Genap Satu Tahun WFH

Hari ini tepat satu tahun sejak suami saya mulai bekerja di kantor barunya ... di rumah!... Hahaha... Bukan karena kantornya jadi di rumah. Tapi karena wfh sejak ganti perusahaan... Rancu, ya!? 😅

Ceritanya suami saya diterima di perusahaan baru. Dia resign dari kantor lamanya sejak bulan Desember. Di Prancis, standar untuk resign harus menunggu 3 bulan dahulu sampai berhenti kerja. Demikian juga untuk memulai kerja. Harus menunggu 3 bulan dahulu sebelum bisa mulai di kantor yang baru...

Suami saya resign pertengahan Desember. Karenanya dia masih bekerja di kantor yang lama sampai pertengahan Maret. Namun dia minta ke kantor barunya untuk bisa memulai kerjanya akhir Maret. Biar ada masa transisi untuk pindahan dan sebagainya...

Kantor barunya berbasis di Paris. Karena itulah kami mengadakan perjalanan ke Paris untuk visite ville, mengunjungi kotanya. Sepulang dari sana, kantor sudah menyiapkan tiket pesawat dan kamar hotel untuk suami saya, selama dia mengurusi administrasi penyewaan apartemen yang kontraknya sudah di tangan kami. Tiket tanggal 23, tanggal 17-nya lockdown! Batallah semuanya... 

Setahun ini, kami hidup dalam ketidakpastian. Awalnya rencana pindah rumah di masa libur panjang musim panas. Namun ternyata lockdown diperpanjang, aturan pergerakan penduduk dibatasi, kantor memutuskan memperpanjang WFH bagi karyawannya. Perpajang lagi dan lagi. Hingga saat ini, keputusan terakhir menyatakan WFH hingga Juni-Juli...

Memang itu untungnya perusahaan IT. Pekerjaan karyawannya yang nota bene di depan komputer, bisa dilakukan di mana saja. Tidak harus di kantor. Koneksi ke data perusahaan pun tak ada masalah dengan adanya RSA key...

Tentu ada ruginya juga wfh ini. Misalnya saja tidak bisa business trip. Eh? Saya belum pernah diajak tuh! Paling dapet oleh-oleh saja. Itupun seringnya dibeli di bandara saking padatnya urusan kerja... Tidak bisa business trip ini membuat point miles kami mentok! Eh?... Ah, serius ah!... 😄

Meeting dengan klien dilakukan melalui video conference. Memang penjadwalan bisa dilakukan dengan lebih mudah, tanpa memperhitungkan waktu perjalanan. Namun kadang ini dimanfaatkan dengan menangani beberapa klien sekaligus. Biasanya satu waktu untuk klien, kali ini sekalian saja 2-3 klien. Toh tak perlu berada di lokasi yang kadang terletak di ujung satunya lagi dunia itu!...

Sebagai istri dengan suami yang wfh, ini adalah tantangan tersendiri. Sudah beberapa kali saya ceritakan di catatan pasca lockdown mengenai susahnya mengatur jam makan. Tanpa anak-anak makan di rumahpun tetap saja tak mudah. Padahal bayangannya bisa fine lunch berdua saja yak!?... 😜

Kondisi wfh yang diperpanjang sampai waktu yang tak ditentukan ini juga sulit buat keluarga seperti kami. Dengan anak usia SMP atau SMA. Karena untuk pindah sekolah, tak semudah anak TK atau SD. Kalau anak kuliahan sih, tinggal saja!... 😝

Kesulitan pindah sekolah bukan (cuma) karena mencari sekolah yang bagus. Bagus prestasinya, bagus juga lingkungannya. Tapi juga karena di SMP, apalagi SMA, anak-anak sudah mempunyai program yang spesifik, yang mungkin tak ada di setiap sekolah...

Soal bahasa asing sebagai bahasa ke-3 sesudah Prancis dan Inggris, misalnya. Pelajaran langue vivante 2 (LV2) ini wajib mulai 5e (setara dengan kelas 7). Sekolah Butet menyediakan pilihan Spanyol, Jerman, dan Italia. Tidak semua sekolah memiliki pilihan yang sama...

Memang pilihan bahasa tergantung sumber daya, dan komunitas di sekitarnya. Di daerah kami, beberapa SMP memberikan bahasa Rusia karena memang banyak orang Rusia dan sekitarnya di sini. Saat kami mencari sekolah untuk Butet di daerah Ile de France, ada yang memberikan pilihan bahasa Arab, Cina, Jepang, atau Korea. Dan yang penting, ada beberapa yang tidak memiliki piihan Bahasa Jerman, padahal itu yang diambil Butet!...

Belum lagi dia mengambil Bahasa Latin. Namun ini opsional. Kalaupun terpaksa tidak bisa melanjutkan, tidak apa-apa...

Butet juga mengambil opsi kelas Eropa, di mana ada tambahan jam pelajaran untuk belajar bahasa dan kebudayaan Inggris. Yang ini, kalau tidak dilanjutkan tentunya sayang sekali... 

Saat ini kami sedang berpikir untuk mendaftarkan Butet mengikuti program Dual Diploma yang ditawarkan sekolahnya mulai 3e (kelas 9) tahun depan. Bukan ijazah high school Amerika-nya yang kami kejar. Namun tambahan jam bahasa Inggrisnya yang menarik untuk dipertimbangkan...

Untuk masalah pindah rumah, dipikirkan belakangan lagi sajalah... 😏



Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah