Posts

Showing posts from March, 2021

Lockdown 3.1

Image
Siang ini saya dan Butet berjalan-jalan ke kota. Pertama kalinya saya jalan ke kota sejak lockdown ke-3 ini. Memanfaatkan waktu mumpung masih sempat. Sambil berharap cemas akan pidato presiden yang sudah dijadwalkan malam ini... Pidato presiden memang membuat hati berdebar. Kami sudah biasa mendengar pengumuman perdana menteri atau menteri kesehatan setiap Rabu atau Kamis. Tapi presiden... Presiden jarang pidato di tivi selama pandemi. Kalau pidato, itu adalah untuk mengumumkan lockdown!... Ya, departement kami sendiri sudah lockdown lokal sejak tanggal 22 lalu. Tapi tetap saja bertanya-tanya; apa yang baru? Meski longgar, kota terlihat lebih sepi dari sebelum  lockdown . Hal ini tentu sebagian besar diakibatkan oleh tutupnya toko-toko yang dianggap tidak esensial. Toko pakaian, toko aksesoris, toko suvenir, ... semua tutup. Beberapa membuka sedikit pintunya untuk memberikan layanan click&collect... Namun kota tak bisa dibilang sepi juga. Dengan matahari yang cerah dan suhu udara y

Genap Satu Tahun WFH

Hari ini tepat satu tahun sejak suami saya mulai bekerja di kantor barunya ... di rumah!... Hahaha... Bukan karena kantornya jadi di rumah. Tapi karena wfh sejak ganti perusahaan... Rancu, ya!? 😅 Ceritanya suami saya diterima di perusahaan baru. Dia resign dari kantor lamanya sejak bulan Desember. Di Prancis, standar untuk resign harus menunggu 3 bulan dahulu sampai berhenti kerja. Demikian juga untuk memulai kerja. Harus menunggu 3 bulan dahulu sebelum bisa mulai di kantor yang baru... Suami saya resign pertengahan Desember. Karenanya dia masih bekerja di kantor yang lama sampai pertengahan Maret. Namun dia minta ke kantor barunya untuk bisa memulai kerjanya akhir Maret. Biar ada masa transisi untuk pindahan dan sebagainya... Kantor barunya berbasis di Paris. Karena itulah kami mengadakan perjalanan ke Paris untuk visite ville, mengunjungi kotanya. Sepulang dari sana, kantor sudah menyiapkan tiket pesawat dan kamar hotel untuk suami saya, selama dia mengurusi administrasi penyewaan a

Mengapa Teknik Informatika?

Image
Jadi kamu ini lulusan Teknik Informatika? ITB? Tapi nggak kerja?... Sering sekali mendengar komentar begitu. Duluuu... Di awal-awal saya menikah dulu... Sekarang? Masih ada saja komentar yang senada... Tapi itu cerita lain lagi... 😉 Sekarang, saya mau cerita tentang mengapa saya kuliah di Teknik Informatika ITB. Karena ini adalah tema Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan Maret... Jadi alasannya adalaaah ... karena lolos UMPTN! 🤓 Hehehehe... Jelas lah ya! Kalau tidak lolos, mana mungkin kuliah di sana. Secara setahu saya, tidak ada jalur PMDK (atau apapun istilahnya sekarang) untuk masuk ITB. Minimal waktu itu. Dan saya bukanlah atlit berbakat. Bahkan kalau lari keliling lapangan 6 kali dalam kuliah Olah Raga saat TPB itu, saya selalu paling belakang!... 😅 Dan ya, UMPTN. Kelihatan kan, kira-kira angkatan berapa!?... 😝 Baiklah, kita serius sekarang... Tema sebenarnya adalah mengapa memilih kuliah di jurusan masing-masing. Yang untuk saya, dalam hal ini adalah jurusan Teknik I

Jetlag Pergantian Jam

Hari Minggu ke dua, lockdown ke-3... Kemarin saya lupa cerita, tentang suami saya yang ke kota. Ke pasar lagi seperti seminggu yang lalu. Tujuan utamanya adalah ke luar rumah, berganti suasana. Meluruskan kaki juga. Berjalan agak jauh, tidak hanya sirkuit kamar-ruang tamu-dapur-WC saja... Sudah setahun dia wfh. Tak ada lagi jalan ke halte bis, nyambung ke stasiun kereta, ke halte bis lagi, lalu ke kantornya.  Sudah satu tahun juga kami tak berlibur ke luar kota. Butet masih ke sekolah. Saya masih mengantar-jemputnya. Kadang segaja jalan kaki. Suami saya hanya ke luar ke supermarket. Lagi-lagi ke dalam ruangan tertutup. Kebetulan swalayan dekat. Hanya 50 m-an saja... Beberapa kali saya minta dia membawa Butet ke kota di Sabtu sore. Jalan ke pantai, misalnya. Biar Butet main roller blade di sepanjang Croisette. Saya juga sempat ajak ke pasar di Minggu pagi. Tapi tak mau... Kalau bukan maunya sendiri, sulit juga. Karenanya saya biarkan saja saat dia tiba-tiba ingin ke kota, kemarin siang.

Lockdown 3.0 - Hari ke Delapan

Image
Memasuki minggu ke-2, tiga departement ditambahkan dalam list wilayah diberlakukannya  lockdown ke-3.  Apakah bakal bertambah lagi, ke depannya? Kita lihat saja... Kebetulan, tepat satu tahun yang lalu, pemerintah mengumumkan diperpanjangnya lockdown untuk pertama kalinya. Ya, pertama kalinya. Karena sesudah perpanjangan pertama yang dua minggu, lockdown kembali diperpanjang lagi hingga pertengahan Mei... Dari catatan di facebook , hari itu untuk pertama kalinya Butet menerima pembelajaran melalui video conference. Padahal itu sudah masuk hari ke sepuluh pembelajaran dilakukan secara jarak jauh! Dan itupun hanya untuk satu mata pelajaran saja! Selama itu, guru hanya memberikan tugas dan siswa mengirimkan hasil kerjanya secara online. Itu saja yang berkaitan dengan internet. Memang tidak semua guru melek teknologi. Dan itupun, belum semua siap mengadaptasi bahan ajar untuk diberikan secara online... Saya menulis ini karena selain souvenirs facebook itu, beberapa hari yang lalu seorang

Masker Oh Masker

Image
Di salah satu wag yang saya ikuti, seorang teman mengirim informasi mengenai promosi masker medikal sekali pakai di swalayan. Satu kotak masker isi 50 harganya 1,99 euro saja! Biasanya, masker ini harganya sekitar 4,5 hingga 5 euro. Saya lupa tepatnya... Kebetulan baru seminggu yang lalu saya membeli masker juga di swalayan langganan dekat rumah, yang merupakan jaringan yang sama dengan tempat teman saya mendapatkan promosi tadi. Saat itu harganya 4,5 euro kalau tidak salah. Merknya sama persis dengan yang diinfokan teman tadi. Waktu itu, ada promosi bahwa pembelian satu masker, mendapatkan gratis satu botol spray hydroalcoolique yang jika dibeli terpisah, harganya 2,5 euro... Mulanya, saya tak langsung menangkap bahwa harga satu kotak masker pada akhirnya sama! Bedanya, teman saya memang hanya membayar harga maskernya saja. Sedangkan saya, dipaksa membeli gel desinfektan juga!... 😅 Nggak nyesel sih... Cuman jadi menunjukkan, bagaimana kalau kita sudah melihat label promo, kita jadi

Mesin Cuci

Sore tadi pemerintah mengumumkan ditambahnya tiga departement lagi ke dalam daftar 16 departement yang diberlakukan lockdown ke-3.  Rhône, Nièvre, dan Aube akan memasuki rereconfinement mulai Sabtu mendatang ini... Dari souvenirs Faebook, saya diingatkan bahwa hari ini adalah ulang taun pertama ... mesin cuci kami!... Ya, tepat satu tahun yang lalu akhirnya kami memiliki mesin cuci lagi setelah 3 tahun tanpanya. Kok bisa?... Ceritanya, kami merombak dapur empat taun yang lalu. Tiga taun setelah rumah menjadi milik kami pribadi. Tiga tahun setelah penyesuaian budget rumah tangga dengan kredit, plus charge dan taxe proprietaire alias biaya pemeliharaan gedung dan pajak yang ditimpakan ke pemilik rumah... Menata dapur sebenarnya sudah jadi agenda sejak kami pindah ke apartemen ini 16 taun yang lalu. Kami menyewa rumah dengan rapur yang kosong. Hanya ada tempat cuci piring. Itupun karena kami meminta dipasangkan. Kalau tidak, benar-benar kosong! Hanya ada saluran air dan sambungan listri

Kembali Memrogram?

Image
Hari ini Senin pertama masuk lockdown ke-3. Lockdown hari ke-3. Cuaca cerah, tapi udara agak dingin. Maksimal hanya 15-an derajat. Padahal minggu lalu sudah 25°C. Diberitakan turun salju di ketinggian. Padahal sudah masuk musim semi... Saat mengantar Butet sekolah, jalanan terlihat normal, seperti biasa. Tak terlihat ada pengurangan lalu-lintas. Dan memang, kenapa tidak? Keluar rumah masih bebas, tak ada batasan waktu, tak perlu attestation. Paling hanya berkurang mereka yang bekerja di toko-toko tidak esensial. Mungkin pada saat jam masuk kerja, baru terasa perubahan suasana jalanan. Karena saat pulang sekolah tadi, Butet cerita bahwa bus penuh!... 😥 Jangankan kami yang cuma rakyat jelata. Jajaran pemerintah pun sepertinya cukup bingung dengan situasi saat ini; apakah tanpa adanya pembatasan ke luar rumah begini bisa disebut lockdown? Apakah membebaskan penduduk beraktifitas di luar tanpa memerlukan surat pernyataan sepanjang masih dalam radius 10 km dari tempat tinggal termasuk lock

Lockdown 3.0 - Hari Pertama

Image
Sabtu 20 Maret 2021, pukul 00.00 CET, 16 departement di Prancis memasuki lockdown ke-3. Bertepatan dengan datangnya musim semi. Lockdown pertama, dalam bahasa Prancis disebut dengan istilah confinement . Lockdown ke-2 reconfinement . Lockdown ke-3 rereconfinement ?... Daerah yang diberlakukan lockdown termasuk unik. 15 departement di ujung puncak heksagon, dan departemen kami di pucuk tenggara. Saya sendiri baru sadar saat melihat pemetaannya... Ya, yang di pojok kanan bawah itulah daerah kami, Alpes Maritimes. Terpencil, terpisah dari 15 departement lain yang diberlakukan lockdown. Pemerintah daerah juga bertanya-tanya mengapa kami termasuk yang harus lockdown. Apalagi tiga akhir pekan sebelumnya sudah sempat diberlakukan lockdown parsial... Semua lelah dengan kondisi. Saya sendiri sebenarnya termasuk mendukung lockdown. Namun kali ini ikut mengeluh. Pasalnya, ini memang lockdown yang ajaib... Dari awal sudah ditetapkan bahwa selama lockdown, penduduk boleh bepergian dengan batas yang

Putri Menur

Image
20 Maret diperingati sebagai World Storytelling Day. Hari Mendongeng Sedunia. Saya jadi teringat almarhumah Simbah, ibunya ibu saya. Simbah mahir sekali mendongeng... Di masa saya kecil, Simbah, suka berkeliling menginap di rumah anak-anaknya. Itu adalah saat yang menyenangkan bagi kami, cucu-cucunya. Saya biasa tidur bersamanya saat ada Simbah. Untuk lalu pamer-pamer ke sepupu-sepupu yang lain. Karena artinya, saya mendapatkan dongeng baru dari Simbah!... Saat agak besar, saya baru menyadari bahwa beberapa dongeng tradisional yang populer kita dengarkan ada kemiripan dengan dongeng versi internasional. Timun Mas mirip dengan kisah Tom si Ibu Jari kan!? Lalu kisah Bawang Putih dan Bawang Merah, misalnya, ada kemiripan dengan kisah Cinderella. Beberapa kisah si Kancil ada persamaannya dengan kisah dalam Fables de La Fontaine ... Ada satu dongeng yang sangat berkesan untuk saya. Sampai saat ini, tidak ada seorang sepupu pun yang teringat pernah didongengi Simbah tentang kisah ini. Dan sa

Lockdown 3.0

Saya lupa masih ada Kamis. Kalau tidak Rabu, memang Kamis lah pemerintah biasa memberikan pengumuman. Rabu rapat, Kamis pengumuman. Dan hari diumumkan diberlakulannya lockdown ke-3 untuk region Île-de-France, region Hauts-de-France, departement Eure,  departement  Seine-Maritime, dan  departement  Alpes-Maritimes.  L ockdown dimulai Jum'at tengah malam, dan diberlakukan selama empat minggu ... minimum!... Selama lockdown, sekolah tetap buka. Dari maternelle sampai collège masuk seperti biasa. Untuk lycée diberlakukan classe hybride. Bergantian masuk untuk setengah kelas. Mekanisnya diserahkan ke sekolah. Disesuaikan dengan sumber daya masing-masing... Pemerintah tetap memperpanjang penerapan jam malam di seluruh Prancis. Namun ada perubahan di jam awalnya. Yang tadinya mulai pukul 18, mulai Jum'at besok menjadi pukul 19. Jam akhirnya tetap pukul 6 pagi... Pemerintah merekomendasikan pada perusahaan-perusahaan untuk memberlakukan wfh minimal 4 hari per minggu. Toko-toko yang dia

Satu Tahun Sejak Lockdown 1.0

Ya, tak terasa sudah satu tahun berlalu sejak hari pertama diberlakukannya lockdown pertama di Prancis. 17 Maret 2020, pukul 12 siang. Paginya, orang berbondong ke supermarket membeli bahan kebutuhan sehari-hari. Akibatnya, tentu saja rak-rak supermarket menjadi kosong. Dan itu yang menjadi viral, dijadikan "bukti" bahwa stok makanan tidak cukup. Mebuat panik dan resah saja... Pemerintah sudah menjamin ketersediaan bahan makanan. Dan pada kenyataannya semua baik-baik saja. Memang sempat terjadi kelangkaan terigu. Tapi itu memang efek dari keserakahan manusia yang menimbunnya saja... Terjadi eksodus besar-besaran pada tanggal 16. Karena Senin malam itu sudah dijadwalkan pidato Presiden di televisi. Semua orang sudah menduga diberlakukannya lockdown ini. Bagaimana tidak? Kasus makin meningkat, negara-negara tetangga sudah memberlakukan lockdown juga... Eksodus bahkan sudah terjadi sejak akhir pekan sebelumnya. Saat diumumkannya penutupan sekolah-sekolah, orang sudah memperkirak

Penggiliran Pelajaran Olah Raga

Hari ini Butet masuk jam 10. Pasalnya, minggu ini giliran siswa perempuan di kelasnya untuk tidak mengikuti pelajaran olah raga... Pelajaran olah raga ini banyak juga diuliknya. Pertama, tidak ada lagi olah raga indoor. Semua kegiatan olah raga harus dilakukan outdoor. Ini peraturan resmi dari pemerintah. Berlaku juga untuk segala kegiatan olah raga di luar sekolah. Tentu tak mudah mengubah program pembelajaran dan mengatur penjadwalan. Karena tentunya, tempat olah raga di luar bukannya tak terbatas... Jenis olah raga pun jadi dibatasi. Tenis meja, misalnya, tidak dipilih lagi. Sterilisasi meja membutuhkan waktu, tenaga, dan biaya. Belum lagi bola pingpongnya yang mudah terbang ke mana-mana... Tenis meja diganti volley, lapangan dinilai tak mendukung protokol penjagaan jarak. Karena memang, dalam satu jam tertentu, tidak hanya satu kelas yang berolah raga. Tidak hanya anak college, namun ada siswa lycée juga... Karenanya sekolah memilih membagi dua kelas untuk jadwal olah raga tertentu

