Idulfitri 2022

Kalau yang berada di tanah air sendiri mudik Lebarannya ke rumah orang tua, kami yang sedang berada di perantauan mudik ke Wisma Indonesia. Ke rumah dinas perwakilan Indonesia di negara tempat merantau. Rumah dinas Duta Besar atau Konsul Jenderal. Sayangnya, tahun ini tidak semudah itu!

Pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan yang bagi kami, para perantau, tidak masuk akal! Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia melarang pejabat negara mengadakan open house di Hari Lebaran!...

Aturan yang tertuang dalam Surat Menteri PANRB Nomor B/123/M.KT.02/2022 ini berlaku juga untuk Duta Besar dan Konsul Jenderal sebagai pejabat negara di bawah Kementrian Luar Negeri. Salat Idulfitri boleh, tapi sesudah itu bubar. Tak boleh ada acara kumpul-kumpul makan-makan mengundang warga berbanyakan. Dengan alasan pandemi!...

Butet yang mendengar penjelasan ini di akhir salat Idufitri terkejut, "Jadi kita kriminal? Melanggar aturan? Bisa jadi tahu-tahu ada polisi datang dan menghukum kita?"

Saya jelaskan bahwa tidak! Larangan tersebut merupakan peraturan pemerintah Indonesia. Yang seharusnya ada pengecualian bagi perwakilan di luar Indonesia yang situasi pandeminya sudah lebih baik ketimbang di tanah air...

Jadi tak akan ada polisi Prancis datang untuk menertibkan. Kecuali kalau memang ada kerusuhan. Atau penduduk sekitar melaporkan keluhan. Karena di Prancis sudah tidak ada lagi larangan untuk mengadakan perkumpulan dalam jumlah besar...

Tak urung, perwakilan Indonesia yang berada di Prancis berhati-hati. Tidak mengadakan open house tahun ini. Sholat Idulfitri tetap diadakan, tapi tak ada makan-makan besar seperti biasa. Untuk sholat pun tidak sebebas biasanya. Peserta diminta mendaftar terlebih dahulu. Dibatasi 100 peserta saja. Padahal ini adalah Lebaran pertama yang mungkin dirayakan secara besar-besaran di Prancis sejak adanya pandemi!...

Tentu banyak warga Indonesia yang kecewa. Banyak yang bukan muslim yang ingin datang juga. Bertemu sesama saudara sebangsa. Berkumpul keluarga layaknya saat di Indonesia. Ke rumah kami. Rumah perwakilan negara kami di perantauan...


Saf salat Idulfitri di Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Marseille pagi ini penuh. Beberapa jamaah pria bahkan harus salat di teras. Meski tanpa iming-iming open house dan makan-makan, kami tetap datang, rindu berlebaran bersama keluarga Indonesia. Kangen bertemu, berbincang dengan teman sesama Indonesia yang tinggal berjauhan dan hanya bertemu saat Lebaran dan perayaan Hari Besar Indonesia lainnya. Rela mengambil cuti, memboloskan anak-anak dengan alasan janji temu administrasi, atau bahkan ada yang beralasan sakit!...

Sampai saat ini, tak ada libur keagamaan selain untuk agama Katolik di Prancis. Saya sendiri tak mau berbohong. Menelepon sekolah menyatakan bahwa Butet absen karena mengikuti peringatan Idulfitri di Konsulat Indonesia. Kata Butet, saya beruntung bahwa penerima telepon adalah petugas administrasi sekolah yang terkenal baik hatinya. Si ibu mengatakan kalau absen Butet dicatat dengan alasan "janji temu administratif"! Dia hanya bisa klik dari pilihan yang ada, katanya, saat mendengar reaksi refleks geli saya...

Saya sendiri sudah bersiap. Kalau sekira alasan absen ditolak, saya akan memaksakan kenyataan bahwa tidak mungkin meninggalkan Butet sendirian dalam waktu lama di rumah. Apalagi memang kami berangkat kemarin, kan!?...

Tak ada aturan jelas mengenai batasan umur anak yang bisa ditinggalkan sendiri di rumah. Tapi kalau sampai ada apa-apa dengan Butet yang belum dewasa selama kami tinggalkan, kami bisa kena hukuman penjara, denda, atau bahkan ditarik hak asuhnya!... NaudzubiLlaah...

Dengan argumentasi itu, saya bisa meminta absen Butet dicatat dengan alasan "keperluan keluarga". Tapi karena petugas administrasi berinisiatif lain, ya saya terima saja...

Sore ini saya tuliskan dalam surat izin di buku komunikasi yang harus divalidasi sekolah besok, bahwa Butet absen karena ada janji temu di Konsulat. Tak perlu lah, saya tuliskan administratif. Karena itu tidak benar. Tapi janji temunya sendiri benar. Bahkan kami harus mendaftar segala, kan!?...    

Semoga ke depannya pemerintah lebih rinci dalam membuat keputusan. Lebih bisa melihat kondisi lokal perwakilannya di luar negeri. Tidak menyamaratakan dengan kondisi dalam negeri. Sehingga saat kami dan warga Indonesia lain yang berada di perantauan tak bisa mudik ke rumah orang tua, kami bisa mudik ke rumah perwakilan negara kami dalam kondisi yang lebih bebas dan menyenangkan. Aamiin... 

Selamat Idulfitri 1 Syawal 1443H
TaqabbalaLlaahu minna wa minkum
Minal aidin wal faizin
Mohon maaf lahir dan batin 🙏


Comments

Popular posts from this blog

Berbagai Hidangan Kambing Khas Solo

Memimpikan Bandung Tanpa Macet

Televisi