Banjir Bandang 23 September 2024

Minggu keempat sejak dimulainya tahun ajaran baru dan Butet sudah bolos! 

Sehat kok! Bolosnya karena cuaca. Dan setengah hari saja.

Meteo France sudah meengeluarkan "vigilance jaune" karena hujan badai untuk Senin pagi ini. Jam 7 pagi, saat Butet sarapan, hujan deras turun dengan petir menyambar-nyambar. Saya sudah berniat mengantarkannya. Sambil "nyuci" mobil. Eh? Hehehe.

Menjelang 7.30, hujan makin deras. Paksu yang memantau kondisi di luar dari pintu balkon sudah bertanya-tanya. "Hati-hati, ya," pesannya. Saat kami membuka pintu depan apartemen, barulah kami benar-benar menyadari parahnya cuaca!

Prakiraan cuaca saat jalan di depan rumah sudah seperti sungai

Dari suara hujan yang turun deras sekali saja sudah terdengar luar biasa. Jarak pandang sangat terbatas. Apalagi lampu jalan sudah dimatikan. Kilat dan petir sudah saya antisipasi: nggak boleh kaget selama menyetir. Yang tak saya sangka adalah debit hujan dan anginnya!

Lorong di depan pintu apartemen kami basah kuyup. Kalau balkon sih sudah biasa. Kan terbuka juga. Lorong ini terlindungi bilah-bilah metal. Dengan dekatnya bangunan tetangga, jarang sekali air hujan sampai masuk. Kecuali kl anginnya sangat kencang!

Saya dan Butet pun memutuskan masuk rumah lagi. Kami memantau jalan di depan rumah. Sepi. Hampir tak ada kendaraan yang lewat. Kami sempat melihat 1-2 orang berjalan kaki. Entah ke mana, atau dari mana di hujan sederas itu.

Tak lama air mulai menggenangi jalan. Menggenangi trotoar. Terlihat tempat sampah terbawa arus air. Banjir bandang! Pikiran kami langsung melayang ke kejadian 5 tahun, atau bahkan 9 tahun yang lalu yang sampai memakan beberapa korban jiwa. Waktu itu air di turunan jalan depan rumah lebih parah lagi, dan hujan deras turun lebih lama.

Butet berkirim pesan dengan teman-temannya. Mereka balik kanan tak jadi berangkat sekolah, melihat cuaca. Kami pun sepakat, memutuskan untuk membolos kan Butet saja juga. Daripada membahayakan diri. Pengelihatan saya sendiri tak bagus tanpa pencahayaan yang cukup.

Prakiraan cuaca yang entah terlalu optimis, entah tak bisa memprediksi volume hujan deras seharian akan turun dalam 15 menit saja!

Sambil tetap memantau cuaca, saya mencari berita. Prakiraan Meteo France tetap menyatakan "vigilance jaune" saja. Padahal ini sudah jelas-jelas lebih parah dari itu. Lebih pantas kalau dibilang "orange". Atau malah "rouge"!

Saya mengirim pesan ke sahabat, menanyakan apakah dia mengantar anak-anaknya sekolah. Saya tak bekerja. Papa Butet juga WFH. Kami tak masalah menjaga anak di rumah jika tak sekolah. Meski Butet sendiri sudah tak perlu dijaga. Sahabat saya lain. Dia dan suaminya harus bekerja, dan tak semudah itu meminta izin absen.

Balasan baru saya terima agak lama. Balasan berupa voice message. Saat saya mengirim pesan, dia sudah dalam perjalanan. Dia bercerita sulitnya dan macetnya perjalanannya. Dia sempat berhenti sejenak saat turun hujan es. Namun dia tetap mengedrop anaknya yang besar, dan saat mengirim pesan ke saya itu sedang menunggu dibukanya gerbang sekolah si kecil.

Hujan mereda menjelang jam 8. Beberapa teman Butet memutuskan berangkat meski jelas bakal terlambat. Dua jam pertama Matematika. Sayang sekali kalau harus melewatkannya.

Masalahnya, perempatan jalan di depan rumah kami macet. Terlihat lebih banyak kendaraan daripada biasanya. Mulanya, saya pikir karena orang keluar bersamaan, menunggu redanya hujan. Namun beberapa saat kemudian ada polisi datang, dan mengalihkan mobil-mobil untuk mengambil cabang jalan yang seharusnya satu arah! 

Kami pun mulai bertanya-tanya. Mengapa? Mana jalan yang tak boleh dilalui itu adalah jalur yang biasa kami ambil untuk ke sekolah!

Dari balkon hanya terdengar penjelasan polisi terpatah-patah, bahwa jalan yang merupakan alternatif ke kota itu ditutup. Tapi tak jelas mengapa. Apakah ada pohon tumbang? 

Ternyata benar kekhawatiran kami: banjir bandang terjadi di jalan paralel dengan jalan rumah kami. Makin ke arah kota, yang juga artinya ke arah laut, debit air membesar. Mengakibatkan banjir kagetan di dekat pusat kota. Mimpi buruk pun terulang! Yang syukurlah tak separah 2015 dan 2019.

Mendengar kabar teman-temannya ke sekolah, Butet panik. Kali ini hujan yang masih turun tak menjadi halangan. Namun jelas, dengan kondisi jalan yang macet begitu, saya tak mungkin mengantarnya, bahkan untuk mengejar pelajaran kedua yang mulai jam 10 pagi.

Ternyata di Ecole Direct (platform komunikasi sekolah) dinyatakan bahwa pelajaran kedua kosong. Guru absen. Saya mencoba menelepon ke sekolah untuk memastikan. Tak ada yang mengangkat. Ya sudah kami menunggu notifikasi absennya Butet di platform saja. Yang kemudian saya justifikasi dengan alasan "problem transportasi" dengan keterangan "aliran arus air yang kuat di jalan di depan rumah yang diikuti penutupan jalan". 

Akhirnya hari ini Butet sekolah sesudah makan siang. Saya mengantarnya. Ada pengumuman bahwa beberapa jalur bus bermasalah. Bukan bus yang biasa diambil Butet sih. Namun saya takut busnya juga ikut terdampak.

Pot-pot di balkon bergelimpangan

Di sepanjang perjalanan dari depan rumah sampai sekolah dan sekembalinya, terlihat bekas arus air bah dari pasir dan kerikil yang ditinggalkannya di atas aspal. Jalanan sudah kering, tapi saya bisa membayangkan bagaimana kondisinya saat hujan deras. Dan saya bersyukur sudah memutuskan tidak keluar saja, pagi tadi.

Kebanyakan sekolah dinyatakan tetap buka. SMA negeri dekat rumah kami, tempat saya kursus bahasa Jepang, ditutup sepagian karena terkena banjir dan baru kembali dibuka siangnya. Walikota Cannes marah-marah ke Meteo France karena tidak memberikan peringatan. Meteo France membela diri karena sudah memberikan "vigilance jaune" ... yang jelas-jelas tidak cukup! 

Fyi, jika ada "vigilance orange", pemda bisa bersiap dengan pompa air di titik-titik resiko, mempertimbangkan penutupan sekolah-sekolah, dan terutama mengirimkan SMS ke semua penduduk sebagai peringatan, serta mengungsikan penduduk daerah kritis ke lokasi aman.

Saat saya menulis ini, sempat turun hujan deras sekitar setengah 4 tadi. Hanya sebentar. Beberapa menit saja. Memang cuaca diprakirakan masih tak menentu siang ini. Semoga tak memperparah kondisi mereka yang sudah terkena banjir tadi pagi. Semoga semua lekas terkendali dan aman-aman selalu. 

Terutama semoga cuaca nyaman saat Butet selesai sekolah nanti, agar bisa pulang dengan aman dan lancar, karena tadi kami sudah bersepakat untuk tidak perlu dijemput. Aamiin.


Comments

Popular posts from this blog

Menyusun Tagihan

Blogger Curcoler? Yes!

Poulet Rôti du Dimanche