Mengirim Paket ke Swedia

Image
Kemarin malam, seperti biasa kami video chat dengan Ucok. Setelah hampir dua minggu, akhirnya paket yang saya kirimkan sampai juga ke tangannya! Saya mengirimkan paket tanggal 22 Februari melalui La Poste dengan Colissimo Europe. Jangan hitung harganya! Jelas tak sepadan dengan isi paket yang cuma Pop Mie dan teh Tongtji, itu. Dengan harga mie dan teh standar eropa sekalipun! Apalagi kalau dihitungnya dengan harga Indonesia... Hadeuhhh... 🤑 Seharusnya Colissimo standar bisa sampai tujuan dalam 3-5 hari. Namun petugas pos yang memvalidasi paket saya mengatakan kalau selama pandemi, paket agak terlambat. Harus memperhitungkan satu minggu untuk paket bisa sampai ke Swedia... Baiklah... Untung saja saya tak jadi memasukkan tempe bacem ke dalamnya!... 😋 Dari awal, perjalanan paket sudah cukup menegangkan. Tanggal 25, saat di-track, status menyatakan bahwa paket sudah sampai di negara tujuan. Namun negara tujuan yang dicantumkan adalah Pays Bas! Belanda! Salah alamatkah? Atau memang harus

Workshop Membedah Karakter pada Fiksi

Weekend ini kembali diberlakukan lockdown parsial di daerah kami. Banyak yang mengeluh dan marah. Pasalnya, cuaca sudah mulai nyaman di tenggara sini. Sabtu dan Minggu ini cerah sekali. Matahari terang, suhu udara hangat menyenangkan. Namun kami hanya boleh keluar selama satu jam saja dalam lingkup 5 km dari rumah... Weekend ini seharusnya ada finish rally sepeda Paris-Nice. Namun karena diberlakukannya lockdown parsial, finish tidak bisa dilakukan di Promenade des Anglais di pesisir pantai Nice. Finish dipindahkan ke Levens. Nama event tetap Paris-Nice. Levens juga masih dalam departemen Alpes Maritimes sih. Tapi di daerah atas, bukan di daerah pesisir... Kami sendiri sekeluarga tak ada niatan ke luar berjalan-jalan. Hanya suami yang belanja ke swalayan Sabtu sore dan membeli kue dari boulangerie depan rumah Minggu siang. Lalu Minggu sore saya dan suami ke boucherie halal, belanja daging dua mingguan. Tak lupa bermasker dan membawa attestation , tentunya... Seperti weekend biasa saj

12 Maret, Setahun yang Lalu

Hari ini cerah. Matahari terang. Pagi, saat mengantar Butet sekolah, thermometer mobil menunjukkan 12°C. Dua belas derajat di jam delapan pagi!... Dan saat saya jalan ke luar sekitar jam 11 tadi, thermometer di depan pharmacie (apotek) menunjukkan 25°C! Memang musim semi sebentar lagi datang. Tapi tetap saja ini masih bulan Maret. Saat-saat begini ini yang suka membuat orang jatuh sakit. Cuaca cerah dan udara hangat, membuat orang suka lupa diri. Menanggalkan jaket dan sweater, padahal belum waktunya. Tertipu angka 25 yang memang jauh bedanya dengan daerah-daerah Prancis lain yang masih bersuhu di bawah 10°C... 12 Maret 2021 pemerintah mengumumkan penutupan sekolah dari TK hingga perguruan tinggi di Prancis melihat perkembangan pandemi mulai Senin 16 Maret. Hari itu Kamis. Belum dua minggu anak-anak zone B kembali ke sekolah sejak liburan musim dingin. Jum'atnya, saya masih ada janji temu untuk check up dengan dokter mata... Saat itu belum banyak yang bermasker. Bahkan WHO dan peme

Saat si Gadis Mulai Bisa Mengenakan Pakaian Mamanya

Hari ini Isra' Mi'raj. Tidak libur di Prancis. Tapi perwakilan Indonesia di Prancis ikut libur. Ada dua teman bercerita menelepon masing-masing kedutaan Paris dan konsulat Marseille berkali-kali. Tentu saja tak ada yang mengangkat telepon! 😂 Pagi ini, Butet melihat prakiraan cuaca bahwa suhu di Cannes cukup hangat. Dia meminta ijin meminjam jaket jeans yang saya beli saat soldes kemarin. Satu-satunya barang soldes yang saya beli. Belum saya pakai sendiri... Kenapa Butet sampai harus meminjam? Bukannya saat soldes banyak belanja untuknya?... Banyak. Bahkan banyak sekali. Kebanyakan celana panjang. Karena memang dia tumbuh cepat sekali tahun lalu. Celana-celananya tahun lalu sudah kependekan... Kami juga membeli banyak sweater untuknya. Anak gadis remaja satu itu tidak mau lagi mengenakan sweater yang sama dalam satu minggu!... 🙄 Memang kami sengaja memanfaatkan soldes juga. Di mana pakaian didiskon sampai 50 bahkan 70%. Kami memesan online dengan niatan memanfaatkan fasilitas

Satu Weekend Lockdown Parsial Lagi

Siang tadi pemerintah mengumumkan bahwa lockdown parsial masih akan diberlakukan akhir pekan yang akan datang ini. Tambah satu. Satu saja dari keputusan dua weekend kemarin. Apakah akan hanya satu? Apakah weekend depannya akan lockdown parsial lagi? Entahlah...  Tapi beginilah kehidupan kami saat ini; menjalani dari hari ke hari saja... Tak bisa  belum bisa membuat rencana jauh ke depan. Semua bisa berubah setiap saat. Menikmati saja. Berusaha menikmati... Senin kemarin saya menelepon ibu. Senin kemarin, akhirnya saya memberanikan diri untuk mengutarakan kemungkinan mundurnya lagi jadwal mudik kami... Sudah lama saya ragu. Tapi tak sampai hati saya menyampaikannya pada ibu. Padahal sebenarnya saya ingin berbagi kekhawatiran. Saya tahan karena tak mau membuatnya kepikiran. Dan kemarin terungkap juga... Mungkin karena kemarin saya tak melihat wajahnya? Karena kemarin kami voice chat saja? Karena kami tak bisa saling melihat ekspresi masing-masing? Karena itu ibu bertanya gamblang dan say

Alah Bisa Karena Terpaksa

Image
Hari Minggu pertama bulan Maret di Prancis dirayakan sebagai hari Nenek. Ada Hari Bapak, Hari Ibu, Hari Nenek, tapi tak ada Hari Kakek. Tak ada Hari Anak, apalagi Hari Cucu. Katanua sih Hari Anak itu pas Natal. Hari di mana anak-anak dimanjakan dengan kado Natal. Karena Natal di Prancis, sudah lebih ke hari raya komersial... Tak cuma Natal. Hari bapak, ibu, atau nenek, juga begitu. Banyak promosi di toko-toko yang berkaitan dengan nenek. Smartphone, tivi, ... Eh?... Ya kan nenek jaman sekarang tuh... 😄 Pemerintah sampai memberikan toleransi spesial bagi toko bunga untuk boleh buka hari ini, padahal hari ini daerah kami masih lockdown parsial... Kami tak merayakan Fête des grandes mères . Lagipula, neneknya anak-anak jauh. Kami juga tak merayakan hari ibu atau hari bapak. Biasa-biasa saja... Hari ini, kami bersantai sepagian. Saya masak ikan sole dengan krim saffron untuk makan siang. Eh? Minggu siang masak?... Ya, tidak ada Ucok sih... Gantinya, kemarin kami delivery untuk makan malam