Brevet Blanc Ke Dua Butet - H1

Hari ini Butet brevet blanc ke dua. Hari pertama. Bidang studi Bahasa Prancis 4 jam, lalu matematika 2 jam. Di potong makan siang 1,5 jam...

Kemarin, Butet tak terlalu belajar. Banyak tidur, malahan... Pasti sama juga dengan saya dan papanya: capek!

Saya sendiri tak memaksa. Butet punya sistem belajar yang lumayan bagus. Belajar sedikit demi sedikit setiap harinya. Malam sebelum ujian, tak perlu lagi ngebut semalaman seperti mamanya dulu waktu seusianya... Eh?... Hehehe...

Saya biarkan dia santai. Pengalaman dengan abangnya dulu pun begitu. Malam sebelum ujian justru harus merilekskan dirri. Menghindari ketegangan yang justru akan mengganggunya keesokan harinya...

Pulang sekolah, Butet mengeluh kurang maksimal untuk Bahasa Prancis. Ada bagian esai. Dan dia merasa tak menguasai temanya...

Yah, kita lihat saja nanti hasilnya bagaimana. Bukan cuma nilai perorangan anaknya. Tapi lebih lagi perbandingannya dengan nilai rata-rata kelasnya...

Hari ini, setelah sekian lama, saya menerima sahabat saya di rumah. Terakhir kali kami bertemu adalah sebelum Ramadan. Saat itu kami bertemu di boulangerie (toko roti) yang tak jauh dari rumah. Masalahnya, suami bekerja di rumah...

Seminggu ini pun suami saya bekerja di rumah. Tapi saya sudah meminta izin mengundang sahabat saya itu. Masalahnya, saya ada janji temu di rumah sakit siangnya. Saya tak mau terlalu terburu-buru. Karena dengan sahabat saya ini, sulit sekali membatasi waktu berbincang!...

Saya sajikan sisa rendang kemarin siang. Ditambah memanggang ayam yang sudah saya rendam semalaman. Sayangnya, entah mengapa saya lupa mematikan oven saat mematikan alarm! Hasilnya, ayamnya kering! Tidak gosong sih. Malah kriuk-kriuk renyah. Garing seperti ayam goreng ala Indonesia. Tapi entah apakah anak-anak sahabat saya, penggemar sekaligus penemu nama Ayam Tante Alfi akan menyukainya... 

Senang, kembali bertemu dengannya. Kami membicarakan segala macam, ngalor-ngidul tentang apa saja yang kami alami selama sebulan lebih tak bertemu. Tentang anak-anak yang sudah lama juga kami saling tak berjumpa...

Sejak kepindahan salah satu sahabat lain kami ke Inggris, praktis hanya sahabat satu ini, orang Indonesia yang saya temui. Pandemi juga mendukung sih... Atau tidak mendukung?... Saya jadi tak bertemu dengan teman-teman sesama Indonesia lainnya. Makanya ke Konsulat kemarin adalah kesempatan yang sangat ditunggu...

Bukannya kami jadi putus kontak ya. Saya masih tetap berkabar dengan teman-teman yang lain. Tapi sebatas whatsapp atau telepon saja. Apalagi saya jadi makin kurang pede buat menyetir jauh sejak ada masalah lutut...

Janji temu rumah sakit tentang lutut? Itu cerita lain lagi saja ya...

Sore ini Butet terlihat lebih serius belajar. Memang besok bahan ujiannya untuk pagi Histoire-Geographie dan EMC (Education Morale et Civic), lalu siangnya Science yang terdiri atas Physique-Chimie dan Technologie. Terutama bahan pagi yang memerlukan banyak hafalan. Butet membuat catatan-catatan...

Malam ini akhirnya saya memasak bebek kalengan canard confit oleh-oleh suami dari Toulouse. Senin sepulang dari Marseille, perut saya dan suami masih mode puasa. Rasanya tak lapar. Hanya Butet yang lapar. Rencana masak confit de canard pun batal lagi. Kami memesan bowl untuk Butet, sup untuk saya dan suami. Yang ringan-ringan saja...


Comments

Popular posts from this blog

Berbagai Hidangan Kambing Khas Solo

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi