Never Let Me Go - Kazuo Ishiguro

Setiap ulang tahun, saya minta hadiah buku. Beberapa tahun belakangan bisa konsisten minta buku-buku yang diterbitkan oleh Les éditions de minuit, sebuah penerbitan yang cukup unik...

Penerbit ini menaungi penulis-penulis yang cukup nyastra menurut saya. Mereka-mereka yang tulisannya bagus, tapi tidak masuk best sellers. Kecuali kalau meraih penghargaan literasi. Dan ini tidak jarang...

Awalnya tentunya saat suami ditawari pekerjaan sambilan menerjemahkan buku Je m'en vais karya Jean Echenoz yang meraih Prix Goncours 1999. Kami bagi pekerjaan. Saya yang lebih banyak kosa kata bahasa Prancisnya menerjemahkan terlebih dahulu, lalu suami yang mengeditnya menjadi konsumsi sastra...

Memang dari suami lah saya mulai tertarik pada sastra. Sebelumnya, saya hanya membaca fiksi populer saja... Namun belakangan karena kesibukan kerjanya, saya membaca fiksi lebih banyak dari suami yang bahkan boleh dibilang stop...

Soal kosa kata bahasa Prancis? Jelas di kalah jauh. Bukan cuma soal bacaan. Pergaulannya yang terbatas hanya di ruang kerja jelas tak membuatnya banyak berkembang. Apalagi di kantor banyak menggunakan bahasa Inggris!...

Kebetulan tiap tahun ada saja buku baru yang diterbitkan Les éditions de minuit. Berseling antara dua penulis favorit saya; Jean Echenoz dan Jean-Philippe Toussaint. Buku hadiah tahun lalu bahkan belum saya selesaikan larena suami sempat salah beli...

Tahun ini, kedua penulis itu mengeluarkan buku baru juga, sebenarnya. Namun Jean Echenoz hanya membuat novel yang sudah saya miliki sebelumnya menjadi teks opera. Dan Jean-Philippe Toussaint mengeluarkan essaie. Singkat, tak sampai 100 halaman. Saya tak berminat...

Kemudian saya lihat ada buku baru Kazuo Ishiguro yang diterjemahkan ke dalam bahasa Prancis. Ternyata memang ada buku baru di tahun 2021 ini. Buku pertama yang ditulisnya sejak meraih hadiah Nobel tahun 2017 lalu...

Karena saya sangat terkesan dengan film Never Let Me Go yang diadaptasi dari bukunya, saya pun meminta buku Kazuo Ishiguro saja untuk hadiah tahun ini. Saya meminta buku Klara and the Sun. Versi aslinya yang dalam bahasa Inggris...

Sambil menunggu ulang tahun tiba—ya, saya merencanakannya jauh-jauh hari—saya mencari buku Kazuo Ishiguro di iPusnas. Dapat! Never Let Me Go, pula! Senangnya...

Saya belum pernah membaca buku Kazuo Ishiguro sebelumnya. Filmnya sendiri saya tonton sudah lama sekali. Hanya ingat cerita intinya saja. Dan Carrie Mulligan yang memerankan Kathy dengan apiknya...

Agak terkaget membaca gaya penulisan yang langsung masuk ke cerita tanpa penjelasan. Tanpa latar belakang. Pembaca diminta bersabar. Fakta dibuka satu per satu seiring berjalannya buku...

Alur cerita yang lompat-lompat mungkin membuat bingung di awal. Flashback yang datang tiba-tiba, lalu balik lagi ke alur semula... Asik sih, menurut saya...

Tema kloning yang dibahas cukup berat. Ada permasalahan tentang eksistensi yang membuat dada sesak. Untungnya ini cuma fiksi. Dan semoga tetap begitu...

Buku yang saya baca di iPusnas merupakan terjemahan dalam bahasa Indonesia. Saya rasa agak kaku. Khas buku Indonesia yang biasa melakukan terjemahan literal. Bukan interpretasi seperti terjemahan Prancis...

Meski begitu, saya tetap mendapatkan rasanya. Atau malah mungkin karena itulah saya makin bisa membayangkan gaya tulis Kazuo Ishiguro. Yang membuat saya makin mantap meminta buku barunya sebagai hadiah...

Klara and the Sun versi hard cover baru tiba seminggu sesudah ulang tahun saya. Memang harus dipesan dari Inggris. Hanya ada versi soft cover di berbagai toko di Prancis. Padahal harganya sama!...

Tak disangka, hadiah saya datang bertepatan dengan ulang tahun Kazuo Ishiguro sendiri!...

Sampai saat ini saya belum selesai membacanya. Tertunda oleh Les plus secrète mémoire des hommes-nya Mohamed Mbougar Sarr, peraih Prix Goncourt 2021 ini...

Tapi itu cerita lain lagi. Ya Klara-nya, ya peraih Goncourt-nya...

Yang jelas sampai tahap membaca saat ini, saya masih suka gaya Kazuo Ishiguro. Dan saya merekomendasikan Never Let Me Go. Yang saat saya ceritakan pada Butet pun, dia berminat membacanya. Memang sejalan dengan tema distopia yang disukainya sih ya!?...

Mungkin bisa jadi alasan untuk membeli bukunya dalam versi aslinya?... 🤔😁


Comments

Popular posts from this blog

Berbagai Hidangan Kambing Khas Solo

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi