Satu Tahun Sejak Lockdown 1.0

Ya, tak terasa sudah satu tahun berlalu sejak hari pertama diberlakukannya lockdown pertama di Prancis. 17 Maret 2020, pukul 12 siang. Paginya, orang berbondong ke supermarket membeli bahan kebutuhan sehari-hari. Akibatnya, tentu saja rak-rak supermarket menjadi kosong. Dan itu yang menjadi viral, dijadikan "bukti" bahwa stok makanan tidak cukup. Mebuat panik dan resah saja...

Pemerintah sudah menjamin ketersediaan bahan makanan. Dan pada kenyataannya semua baik-baik saja. Memang sempat terjadi kelangkaan terigu. Tapi itu memang efek dari keserakahan manusia yang menimbunnya saja...

Terjadi eksodus besar-besaran pada tanggal 16. Karena Senin malam itu sudah dijadwalkan pidato Presiden di televisi. Semua orang sudah menduga diberlakukannya lockdown ini. Bagaimana tidak? Kasus makin meningkat, negara-negara tetangga sudah memberlakukan lockdown juga...

Eksodus bahkan sudah terjadi sejak akhir pekan sebelumnya. Saat diumumkannya penutupan sekolah-sekolah, orang sudah memperkirakan bahwa lockdown akan mengikutinya. Banyak orang dari Ile de France (Paris dan sekitarnya) yang bergerak ke selatan. Menuju rumah ke dua (atau ke tiga, ke empat, ...) atau bergabung dengan keluarga besarnya. Mencari daerah dengan iklim yang lebih menyenangkan. Atau memang untuk pulang, karena banyak juga yang di Paris anya untuk bekerja dan pulang di setiap weekend kembali ke keluarganya...

Eksodus ini berdampak sekali. Saat itu Ile de France merupakan daerah merah. Eksodusnya orang-orang, mendukung persebaran virus ke segala penjuru Prancis. Saya ingat bagaimana orang-orang dengan angkuhnya bilang kalau lockdown tidak ada gunanya saat kasus melonjak tinggi di minggu-minggu pertama lockdown... 😥

Tapi manusia memang mudah lupa. Saat kondisi sudah membaik, lalu memburuk lagi dan diberlakukan lockdown, tetap saja orang melakukan rush dan exodus. Jangankan untuk lockdown nasional ke-2. Lockdown parsial yang hanya sepanjang akhir pekan dan awalnya hanya untuk dua kali saja, orang berbondong ke luar daerah. Mungkin curiga bahwa yang parsial itu akan berkembang jadi nasional?...

Yang jelas sore ini tak ada pengumuman apapun dari pemerintah. Sudah berapa Rabu menunggu saja, langkah apa yang akan diambil pemerintah untuk menyegerakan selesainya pandemi ini. Situasi belum jelas. Belum ada titik terang yang bisa memberi harapan baik. Yang bisa dilakukan hanya menjalaninya saja. Sambil berusaha menikmati. Dengan terus berdoa. Dan tentunya berusaha aktif dengan tetap menjaga protokol kesehatan...

Pagi tadi, untuk pertama kalinya Butet berangkat sekolah naik bus sendiri. Sampai saat ini, jika naik bus ke sekolah pun tak pernah sendiri. Selalu diantar atau bersama abangnya... Tidak benar-benar ke sekolah sih, pagi ini. Butet berjanji temu dengan sahabatnya di kota. Mereka ingin memanfaatkan 2 jam kosong di pagi hari karena gurunya absen...

Butet cerita bahwa selain jalan-jalan melihat-lihat toko yang buka lebih pagi sejak diberlakukannya jam malam yang membuat harus tutup cepat, mereka ke pantai. Duduk-duduk santai sambil sarapan dengan viennoiserie yang mereka beli di boulangerie di kota. Nyaman, katanya. Belum banyak orang. Butet dan sahabatnya berniat mengulang kembali nanti, saat giliran olah raga di hari Selasa jatuh pada siswa laki-laki...

Siang tadi saya jemput Butet berjalan kaki. Saya mengambil jam tangan yang direparasi, dan kami ke toko sepatu, mencari converse untuk Butet. Tapi itu cerita lain lagi... 😉



Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah