Putri Menur

20 Maret diperingati sebagai World Storytelling Day. Hari Mendongeng Sedunia. Saya jadi teringat almarhumah Simbah, ibunya ibu saya. Simbah mahir sekali mendongeng...


Di masa saya kecil, Simbah, suka berkeliling menginap di rumah anak-anaknya. Itu adalah saat yang menyenangkan bagi kami, cucu-cucunya. Saya biasa tidur bersamanya saat ada Simbah. Untuk lalu pamer-pamer ke sepupu-sepupu yang lain. Karena artinya, saya mendapatkan dongeng baru dari Simbah!...

Saat agak besar, saya baru menyadari bahwa beberapa dongeng tradisional yang populer kita dengarkan ada kemiripan dengan dongeng versi internasional. Timun Mas mirip dengan kisah Tom si Ibu Jari kan!? Lalu kisah Bawang Putih dan Bawang Merah, misalnya, ada kemiripan dengan kisah Cinderella. Beberapa kisah si Kancil ada persamaannya dengan kisah dalam Fables de La Fontaine...

Ada satu dongeng yang sangat berkesan untuk saya. Sampai saat ini, tidak ada seorang sepupu pun yang teringat pernah didongengi Simbah tentang kisah ini. Dan sampai saat ini, saya belum menemukan kisah ini di internet. Disinggung pun belum ada...


Karenanya, mumpung tema tantangan KLIP minggu ini tentang dongeng, saya ingin menuliskannya di sini. Siapa tahu ada yang kenal...

Kurang-lebih begini ceritanya...

Sakwijining dino, begitu biasanya Simbah memulai dongengnya...

~~~~

Pada suatu hari, di sebuah kerajaan lahirlah seorang putri yang cantik sekali. Sang Raja, memberinya nama Putri Menur. Karena kulitnya putih bersih selayaknya bunga Menur. Ibunda Sang Putri meninggal dunia tak lama saat melahirkan. Sang Raja pun menikah lagi dengan wanita tercantik di seluruh negeri.

Sang Ratu mengasuh dan menyayangi Putri Menur dari bayi. Namun beranjak dewasa, Sang Ratu melihat bahwa Putri Menur tumbuh menjadi gadis yang cantik jelita. Ratu merasa iri dan cemburu mendengar pujian-pujian yang dialihkan ke Putri Menur. Karena selama itu, Ratu lah yang tercantik di seluruh kerajaan.

Sang Ratu menyiapkan sebuah kuali besar berisi ramu-ramuan. Setelah merapal jampi-jampi, dia meminta ditunjukkan siapa yang tercantik di kerajaan itu. Di permukaan air, tampaklah wajah Putri Menur! 

Terbakar kemarahan, Sang Ratu pun berniat melenyapkan Sang Putri. Dipanggilnya seorang pemburu kepercayaannya, dimintanya untuk membunuh Putri Menur dan membawa kembali jantungnya sebagai bukti.

Si Pemburu membawa Putri Menur ke hutan. Namun dia tak membunuh Sang Putri. Dia tak sampai hati. Tidak hanya cantik wajahnya, Putri Menur cantik juga hatinya. Putri Menur selalu baik dan sopan kepada siapa saja. 

Pemburu pun membawanya Sang Putri ke sebuah gubug di tengah hutan. Diceritakannya tentang niat jahat Sang Ratu. Dimintanya Putri Menur untuk bersembunyi di dalam hutan, paling tidak untuk sementara waktu.

Si Pemburu kembali ke istana dengan membawa jantung rusa. Dikatakannya kepada Sang Ratu bahwa itu adalah jantung Putri Menur. Ratu pun merasa senang. Meski begitu, dia tak boleh terlalu terlihat bahagia karena tentu saja Sang Raja bersedih karena putrinya dinyatakan hilang tersesat di hutan.

Kepuasan Sang Ratu tak bertahan lama. Dia mulai bertanya-tanya, jangan-jangan masih ada perempuan yang lebih cantik darinya di negri itu. Kembali dia menyiapkan kuali ajaibnya. Ditanyakannya lagi siapa yang tercantik di seluruh kerajaan.

Alangkah marahnya Sang Ratu saat permukaan air dalam kuali memperlihatkan Putri Menur di depan sebuah gubug di tengah hutan. Namun Ratu tak memanggil si Pemburu. Dia memilih bertindak sendiri!

Ratu pergi ke hutan, menyamar sebagai nenek-nenek tua penjual bunga. Ditawarkannya sekuntum bunga Mawar kepada Putri Menur. Saat Sang Putri menerimanya, jarinya tertusuk duri Mawar. Kepalanya pening dan dia pamit pergi berbaring. Untuk tidak terbangun lagi!

Rupanya bunga Mawar itu beracun. Barang siapa tertusuk durinya, akan tertidur selama-lamanya. Bahkan kuali ajaib pun menganggap Sang Putri sudah tiada. Membuat Sang Ratu menjadi yang tercantik di seluruh kerajaan.

Takdir berkata lain. Seorang Pangeran kerajaan tetangga yang sedang berburu rupanya tersesat. Dan dia menemukan gubug Putri Menur secara tidak sengaja. Saat diketuk pintunya tak ada yang membuka, Sang Pangeran masuk dan menemukan Sang Putri terbaring pucat di tempat tidurnya. Sang Putri bernafas. Namun tak terbangun juga meski sudah dipanggil-panggil dan digoyang-goyangkan badannya. 

Sang Pangeran merasa sedih. Putri yang cantik tak mau terbangun juga. Air mata Pangeran pun tak terasa menggenang, lalu menetes. Saat tetesan air mata itu jatu di pipi Putri Menur, Sang Putri membuka matanya. Dia terbangun!

Putri Menur pun bercerita kepada Pangeran tentang apa yang telah terjadi. Mereka lalu kembali ke istana menghadap ayah Sang Putri. Sang Raja pun lalu menghukum Sang Ratu. Memenjarakannya seumur hidup.

Putri Menur menikah dengan Pangeran, menyatukan kedua kerajaan, memimpin dengan adil bijaksana, hidup bahagia seterusnya.

~~~~

Bagaimana? Mirip sekali dengan cerita Putih Salju, bukan!? Dengan sedikit paduan Putri Tidur untuk jari yang tertusuk, meski bukan oleh jarum pemintal. Mungkin memang adaptasi Simbah dengan memadukan kearifan lokal, karena apel merah kan termasuk buah mahal di Indonesia. Apalagi di jaman saya kecil dulu, di tahun 80-an...

Modifikasi juga untuk cara Pangeran membangunkan Sang Putri. Karakter Jawa Solo-nya Simbah mungkin sungkan menceritakan tentang cium-ciuman pada cucunya yang masih anak-anak?... 

Jadi, apakah Anda mengenal kisah ini? 

Kalau tidak, kisah ini akan benar-benar menjadi kenangan terindah saya dengan Simbah. Saya spesial untuk Simbah. Karena beliau menciptakan sebuah dongeng yang hanya diceritakan khusus kepada saya saja...

Al-Fatihah... 😇


Comments

Popular posts from this blog

Investasi untuk Anak

Berbagai Hidangan Kambing Khas Solo

Blogger Curcoler? Yes!