang...

Sudah. Begitu saja. Tak sampai 15 menit selesai. Lalu kenapa begitu rumit di awalnya?...

Sepertinya memang polwan di accueil bertugas untuk mengetes mental kita. Apakah kita bersungguh-sungguh mau mengajukan tuntutan, atau hanya iseng saja... 🙄 Karena ternyata, dengan nomor pre plainte sudah cukup untuk menemukan laporan online saya kan!?...

Tapi sudahlah. Saya tetap tenang dan mengucapkan au revoir pada petugas accueil. Ya soalnya kan dia yang bisa membukakan pintu juga... 😝

Polisi yang Melanggar Janji

Keluar dari commisariat, saya langsung pulang. Rencana mampir ke toko daging saya batalkan. Mau mampir ke toko bahan makanan Italia untuk membeli pasta, ternyata tokonya tutup istirahat siang. Baru buka lagi jam 5 sore. Sayang. Padahal lewat untuk ke halte bis...

Tapi kebetulan saya ada janji temu dengan teman yang ingin mampir ke rumah. Hanya sempat curhat sedikit ke Butet, teman saya datang...

Saya sedang bercerita ke teman tentang pengalaman ke commisariat saat telepon saya berbunyi. Tertera nomor yang tak saya catat tapi familiar untuk saya : polisi yang seharusnya berjanji temu dengan saya siangnya. Yang saya telepon berkali-kali tidak menjawab itu...

Pak polisi minta maaf, bilang bahwa teleponnya tidak berbunyi. Sungguh tidak profesional sekali!... Tapi saya tak mau membuat rusak kembali suasana hati. Saya tak mau emosi...

Pak polisi menawarkan janji temu hari lain. Entah basa-basi atau memang kurang koordinasi. Saya jawab dengan maaf kalau saya menelepon berkali-kali, karena rekan anda mengharuskan saya mencari nama anda. Dan anda tidak menyebutkan tentang itu!

Ya, meski berusaha tenang, saya tetap keras. Antara mau menunjukkan kekuatan posisi saya sebagai pembayar pajak yang tidak dihormati janji temunya, mengikuti prosedur dengan taat, ada nomor laporan yang jelas, dan memegang nomor telepon yang bersangkutan!

Tapi saya tak mau membuat masalah jadi besar juga. Secara saya hanyalah imigran, bukan warna negara lokal. Dan pengalaman saya, masih jauh kurang tidak menyenangkannya ketimbang banyak orang lain yang pernah berurusan dengan polisi!...

Termasuk teman yang datang Rabu itu. Suaminya, tepatnya... Mau melaporkan kehilangan di tempat, dan tidak dilayani dengan sigap... AlhamduliLlaah kami hanya membawa masalah kecil. Kami membayangkan mereka yang kena musibah besar. Apakah mereka diperlakukan seperti kami?...

Pada saat saya sedang berusaha menelepon pak polisi, saya melihat ada seorang perempuan muda didampingi ibu dan petugas sosial. Selentingan saya dengan sepertinya kasus KDRT. Saya lihat mereka dilayani dengan sigap. Syukurlah...

Uji Kelayakan

Kebetulan kemarin jadwal mobil saya servis dua tahunan. Ya, bukan tahunan kareena jarang digunakan. Kilometernya masih rendah sekali meski sudah 10 tahun. Belum 20 ribu!...

Selain servis, sekalian juga controle technique. Uji kelayakan kendaraan bermotor yang wajib dilakukan tiap 2 tahun, atau 4 tahun untuk mobil baru. Ini yang membuat saya agak panik saat tertimpa kecelakaan itu. Apakah bisa lewat tes dengan kondisi spion saya?...

Saya sampaikan ke dealer tentang kondisi spion. Saya tinggalkan mobil pagi-pagi dengan janji akan ditelepon kalau memang membutuhkan perbaikan berbiaya. Sampai sore tegang juga menunggu kabar. Tak ada telepon sampai waktunya mengambil mobil...

AlhamduliLlaah semua baik. Uji kelayakan bisa dilewati dengan catatan tentang spion yang langsung dikerjakan oleh dealer. Tak ada kerusakan parah. Cermin bisa dipasang kembali dengan baik. Meski retak di satu pojoknya, spion berfungsi sempurna...

Lalu?

Bersyukur semua baik-baik saja. Tak perlu berurusan dengan asuransi juga...

Sekarang saya sedang menimbang dan mencari informasi : perlukah saya menarik porte plainte saya? Atau saya biarkan saja? Karena bagaimanapun juga, apa yang dilakukan sopir truk itu berbahaya dan tidak bertanggung jawab...

Mungkin ceritanya bersambung lagi?... 🤔



Comments

Popular posts from this blog

Berbagai Hidangan Kambing Khas Solo

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi