Lockdown 2.0 - Hari ke Dua Puluh Satu

Tiga minggu sudah, tak begitu terasa. Memang buat kami dengan suami yang memang sudah harus WFH sejak lockdown pertama, Ucok yang tetap kuliah online, dan Butet yang kembali ke bangku sekolah, semua tidak ada bedanya...

Lockdown baru terasa saat mau ke boulangerie untuk sekedar membeli baguette; harus membuat attestation dahulu. Tidak bisa keluar sewaktu-waktu seperti saat bukan lockdown. Saya yang harus membawa attestation untuk mengantar jemput Butet? Tidak terasa. Karena kertas attestation sudah siap di tas. Satu kali print untuk seterusnya...

Hari ini Butet pulang naik bis lagi. Saya jadi menganggur. Jeleknya, waktu yang tersisa tak tersalurkan dengan baik jika tak dipaksa agenda. Hasilnya saya jadi lebih banyak menonton drama ketimbang melanjutkan MOOC yang memang tak ada deadline dalam waktu dekat...

Tapi duduk saja, bosan juga. Nonton drama, capek juga... Sebelum saat menyiapkan makan siang, saya sempatkan olah raga sebentar. Walk at Home di Youtube, 30 menitan saja. Seperti Selasa kemarin. Semoga bisa kembali rutin layaknya lockdown pertama...

Memang sejak pandemi dan Butet kembali sekolah, frekuensi jalan kaki saya jadi berkurang banyak. Apalagi réconfinement ini. Tak mau ambil resiko dikontrol saat menjemput sekolah. Tak ada alasan jalan ke kota karena toko-toko pada tutup semua...

Semoga semua lekas kembali aman, nyaman, tanpa kekhawatiran... 🙏

Comments

Popular posts from this blog

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi

Pindah or not Pindah