Protokol Pandemi di Sekolah

Mulai hari ini, diberlakukan protokol pandemi baru untuk lingkungan sekolah. Ya, berubah lagi! Saya sudah kehilangan jejak, berapa kali protokol ini diubah sejak rentrée nouvel an, kembali sekolah di tahun baru 2022 kemarin...

Perubahan protokol yang sering dalam waktu kurang dari 2 minggu ini tentu saja membingungkan sekolah dan orang tua. Sekolah untuk merencanakan kegiatan belajar-mengajar, orang tua untuk mengatur pengurusan anaknya. Apalagi untuk orang tua yang keduanya bekerja...

Tak heran, Kamis kemarin ini para guru melakukan mogok kerja. Sindikat wali murid pun mendukung dengan mengajak para orang tua untuk melakukan demonstrasi. Demonya dengan cara tidak memasukkan anak-anak ke sekolah!

Protokol yang diberlakukan hari ini disederhanakan. Untuk mempermudah penerapannya bagi sekolah dan juga orang tua.

Penjemputan Anak Cas Contact

Masih ingat saat saya harus hectic menjemput Butet padahal baru setengah jam-an sampai di rumah sesudah mengantarnya?

Di protokol yang baru, yang sebenarnya juga sudah diterapkan di protokol sebelumnya tapip sesudah yang berlaku saat Butet dinyatakan cas contact, siswa tidak perlu langsung meninggalkan sekolah. Siswa bisa tetap mengkuti pelajaran hingga dijemput saat jam makan siang atau di sore hari, di akhir pelajaran hari itu...

Keputusan ini tentu mempermudah para orang tua yang tidak se-available saya. Tidak semua orang bisa serta-merta meninggalkan pekerjaannya untuk menjemput anak ke sekolah. Tidak semua siswa memiliki seseorang yang bisa menjemput mereka di luar orang tuanya...

Ini juga membantu sekolah yang tidak lagi perlu mengadakan ruang isolasi. Selama ini, jika memang anak belum dijemput, akan dikarantina di salah satu ruangan sekolah. Ya kalau yang di karantina hanya 1-2 anak. Kalau lebih?... Apalagi cas contact di kelas biasanya lebih dari satu, kan!?...

Selain itu, protokol ini juga mempermudah pengorganisasian proses belajar-mengajar. Tidak ada lagi anak diminta keluar dari kelas di tengah-tengah pelajaran seperti Butet waktu itu. Tidak aja membuat panik anak, tapi tentu mengganggu pejalaran yang sedang berlangsung...

Hanya Perlu Autotest

Anak-anak yang dinyatakan cas contact harus segera melakukan tes Covid-19. Entah itu antigen, ataupun PCR. Tapi harus dilakukan secepatnya untuk segera bisa kembali ke sekolah...

Untuk Butet yang bisa langsung saya jemput waktu itu, tentu tidak sulit. Kami bisa langsung ke apotik melakukan tes antigen. Hasil negatif, esoknya bisa kembali ke sekolah. Siangnya sudah bisa, sebenarnya. Tapi dari sekolah sudah dinyatakan izin seharian. Ya sudah, dimanfaatkan saja sekalian...

Berbeda kasusnya untuk anak yang harus menunggu sampai jam sekolah selesai. Saat pulang, kebanyakan tempat tes. Akan sulit melakukan tes antigen untuk mengejar kembali ke sekolah keesokan harinya...

Karena itu, pemerintah memutuskan untuk tidak mewajibkan antigen atau PCR. Cukup autotes saja. Tiga paket autotes bisa didapatkan gratis di apotik untuk siswa cas contact. Satu untuk hari itu, satu untuk H+2, dan satu lagi untuk H+4. Tetap sama dengan protokol yang ditetapkan di awal... 

Kondisi gratis itu ada syaratnya! Siswa harus berusia di bawah 12 tahun, atau di atas 12 tahun dengan skema vaksin yang lengkap!...

Kami sendiri lebih suka dites oleh orang yang memang memiliki keahlian itu. Tes sendiri di rumah rasanya kurang mantap. Apalagi autotes tidak mengambil sampel jauh di rongga hidung. Dan memang tak mungkin juga kalau bukan ahlinya...

Satu Surat Pernyataan

Di protokol sebelumnya, selain menyerahkan hasil tes negatif, orang tua siswa harus membuat dua surat pernyataan lagi. Masing-masing di setiap hasil autotes negatif...

Mulai hari ini, orang tua cukup membuat satu surat pernyataan saja. Surat pernyataan bahwa tes atau autotes pertama negatif, berjanji melakukan autotes di H+2 dan H+4, dan tidak akan memasukkan anaknya ke sekolah jika hasilnya positif...

Waktu itu, sekolah Butet tidak meminta surat pernyataan sama sekali. Entah karena percaya pada orang tua murid, atau karena bingung dengan seringnya perubahan protokolnya sendiri. Hanya perlu membawa hasil tes pertama negatif saja. Dan dengan protokol baru ini, memang senada dengan yang kami alami sendiri...

Kesadaran Menjaga Diri dan Sekitar

Di sisi sekolah, pemerintah hari ini mengumumkan penyediaan masker untuk para guru, terutama guru maternelle dan primaire yang siswanya tidak wajib bermasker. Pemerintah juga menyiapkan guru pengganti guru yang harus absen karena Covid, agar kelas tetap bisa dibuka...

Melihat kondisi yang tidak mendukung, pemerintah mempertimbangkan diundurnya beberapa jadwal ujian. Namun ini masih belum diputuskan...

Kalau dilihat sekilas, memang tak ada kontrol yang jelas dengan protokol pandemi di sekolah ini. Masyarakat diminta kesadarannya untuk saling menjaga kesehatan. Tak hanya untuk diri sendiri, namun juga untuk orang-orang di sekitarnya... 

Tetap saja berharap semoga tidak ada perubahan protokol lagi. Capek juga kalau tiap kali ada kejadian kita harus cek protokolnya masih sama atau tidak... đŸ˜…


Comments

Popular posts from this blog

Berbagai Hidangan Kambing Khas Solo

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi