Satu Weekend Lockdown Parsial Lagi

Siang tadi pemerintah mengumumkan bahwa lockdown parsial masih akan diberlakukan akhir pekan yang akan datang ini. Tambah satu. Satu saja dari keputusan dua weekend kemarin. Apakah akan hanya satu? Apakah weekend depannya akan lockdown parsial lagi? Entahlah... 

Tapi beginilah kehidupan kami saat ini; menjalani dari hari ke hari saja... Tak bisa belum bisa membuat rencana jauh ke depan. Semua bisa berubah setiap saat. Menikmati saja. Berusaha menikmati...

Senin kemarin saya menelepon ibu. Senin kemarin, akhirnya saya memberanikan diri untuk mengutarakan kemungkinan mundurnya lagi jadwal mudik kami...

Sudah lama saya ragu. Tapi tak sampai hati saya menyampaikannya pada ibu. Padahal sebenarnya saya ingin berbagi kekhawatiran. Saya tahan karena tak mau membuatnya kepikiran. Dan kemarin terungkap juga...

Mungkin karena kemarin saya tak melihat wajahnya? Karena kemarin kami voice chat saja? Karena kami tak bisa saling melihat ekspresi masing-masing? Karena itu ibu bertanya gamblang dan saya menjawab lugas?...

Sulit untuk optimis bisa mudik. Melihat kondisi pandemi yang belum menunjukkan jalan terang. Melihat distribusi vaksinasi yang belum merata. Melihat pasien ICU masih bertambah saja...

Senin kemarin, siswa zone B kembali ke sekolah. Lycée (SMA) di yayasan yang sama dengan collège (SMP) Butet memutuskan untuk memberlakukan classe hybride. Bergantian setengah kelas 3 hari dan 2 hari...

Selasa kemarin, kelas Butet dibagi dua untuk pelajaran olah raga. Satu Selasa untuk siswa perempuan, minggu depannya untuk siswa laki-laki. Dimulai dengan kelompok perempuan dahulu. Olah raga volley. Lapangan tak cukup untuk menjaga jarak aman. Keputusan membagi kelaslah yang diambil...

Pulang sekolah, Butet bahkan mengungkapkan adanya kemungkinan akan diberlakukannya classe hybride juga untuk collège. Kita lihat saja. Karena kabarnya, untuk lycée-pun, keputusan baru diambil Jum'at sebelum masuk Senin-nya...

Sekolah mengirimkan e-mail, menawarkan tes covid di sekolah. Orang tua murid harus menandatangi ijin dan siswa harus didaftarkan untuk mengatur jadwal. Pendaftaran paling lambat Rabu jam 12 siang. Saya lupa. Dan Butet sendiri tidak mau. Apalagi dia tak mendengar soal itu dari teman-temannya...

Sulit untuk optimis bisa mudik tahun ini. Tapi tetap berharap semoga pandemi lekas berlalu, semua segera kembali aman, nyaman, tanpa kekhawatiran... 🙏



Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah