Menengok Ketentuan Pemberian Nama Anak di Prancis

Kalau Shakespeare bilang "What's in a name", apalah arti sebuah nama, dalam tradisi Jawa dikenal ungkapan "asma kinarya japa", nama adalah pengharapan. Nama mengandung doa. Karena itu pemilihan nama anak merupakan hal yang penting. Setiap kali kita memanggil sebuah nama, seakan kita melantunkan apa yang dimaksud dalam nama itu. 

Apakah itu, yang menjadi alasan orang tua memberi anaknya nama yang panjang? Untuk menambah lengkapnya doa?

Kalau anak-anak saya hanya memiliki satu nama depan—untuk selanjutnya akan saya sebut dengan "nama" saja—, itu tak disengaja. Terutama untuk si sulung. Saya dan paksu tak berencana memberi nama yang panjang juga. Dua cukup lah. Yang nantinya total jadi tiga kata, setelah ditambah nama keluarga yang diambil dari kata terakhir dari nama ayahnya sesuai aturan di Prancis. Kebetulan suami, dan juga saya, tak menggunakan nama keluarga seperti kebanyakan orang Indonesia. 

Namun takdir menyatakan lain ....

Kelahiran Anak Harus Didaftarkan Maksimal Lima Hari Sesudahnya

Si sulung lahir 3 minggu lebih cepat dari perkiraan. AlhamduliLlaah sehat. Namun kami belum siap dengan penamaannya. Kami baru menyepakati satu kata saja untuk nama depan utama, yang itu sudah diminta begitu masuk kamar bersalin.

Kami kaget, saat 3 hari sesudah si Ucok lahir, paksu diminta oleh personil klinik segera ke kantor walikota untuk mendaftarkannya. Waktu itu, kami santai-santai saja. Berpikir bahwa masih ada waktu panjang, walau mungkin tak sampai 60 hari seperti di Indonesia. Ternyata kalau di Prancis, hanya 5 hari. Hari lahir tak masuk hitungan, tetapi Sabtu, Minggu, dan hari libur masuk. Kebetulan, Ucok lahir hari Senin. 

Jika lewat masa 5 hari, orang tua harus melaporkannya secara hukum ke pengadilan. Petugas catatan sipil tak berhak lagi melakukan pendaftaran. Terlambat mendaftar kelahiran, bisa dipenjarakan 6 bulan dan denda 3750€, lho!

Gedung kantor Walikota Cannes, tempat kelahiran Ucok dan Butet didaftarkan

Tidak Ada Batasan Panjang Nama

Saat di kantor walikota, suami gagap menjawab siapa nama lengkap bayinya. Disebutkannyalah satu nama yang sudah kami sepakati. Nama yang sudah kami siapkan dan sampaikan di klinik, yang langsung dituliskan dalam gelang yang dikenakan begitu si bayi lahir.

Tentu saya, yang memiliki 3 kata dalam nama, agak kecewa saat suami kembali ke klinik membawa akta sebagai bukti pendaftaran kelahiran. Tapi setelah dipikir-pikir, tak apa. Inisial nama si Ucok jadi FR. Pas seperti negeri kelahirannya, yang saat itu tak kami rencanakan untuk tinggali lama.

Sampai belakangan pun, masih ada yang berkomentar bahwa karena lahir di luar negeri, anak-anak cuma punya nama depan dan nama keluarga saja. Mereka tak memiliki nama yang panjang. Padahal sebenarnya di Prancis, orang tua bisa memberikan nama sepanjang mereka mau. Petugas catatan sipil hanya bisa mengingatkan kerepotan yang mungkin terjadi selanjutnya karena nama yang panjang itu.

Kalau si Butet hanya memiliki satu nama, itu bukan karena lahir 3 minggu lebih cepat juga (ya, betul!) dan kami tak siap nama. Kami sengaja ingin menyeimbangkan dengan abangnya. Abangnya hanya punya satu nama, adiknya juga cukup satu. Lalu, agar inisialnya juga FR dong! 

Sebelum 1993, Pilihan Nama Dibatasi

Selain kesamaan jumlah kata, asal bahasa dari nama anak-anak pun kami pilihkan sama: bahasa Al-Qur'an, bahasa Arab. Begitu pula makna nama mereka, kami pilih yang setaraNama si Ucok berarti "cerdas", nama si Butet berarti "unggul". 

Saya sendiri lebih cenderung pada makna "terjaga" untuk nama Butet. "Terjaga" dalam artian pikiran dan hatinya. Menyebutkan kata "superior" atau "superieur" saat menjelaskan ke orang yang tak berbahasa Indonesia rasanya berat sekali. Eh kok jadinya waktu bayi, si Butet tidurnya sedikit, ya? Kalau sekarang sih malah harus dibangunin! Duh! Hahaha.

Nama kedua anak saya termasuk jarang di Prancis. Buktinya, tak muncul di pencarian statistik nama Insee. Memang hanya nama yang digunakan lebih dari 10 kali yang dicantumkan di sana. Data sejak tahun 1900, lho! Benar-benar langka, kan!?

Kalender 2024 dengan nama-nama orang suci agama Katolik (Sumber: Calendrier Gratuit)

Baru belakangan saya mendapati, bahwa ternyata, sebelum tahun 1993, berlaku Loi du 11 Germinal an XI yang membatasi penamaan anak. Berdasarkan hukum yang ditetapkan sejak 1 April 1803 itu, nama yang boleh digunakan hanyalah nama-nama yang terdapat dalam kalender (nama-nama orang suci Katolik) dan beberapa nama yang terinspirasi dari mitologi Yunani, nama yang biasa digunakan di daerah, atau varian (singkatan, panggilan, ...)-nya. Pantas saja nama orang Prancis tak begitu bervariasi, ya!?

Nama yang diambil dari kalender tak harus sesuai dengan hari lahir si bayi. Jika tidak sama, si pemilik nama bisa memiliki dua hari yang dirayakan tiap tahunnya: hari lahir dan hari orang suci yang menginspirasi namanya!

Sebelum 1993petugas catatan sipil berwenang memutuskan kevalidan nama yang diajukan orang tua. Hal ini sering kali menimbulkan masalah karena adanya ketidaksamaan standar untuk daerah yang berbeda.

Pengajuan Nama Anak Bisa Ditolak

Meski sudah lebih bebas sejak diberlakukannya Loi n° 93-22 per 8 Januari 1993, nama yang diajukan orang tua masih bisa ditolak. Bukan langsung ditolak sih. Petugas pencatatan sipil di kantor walikota tak berhak menolak pengajuan nama bayi. Petugas ini hanya bertanggung jawab memastikan bahwa:

  • Nama itu maupun kombinasinya dengan nama belakang tidak akan mengganggu kepentingan si anak.
  • Menghormati hak orang lain menjaga nama belakangnya. Tidak boleh mengambil nama belakang orang terkenal menjadi nama depan.
  • Jika menggunakan nama belakang dari salah satu orang tua, tidak boleh menggunakan nama belakang orang tua yang lain sebagai nama depannya.

Namun petugas ini bisa melaporkan ke jaksa penuntut umum jika menurutnya nama yang diajukan bertentangan dengan kepentingan si anak dan orang tua tidak menerima masukannya. Dari aduan ini, jaksa bisa menuntut ke pengadilan keluarga, dan pengadilan keluarga berwenang memilihkan nama untuk si anak jika orang tua tetap menolak menggantinya!

Beberapa nama yang sempat ditolak misalnya Titeuf (tokoh kartun), Griezmann-Mbappe (gabungan nama keluarga dua pesepak bola Prancis), Jihad (terkait dengan merebaknya aksi radikal), Dilleur (pengucapannya seperti "dealer"), ... dan Nutella! 

10 nama terpopuler untuk bayi yang lahir pada tahun 2023 (Screenshot: Insee)

Nama Depan dan Nama Keluarga dalam Praktiknya

Kalau kita tak biasa melihat orang Prancis dengan lebih dari satu nama depan, itu karena mereka yang memiliki banyak nama depan bisa memilih salah satunya sebagai prenom usuel untuk digunakan sehari-hari. Mereka juga tak harus menggunakan nama yang pertama ditulis di akta kelahiran. Sesuai preferensi saja. 

Sejak diberlakukannya Loi n° 2022-301 per 2 Maret 2022, seorang anak bisa memiliki nama belakang ayah, ibu, atau kombinasi keduanya di akta kelahirannya. Tak harus nama ayahnya, seperti aturan yang berlaku sebelum itu.

Pada saat dewasa, dalam keseharian kita bisa memilih menggunakan nama belakang sesuai akta kelahiran atau nom d'usage yang bisa dipilih dari nama belakang suami/istri, nama belakang orang tua yang tidak digunakan dalam akta, atau memilih salah satu nama belakang orang tua jika keduanya digunakan dalam akta. Nama belakang yang bisa digunakan dalam keperluan administrasi ini tidak menggantikan nama belakang resmi yang tercantum di akta kelahiran. 

Ingin mengganti nama belakang secara resmi? Bisa! Nama depan juga bisa. Tapi harus ada alasan yang jelas ya. Bukan sekedar senang-senang, ingin punya nama yang lebih bagus saja. Dan tentu saja nama yang baru juga harus memenuhi syarat seperti pemberian nama bayi. Dan itu, panjang lagi ceritanya!


Referensi dari situs resmi informasi administrasi Prancis (dalam bahasa Prancis):


---

Tulisan ini diikutsertakan dalam Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan September 2024 dengan tema Kisah di Balik Nama yang diusung oleh Mamah Host Shanty.


Comments

  1. Banyak aturan juga ya Prancis soal nama anak saja.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lumayan, bisa jadi bahan memenuhi kuota minimal kata yang buanyak ituuu. Duh, siapa sih, host-nya ya? Kenapa ga 900 sekalian teh? 🤭✌️

      Delete
  2. Jadi gak mungkin pakai nama Beckham, Maradona, misalnya jadi nama depan di Perancis ya. Eh apa nama belakang orang Perancis terkenal aja kah yang ga boleh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau dari aturannya sih nggak spesifik orang Prancis aja. Tapi belum nemu info yang ditolak karena ngajuin nama belakang orang terkenal selain Griezman-Mbappe itu. Paling ada MJ sama Prince William! Dan ditolak! 😅

      Delete
  3. Ternyata negara ambil peranan untuk penamaan anak ya. Jadi, nama anak-anaknya Alfi siapa aja tuh?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Cerdas dan Unggul. Eh? Hihihi. Japri aja yaaa 😘

      Delete
  4. Berarti ada masanya, banyak anak nama depannya sama yah. Unik juga, sampai negara mengatur nama-nama anak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul sekali! Ada datanya kan itu di Insee berapa anak yang lahir di tahun yang sama dengan nama sama!? Contoh nyata, pernah di kelas Butet saat SD ada 4 anak bernama Ryan! Heran juga, kenapa mereka nggak dipisah di kelas satunya lagi. Kecuali mungkin di sana sudah ada 3 Ryan lain! 🤔😅

      Delete
  5. Teh Alfi. Aturan penamaan anak di Perancis bisa kuterima semua, namun ada 1 yang tidak, yaitu: Kelahiran Anak Harus Didaftarkan Maks 5 Hari. Ohmagaaa wkwkwk buru2 amat, kalau begitu caranya, harus gercep sigap menyiapkan nama sejak day 1 hamil ya.
    Unik tulisannya, Mba Alfi. Ku jadi nambah wawasan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Untung sekarang deteksi jenis kelamin anak sudah makin canggih aja kan!? 😁

      Tapi itu masih "normal" lho. Yang membuatku paling "kagum" adalah bahwa sejak kedapatan hamil, ibu2 yang bekerja sudah harus mendaftar ke tempat penitipan anak, biar kebagian tempat saat masa cuti hamilnya habis! 🫣

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Menyusun Tagihan

Blogger Curcoler? Yes!

Poulet Rôti du Dimanche