Jetlag Pergantian Jam

Hari Minggu ke dua, lockdown ke-3...

Kemarin saya lupa cerita, tentang suami saya yang ke kota. Ke pasar lagi seperti seminggu yang lalu. Tujuan utamanya adalah ke luar rumah, berganti suasana. Meluruskan kaki juga. Berjalan agak jauh, tidak hanya sirkuit kamar-ruang tamu-dapur-WC saja...

Sudah setahun dia wfh. Tak ada lagi jalan ke halte bis, nyambung ke stasiun kereta, ke halte bis lagi, lalu ke kantornya. Sudah satu tahun juga kami tak berlibur ke luar kota. Butet masih ke sekolah. Saya masih mengantar-jemputnya. Kadang segaja jalan kaki. Suami saya hanya ke luar ke supermarket. Lagi-lagi ke dalam ruangan tertutup. Kebetulan swalayan dekat. Hanya 50 m-an saja...

Beberapa kali saya minta dia membawa Butet ke kota di Sabtu sore. Jalan ke pantai, misalnya. Biar Butet main roller blade di sepanjang Croisette. Saya juga sempat ajak ke pasar di Minggu pagi. Tapi tak mau... Kalau bukan maunya sendiri, sulit juga. Karenanya saya biarkan saja saat dia tiba-tiba ingin ke kota, kemarin siang...

Minggu lalu dia berniat membeli makan siang dari fast food Asia di kota. Pulang-pulang hanya membawa satu porsi tajine dari pasar. Rupanya fast food langganan kami tak buka di saat weekend. Dan karena sudah kesiangan, tinggal satu porsi tajine tersisa di kedai di pasar. Kelabakanlah saya menyiapkan makan siang dadakan!...

Kemarin, saya bersiap dengan situasi yang sama. Harus begitu kan, sebagai ibu-ibu; siap sedia atas segala situasi?...

Ternyata suami saya malah membawa makan lengkap. Bahkan kebanyakan! Ada asparagus dengan sausnya, juga ada sebotol besar sup ikan lengkap dengan croutons dan rouille-nya sebagai makanan pembuka. Hidangan intinya ayam ala provencale lengkap dengan nasi ambyar-nya, padahal masi ada nasi thai sisa kemarin. Suami saya juga membeli dessert berupa tiga porsi crumble buah-buahan... Komplit!... Jadila saya tinggal memanaskan saja...

Suami saya cerita bagaimana ramenya pasar. Tak ada bedanya dengan dulu saat tak ada lockdown. Bedanya cuma bawa semua orang mengenakan masker saja...

Sorenya, saat suami ke swalayan belanja mingguan, katanya di sana rame juga. Tapi dia sudah biasa. Setiap Sabtu sore selalu begitu. Saat lockdown serius dengan diharuskannya membawa attestation sekalipun!...

Hari ini Prancis berganti waktu. Menyesuaikan dengan matahari yang semakin lama menaungi. CEST, Central Europe Summer Time. Bukan CET lagi. Mulai hari ini, pewaktuan di Prancis dan negara-negara Eropa daratan berubah setara GMT+2. Jarak waktu dengan WIB menjadi hanya 5 jam saja...

Malam ini, kami masih belum bisa beradaptasi. Jam 10 malam cest hari ini, sama dengan jam 9 malam cet kemarin. Masih jetlag karena pergantian jam. Butet juga masih belum mengantuk. Kami biarkan saja. Wajar. Bahkan saya pun posting lambat, hari ini...

Semoga besok tak jadi terlambat bangun saja. Apalagi Subuh yang kemarin jam 5 pagi, bergeser menjadi jam 6. Namun itu tak lama. Perlahan akan makin pagi saja. Mengikuti matahari yang makin pagi terbitnya. Sampai puncaknya nanti di bulan Juni, di mana Subuh sudah menjelang jam 4 pagi... 😉



Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah