Tetap Curcol

Dari awal, saya sudah meniatkan blog ini sebagai ajang curhat saya. Ya, saya dengan mantap menyatakan diri sebagai blogger curcoler! Tak ada niche khusus. Curhat saja. Menuliskan tentang apa saja yang ada di kepala...

Seperti yang digambarkan posting pertama di blog ini, saya ingin mencatatkan saja perjalanan hidup saya, terutama milestone anak-anak. Kembali mencatat setelah lama vakum. Padahal saya sudah sempat aktif ngeblog saat anak-anak masih kecil... 

Tak ada niatan untuk naik ke Top Level Domain. Bukan mau branding diri juga. Makanya tulisan yang ada di sini mengalir saja. Campur-campur segala macam tema. Campur-campur juga segala tingkat kualitasnya!

Memang selain ajang curhat, menggunakan blog ini jugalah saya mengikuti tantangan dari komunitas yang saya ikuti; Kelas Literasi Ibu Profesional dan Mamah Gajah Ngeblog...

Tulisan untuk tantangan, jelas beda dengan tulisan curhat harian. Tulisan tantangan dibuat dengan pemikiran. Dengan riset meski mungkin masih kurang mendalam...

Tulisan curhat hanyalah free writing saja. Meski pada senor blogger menyatakan bahwa free writing itu hanya untuk latihan, free writing tidak untuk dipublikasikan, terserah mereka! Tujuan saya blogging kan memang berbeda!...

Tapi dari awal saya sudah menetapkan batasan. Pertama, tidak menyebutkan nama. Kecuali ya, nama diri sendiri. Itupun akhirnya harus diungkapkan karena mengikuti komunitas...

Ke dua, tak ada cerita sedih! Saya tak mau diingatkan atas kepedihan di masa lalu. Saya mau mencatat hal-hal yang menyenangkan saja. Salah satu fungsi catatan kan untuk mengembalikan memori tuh. Nah, saya mau memori yang tersisa tu yang seneng-seneng saja lah...

Lalu, kenapa kemarin menulis tentang sakitnya Butet?

Alasan utamanya adalah untuk menghindari mengulang-ulang cerita yang sama. Kebetulan Senin dan Selasa ada beberapa teman yang ingin mengajak ngobrol. Ada juga yang minta saya membantunya menyelesaikan sesuatu...

Saat itu saya bilang tak bisa. Hanya menjelaskan sedikit bahwa harus merawat Butet di hari Senin, dan terus terang sedang emosional di hari Selasa. Tak ada waktu, dan tak bisa berpikir jernih. Saya perlu memberi penjelasan kan!?...

Menulis pesan atau melepon satu per satu sungguh akan memakan waktu. Dan riskan saya mengulang hal yang sama pada orang yang sama. Karena itulah saya memilih menuliskannya di blog ini. Dan ini juga salah satu alasan saya dulu memulai blog hampir 20 tahun yang lalu!: agar tidak perlu mengulang-ulang cerita bagi teman dan keluarga yang berada di kejauhan...

Sebelumnya, saya sudah menuliskan juga tentang operasi usus buntu 4 tahun yang lalu. Kemudian ada beberapa catatan tentang masalah lutut kiri saya. Dan kemarin itu, saya ingin mencatatkan bahwa kepanikan dan ketakutan itu wajar, asal tak terlarut di dalamnya...

Ya! Saya tetap mencatatkan hal-hal yang mungkin tidak menggembirakan, namun HANYA saat masalah itu SELESAI! Selesai dengan baik dan menyenangkan, tentunya...

Heu, kecuali soal lutut. Yang entah kapan bisa terselesaikan. Tapi memang itu untuk mencatat tahapannya juga sih. Dan menurut saya tidak terlalu menyedihkan juga...

Untuk sakit perut Butet, insya Allah sudah selesai. Kemungkinan masalah dengan makan siangnya menjadi kecurigaan terbesar. Karena sesudah itu, semua kembali normal. Rabu sudah bisa main sepatu roda, dan kemarin sudah minta izin ke pantai bersama teman-temannya ... untuk mengerjakan tugas!!!

Butet sudah bisa makan kari Jepang level hot. Kemarin minta indomie goreng rendang. Dia juga sudah langsung kembali makan di kantin sejak Selasa ... dengan menghindari menu burger, tentunya!!!


Comments

Popular posts from this blog

Berbagai Hidangan Kambing Khas Solo

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi